Esti Puji Lestari, Penerus RA Kartini di Lapangan Hijau
Nama Esti Puji Lestari beberapa waktu terakhir ini sering diperbincangkan oleh para pencinta sepakbola Indonesia. Nama dia cukup menonjol karena hanya satu-satunya wanita yang menjadi CEO di sebuah klub sepakbola Tanah Air.
Bagi yang belum tahu, Esti adalah istri dari pemain sepakbola Argentina yang bermain di Indonesia Carlos Raul Sciucatti. Dia juga menjadi bos dari Persijap Jepara yang kini bermain di kompetisi Liga 2. Jepara sendiri merupakan kota kelahiran tokoh pejuang emansipasi wanita, RA Kartini.
Seolah meresapi betul perjuangan dari RA Kartini tentang emansipasi wanita, kecintaan Esti terhadap sepakbola tidak perlu diragukan lagi, sepakbola tidak hanya jadi ranah untuk kaum pria tapi juga wanita. Hal itu dibuktikan dengan dimilikinya klub yang memiliki sejarah panjang dalam Liga Indonesia tersebut. Tidak hanya itu saja, pengusaha sukses asal Sukabumi ini juga aktif dalam persepakbolaan nasional. Saat ini Esti tercatat sebagai asisten manajer Tim Nasional (Timnas) Wanita Indonesia di bawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Dalam rangka menyambut Hari Kartini, 21 April 2017 mendatang, INDOSPORT mengangkat kisah Esti sebagai sosok Kartini di tubuh klub sepakbola Indonesia, Persijap Jepara, berikut ulasannya:
1. Awal Kisah Sosok Kartini dari Persijap Terjun di Sepakbola
Esti mulai tertarik dalam dunia sepakbola ketika suaminya mengalami sejumlah masalah. Mulai gaji yang tidak dibayar, hingga cdera yang tidak diurus oleh klub yang dibela.
Latar belakang itu yang kemudian membuat dia mulai belajar mengenai sepakbola. Kemudian dia tertarik untuk ikut andil dan memperbaiki persepakbolaan yang ada di Indonesia. Bak gayung bersambut, usaha yang dilakukannya membuahkan hasil. Kala itu pengelola lama Persijap Jepara menawarkan sebagian sahamnya kepada dirinya.
Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Ia langsung membeli saham yang ditawarkan. Kemudian pada tahun 2015, ia menjadi pemilik saham mayoritas dan memiliki kontrol penuh di klub yang berjuluk Laskar Kalinyamat itu.
Beberapa kebijakan strategis langsung diambil olehnya. Dengan dibantu oleh sang suami sebagai Direktur Teknik, ia mulai membentuk tim Persijap yang baru. Tidak tanggung-tanggung dia langsung membentuk tiga tim sekaligus.
Tim pertama adalah Persijap senior yang bermain di Liga 2, tim kedua adalah Persijap Junior yang berlaga di Piala Suratin. Sedangkan tim ketiga adalah tim Persijap Kartini.
2. Perkembangan Persijap Kartini di Bawah Naungan Esti Puji Lestari
Dibentuknya tim Persijap Kartini menimbulkan pertanyaan dari para pecinta sepakbola Indonesia. Pembentukan tim itu pastinya mengeluarkan investasi yang cukup besar sedangkan pemasukan tidak ada sama sekali. Apalagi selama ini tidak ada kompetisi resmi yang berkelanjutan untuk menaungi para pesepakbola wanita. Bahkan pembinaan dari pemerintah juga sangatlah minim.
Namun ternyata Esti memiliki tujuan lain dengan membentuk tim Persijap Kartini. Tujuan utamanya bukanlah untuk mencari keuntungan dari tim wanita yang dibentuknya. Akan tetapi lebih kepada pembinaan para pemain wanita yang memiliki bakat dan minat di bidang sepakbola.
Pada awal dibentuk, ia khawatir Persijap Kartini akan sepi peminat. Namun keadaan justru berbalik, pesepakbola Putri yang ikut seleksi justru di luar dugaan. Awalnya ada sekitar 30 pemain yang lolos seleksi, namun Seiring berjalannya waktu jumlah pemain yang lolos menjadi 100 orang.
Membina 100 pemain bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Pengeluaran untuk operasional, hingga pembelian apparel tentunya cukup besar. Tapi bagi Esti, pengeluaran yang besar tidak menjadi masalah yang berarti. Hal yang terpenting adalah anak-anak asuhnya itu bisa dibina menjadi pemain yang lebih baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ia rela mengeluarkan kocek pribadi untuk belajar ke sejumlah tim raksasa di Eropa. Salah satu tim yang disambangi adalah Atletico Madrid.
Di sana, ia belajar mengenai kepelatihan, pembinaan para pemain, dan seluk-beluk manajemen tim. Bahkan pada Agustus mendatang, ia berakal mendatangkan tim utama Atletico Madrid Wanita untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan para pemain Persijap Kartini.
"Mereka mau bermain sepakbola saja sudah Alhamdulillah, minat mereka harus kita dukung dengan pembinaan yang tepat," ujar Esti kepada INDOSPORT.
3. Perjuangan Emansipasi Wanita Lewat Sepakbola yang Dilakukan Esti Puji Puji Lestari
Esti menilai, selama ini wanita selalu dinomorduakan dalam hal sepakbola. Padahal seharusnya wanita juga memiliki kesempatan yang sama untuk bisa tumbuh dan berkembang di dunia sepakbola.
Layaknya para atlet pria, pesepakbola wanita juga bisa memainkan si kulit bundar dengan lincah. Bahkan jika pembinaan dilakukan dengan baik, ia yakin para pesepakbola wanita bisa mengharumkan nama Indonesia di tingkat Internasional.
Ia berharap Ke depan Pemerintah Indonesia mau lebih memperhatikan sepakbola wanita. Hak wanita untuk bermain sepakbola sama dengan laki-laki. Sehingga pemerintah harus ikut andil melalui berbagai Kementerian terkait. Mulai dari Kementerian Pemuda dan Olahraga hingga Kementerian Pemberdayaan Perempuan.
Jika dukungan pemerintah semakin banyak, ia yakin minat sepakbola wanita akan semakin tinggi dan tentunya itu akan berdampak baik bagi Indonesia. Apalagi beberapa waktu yang lalu Presiden Joko Widodo juga menginginkan agar sepakbola Indonesia ditambah sebanyak-banyaknya.
"Wanita itu enak, diberi lapangan untuk bermain saja sudah cukup, tidak perlu ribet seperti pemain pria," katanya.
Esti mengaku akan terus membina tim Persijap Kartini sampai kapanpun. Bahkan, ia juga akan terus untuk memperjuangkan hak-hak para pemain sepakbola wanita di Indonesia sampai waktu yang tidak terbatas.
"Selama saya masih memiliki kemampuan, memiliki uang yang cukup, saya akan terus berkecimpung dalam membina sepakbola Indonesia, khususnya kaum hawa," tegasnya.