Cerita 'Indra Sjafri' India Bangun Skuat Timnas U-17
India bakal menjadi tuan rumah dalam ajang Piala Dunia U-17 yang bakal dihelat Oktober 2017 mendatang. Ajang ini akan diikuti oleh 24 negara yang bakal memperebutkan trofi bergengsi ini.
Timnas U-17 sendiri bakal berada sebagai unggulan di pot 1 dalam drawing pembagian grup. India bakal berada satu pot dengan Meksiko, Brasil, Mali, Prancis, dan Jerman di pot 1.
Tentu saja hal ini membuat India enggan malu dua kali dalam turnamen ini. Berlaga sebagai tuan rumah dan tim unggulan, India wajib mempersiapkan skuatnya dengan apik.
Perjalanan membangun skuat muda potensial sendiri telah dimulai India sejak tahun 2015, atau 3 tahun sebelum mereka turun dalam ajang ini.
Sebagai salah satu negara dengan penggemar sepakbola tidak terlalu banyak, tentu saja menjadi tantangan sendiri bagi tim pelatih untuk membentuk tim. Tapi hal tersebut bukanlah hal yang mustahil dilakukan.
India kemudian menunjuk Stephen Constantine sebagai pelatih kepala. Penunjukan ini sendiri diikuti oleh diangkatnya seorang yang bakal menjadi sosok utama penemu bakat muda dari negara dengan luas 3,287 km2 ini.
Seperti dilansir dari Livemint, Federasi Sepakboal India (AIFF) turut menugaskan Abhishek Yadav sebagai Direktur Pembinaan Usia Muda.
Inilah gapura utama bagi persiapan India menjelajah dunia internasional dalam beberapa tahun terakhir. Abhishek akan menjadi kunci sebagai seorang anak negeri yang memiliki hasrat tinggi dalam pembangunan sepakbola masa depan.
Pembuka Dahaga Prestasi Sepakbola India
Sosok Abhishek Yadav dikenal sebagai salah satu penggawa utama Timnas India. Dalam sebuah artikel dari Goal.com, Abhishek mengaku lahir dan tumbuh dari keluarga yang mapan.
Ayahnya adalah seorang petinggi di sebuah perusahaan swasta di India. Ayahnya ingin salah satu anaknya menjadi seorang atlet profesional.
Kakaknya lebih dahulu menjadi seorang pilot, sedangkan saudara perempuannya menjadi seorang dokter. Abhishek sendirilah yang memiliki minat dalam dunia olahraga.
Abhishek muda memulai kariernya semasa masih di bangku sekolah. Sang ayah mendukung penuh keinginan Abhishek untuk menjadi seorang pesepakbola profesional.
Karier profesional pertamanya dimulai saat membela Mahindra United pada tahun 2000. Semusim kemudian Abhishek pindah ke Churchill Brothers yang juga duiperkuatnya hanya semusim.
Abhisek pun kembali ke Mahindra pada tahun 2002 dan mendapatkan masa keemasannya. Selama 5 musim membela klub ini, Abhishek memenangkan hampir seluruh kompetisi yang ada di India.
Hal ini membawanya terpanggil untuk membela Timnas India sejak tahun 2002. Salah satu momentum terbaik Abhishek bersama Timnas India adalah saat dirinya menjadi penentu kemenangan atas Vietnam di final LG Cup tahun 2002.
Seperti dikutip dari Rediff, saat itu, Abhishek membawa India meraih trofi pertamanya sejak 32 tahun terakhir di kancah internasional. Terkahir kali India meraih trofi adalah saat meraih medali perunggu di ajang Asian Games 1970.
Bakti untuk Negeri
Abhisek membela Timnas India selama kurun 9 tahun. Selama hampir satu dekade, pria yang lahir di Kanpur ini berhasil mencetak 50 penampilan bersama skuat Timnas India.
Abhisek terakhir kali membela negaranya pada tahun 2011 silam. Namun masih aktif bermain hingga tahun 2015 lalu.
Menurut data dari Transfermarkt, Mumbai FC menjadi klub terakhir yang dibelanya sebagai pesepakbola profesional. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini kemudian memutuskan mundur dari dunia sepakbola, 2 tahun lalu.
Namun, tugas Abhishek belum berhenti sampai di sana. Stephen Constantine yang kembali didapuk menjadi pelatih Timnas India untuk kali kedua mempromosikannya untuk menjadi salah satu pencari bakat bagi negaranya.
Constantine memang sudah mengenal Abhishek sejak lama. Pria asal Inggris ini pula yang menemukan bakatnya pada tahun 2002 lalu.
Dalam sebuah kesempatan, Abhishek sempat menyatakan bahwa visi Constantine sejalan dengannya. Pembibitan sepakbola muda menjadi jalan utama agar sepakbola India bisa tumbuh.
"Lihat, pembinaan usia muda di India sudah berjalan tapi tidak terstruktur dengan baik. Constantine ingin melakukannya, dia sangat mengenal sepakbola India sejak lama," tutur Abhisek.
Pilihan Contantine kembali jitu. Setelah mengorbitkannya sebagai pemain hebat, Constantine juga melahirkan seorang pembibit ulung di kemudian hari.
Blusukan Jadi Pilihan
Abhisek mengakui bahwa tugas awalnya sebagai seorang scout bukan hal yang mudah. Dalam sebuah wawancara dengan ESPNFC, Abhisek menyatakan hal yang pertama dilakukannya adalah menyamakan visi dengan para stake holder sepakbola nasional.
"Dalam delapan bulan pertama kami akhirnya menciptakan momentum, kami harus menghadapi sejumlah tantangan. Pembinaan di tingkat negara bagian adalah yal yang paling mendasar, karena proyek kami belum dipahami dan terstruktur secara baik," tutur Abhisek.
Jadilah Abhishek harus turun langsung ke 28 negara bagian di seluruh India. Pada tahun pertamanya, Abhishek ditantang untuk mencari pemain muda yang tidak terdaftar dalam sebuah kompetisi.
Sebuah ironi di India, di mana pada level senior ada dua kompetisi megah lewat gelaran I-League dan Indian Super League, tapi di level muda sama sekali tidak ada wadah bagi para pemain. Pada tahun 2016, Abhishek menyiapkan 3 pemusatan latihan untuk melakukan seleksi pada sejumlah pemain.
"Saya sudah bertemu dengan setidaknya 20 ribu pemain selama membentuk Timnas U-17 dengan berkeliling ke seluruh penjuru India. Saat kami menemukan seorang pemain berbakat di negara bagiam tertentu, hal ini mendorong Asosiasi Negara (AIFF) untuk melakukan sesuatu," tutur Abhishek.
Tidak jarang Abhishek menemukan pengalaman unik dari metode yang tidak jauh berbeda dengan Indra Sjafri, pelatih Timnas U-19 Indonesia ini. Livemint menulis sebuah artikel yang menyebut bahwa Abhishek tersentuh dengan perjuangan seorang anak muda asal Kolkata.
"Saya bertemu seorang anak laki-laki yang sangat berbakat di Kolkata. Dia telah menempuh perjalanan 4 jam untuk sampai ke pusat latihan. Saya heran kapan dia terkahir kali makan, dan tentang keadaan fisiknya saat dia dipanggil untuk bermain. Sepatunya ditambal di 10 tempat, namun itu tidak masalah di lapangan. Tidak mudah tampil dalam keadaan seperti itu. Sebagai seorang mantan pemain, adalah tanggung jawab saya untuk memberi mereka pengalaman yang baik dan menyemangati mereka jika mereka memiliki keyakinan bahwa mereka dapat melakukannya," katanya.
Inovasi Baru untuk Memberi Kesempatan bagi Anak Negeri
Akhirnya Abhishek menyadari bahwa India terlalu luas dan waktu terlalu sempit. Dia tidak yakin bisa menemukan seluruh bakat jika harus blusukan ke semua tempat dengan waktu yang terus menyempit.
Apalagi dengan kondisi para bocah India yang tidak jarang ditemuinya dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Abhishek pun mencoba inisiatif baru dengan membuka kesempatan bagi sejumlah pemuda yang lebih beruntung.
Baca Juga: |
---|
Abhishek kemudian membuka lowongan bagi para pemain keturunan di luar negeri untuk dijaring. Perjalanan pertamanya dilakukan ke Dubai, Uni Emirates Arab, tahun lalu. Ini adalah sejarah pertama dalam sistem pembinaan sepakbola India.
Abhishek membuka pemusatan latihan selama seminggu dan berhasil menjaring 300 pemain muda. Selain itu, Abhishek juga memberi kesempatan kepada para pemain lain lewat unggahan video yang bisa diakses.
Sejak diluncurkan pertama kali pada September 2016, tim telah menerima setidaknya 50 video lamaran dari seluruh belahan dunia. Inilah kali pertama Abhishek menemukan bakat Namit Deshpande, pemuda India yang lahir dan besar di Amerika Serikat.
"Saat pertama kali saya melihat Deshpande, saya yakin dia akan sukses. Saya kemudian berkomunikasi dengan orang tuanya, menjelaskan tentang proyek yang sedang kami jalankan, menjawab pertanyaan mereka dan memastikan kepada mereka bahwa anaknya akan baik-baik saja. Sebenarnya, saya tidak bisa meyakinkan para orangtua sebuah janji dari pemain di Dubai. Jadi saat itu tugas saya lebih dari sekedar seorang pemandu bakat," ujar Abhishek.
Kini, kapal pandu Abhishek nyaris memasuki muara terakhir dalam perjalanannya. Para pemain Timnas U-17 India kini tinggal menanti waktu jelang penyelenggaraan Piala Dunia U-17.
"Piala Dunia memiliki standar tinggi dan kami berusaha semaksimal mungkin untuk tampil dengan semangat. Anak-anak ini tidak berasal dari sepak bola mapan seperti Spanyol atau Prancis, jadi saat Anda menganalisis kinerjanya, lihat dari mana asalnya, dan apa yang telah mereka capai," tutur Abhishek.
Peluh Abhishek masih belum kering menetes, tapi dia sudah yakin bahwa bakat yang ditemukannya ini mampu berbicara banyak dalam jangka waktu yang cukup panjang. Tim ini akan menjadi pilar sepakbola India dalam jangka watu 10 - 15 tahun ke depan.
Well done, Abhishek.