INDOSPORT.COM - Apa kabar Frans Sinatra Huwae? Legenda hidup Barito Putera yang dikenal karena sepakan indah dan akurat.
Lekat dengan gelar 'legenda Barito', Frans sejatinya sudah berkarier di dunia sepak bola jauh sebelum klub asal Kalimantan itu lahir. Seperti diberitakan Tabloid BOLA edisi tahun 1984, Frans muda sudah mencuri perhatian nasional.
Frans mengawali karier sebagai pemain di Persinus Banjarmasin sekitar tahun 1979, mengembangkan karier di sejumlah klub hingga masuk dalam skuat Timnas di bawah arahan pelatih asing Joao Barbatana.
"Dia bermain cukup bagus sebagai pengatur serangan, saya suka dia karena amat jeli dan tidak emosional," puji Barbatana kala itu.
Hingga akhirnya Barito Putera dibentuk pada tahun 1988, Frans yang notabene merupakan pemain asal Kalimantan Selatan, langsung memutuskan untuk mengabdi di klub, hingga ia pensiun dan berkarier sebagai pelatih.
Prestasi Frans sebagai pelatih Barito Putera memang tidak mentereng, hingga akhirnya sosok yang akrab disapa Kai atau kakek itu pun hijrah ke tim lokal lainnya, Martapura FC.
Bersama Martapura FC, Frans Sinatra boleh dikatakan mencapai masa emas ketika ia berhasil membawa Laskar Sultan Adam ke fase semifinal Liga 2 2017.
Sayang, Martapura FC gagal promosi ke Liga 1 karena takluk dari Persebaya Surabaya dan PSIS Semarang berturut-turut di semifinal. Kejayaan itu belum berhasil diulang di musim 2018 dan 2019.
Memasuki Liga 1 2020, Frans Sinatra Huwae kembali mematok target untuk membawa Martapura FC promosi ke Liga 1. Namun, pandemi virus Corona sedikit menunda impiannya.
"Kalau diminta tanggapan mengenai liga ke depannya, paling bagus itu tunggu selesai dulu masalah (Corona) ini. Ada keamanan, kenyamanan, kesehatan terjamin, baru dilanjutkan. Kalau kita paksakan juga hasilnya pasti nggak bagus," papar Frans.
Di luar lapangan hijau, Kai Frans tetap ingin mengabdikan diri untuk masyarakat Banua. Ia menggalang dana bersama para legenda hidup Barito lainnya dan turun ke jalan, menyambangi orang-orang yang terdampak Covid-19.
"Harapannya, semoga kegiatan kecil ini bisa membantu meringankan beban saudara kita yang tengah dilanda pandemi. Hanya ini yang bisa kami lakukan, semoga bermanfaat bagi orang banyak," ucap Frans kala itu.
Frans juga selalu ada kala Barito mengalami fase naik dan turun. Bahkan, saat penggawa Laskar Antasari terpuruk di papan bawah klasemen Liga 1 2019, ia juga menjadi yang terdepan dalam menyuntikkan motivasi.
Maka, tak salah kiranya jika Frans Sinatra Huwae disebut sebagai legenda Barito Putera, dan menjadi sosok ikonik di Kalimantan Selatan. Semoga Kai Frans selalu diberi kesehatan dan dimudahkan dalam mencapai impiannya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom