INDOSPORT.COM – Manchester City gagal merengkuh trofi Liga Champions pertamanya pasca tumbang dari Chelsea di babak final. Berikut 3 dosa besar yang dilakukan oleh Pep Guardiola hingga timnya takluk di partai puncak.
Kekalahan Manchester City atas Chelsea di final Liga Champions 2020/21 pada Minggu (30/05/21) dini hari WIB di Porto, mungkin membuat orang-orang bertanya tentang strategi yang digunakan Pep Guardiola.
Guardiola datang ke final Liga Champions 2020/21 untuk mengakhiri penantian panjang selama 10 tahun di mana dirinya belum lagi mengangkat Si Kuping Besar sejak meninggalkan Barcelona.
Guardiola sendiri sejatinya disebut sukses kala membawa Man City melaju ke final Liga Champions perdana sepanjangs sejarah klub. Namun dengan kondisi dan skuat mumpuni, target juara pun diberikan oleh banyak pihak.
-Sayangnya, Pep Guardiola gagal membawa Manchester City juara. Ia dan anak asuhnya harus menerima kenyataan tumbang dari Chelsea. Kekalahan di final Liga Champions 2020/21 ini pun disinyalir karena sang juru taktik ‘Overthinking’ dan ‘Lebay’.
Guardiola disebut terlalu memikirkan startegi Thomas Tuchel dan Chelsea. Pasalnya, sejak kedatangan pelatih asal Jerman tersebut, timnya telah dibuat tumbang dua kali.
-Kekalahan pertama saat menjalani semifinal Piala FA 2020/21. Di laga tersebut, Tuchel dan Chelsea mampu menundukkan Guardiola dan Man City.
Lalu di laga kedua, Man City harus menunda perayaan juara Liga Inggris 2020/21 karena lagi-lagi ditumbangkan Chelsea dan Tuchel dengan skor 1-2.
Kekalahan-kekalahan tersebut sejatinya menjadi refleksi Guardiola. Sayang, refleksi itu membuatnya ‘Overthinking’ sehingga lebih cenderung memikirkan taktik lawan ketimbang taktik untuk timnya.
Berikut 3 kesalahan taktik Pep Guardiola yang menjadi dosa besar baginya setelah gagal membawa Manchester City merengkuh gelar Liga Champions2020/21.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom