Ridwan Kamil Tulis Surat Tantangan untuk Bobotoh
Nasib malang harus dirasakan oleh salah seorang Bobotoh, sebutan pendukung klub Persib Bandung bernama Ricko Andrean saat menyaksikan laga antara Persib vs Persija Jakarta dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 pekan ke-16 pada Sabtu (22/07/17) lalu.
Bagaimana tidak, dirinya menjadi korban pemukulan oleh oknum Bobotoh lain, yang sempat mengiranya sebagai pendukung Persija, The Jakmania. Meski sudah mengatakan bahwa dirinya bukanlah Jakmania, Ricko tetap mendapat bogem mentah di sekujur kepala dan tubuhnya.
Baca Juga |
Pemukulan itu sendiri baru berhenti setelah salah satu rekannya menunjukkan KTP milik Ricko. Namun, akibat parahnya pukulan yang ia terima kondisi Ricko menjadi kritis dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Berbagai pihak pun silih berganti untuk datang menjenguk dan melihat kondisi terkini dari Ricko termasuk bos Persib, Umuh Muchtar. Dalam kunjungannya itu, Umuh tidak hanya sekadar melihat kondisi Ricko, tapi juga memastikan bahwa pihaknya juga menyatakan akan menanggung seluruh biaya rumah sakit selama ia dirawat.
Terbaru, walikota Bandung, Ridwan Kamil juga turut datang untuk melihat kondisi Ricko yang masih belum sadarkan diri. Hal itu ia tunjukkan dalam posting-an terbaru di akun Instagram pribadinya.
Dalam caption foto tersebut, suami Atalia Praratya tersebut pun menyayangkan tindakan pemukulan yang dilakukan oleh oknum Bobotoh kepada Ricko.
"Coba kamu-kamu, oknum Bobotoh yang menyiksa Ricko, Bobotoh Cicadas, yatim piatu pula, saat Persib lawan Persija, berani gak gentle datang minta maaf? Dia saat ini kritis dengan luka-luka di sekujur tubuhnya di RS Santo Yusup. Jika hukum dunia tidak mendapatimu, semoga hukum Allah yang akan mengejarmu!" tulis Ridwan.
"Sepakbola itu tentang persatuan, tentang kejujuran, tentang fair play. Emosi negatif, provokasi anarki, bully, lempar botol, lempar flare, apapun alasan-alasannya tidaklah dibenarkan."
"Fanatisme sepakbola bukanlah ajang untuk pelampiasan emosi yang merusak. Bukan ajang untuk permusuhan, bukan tempat untuk bunuh-bunuhan. Mari fokus pada prestasi bukan pada anarki. Mari dewasa kayak El Clasico Spanyol. aman. tertib . Bisa?" tutup Ridwan.