INDOSPORT.COM - Mengenal sosok Sebastien Frey, mantan penjaga gawang Inter Milan yang pernah dipuja para pecinta Serie A Italia namun kerap kali diabaikan Timnas Prancis.
Bagi pecinta sepak bola negeri Pizza, Italia, mungkin sosok penjaga gawang yang kerap kali nyentrik lewat penyelamatan tidak terduganya ini masih terus diingat hingga sekarang.
Mengawali karier sepak bola bersama Cannes di Liga Prancis hingga musim 1998, secara mengejutkan Sebastien Frey diboyong Inter Milan yang saat itu masih menjadi salah satu tim besar di Italia dan Eropa.
Musim perdananya bersama Inter Milan tidak berjalan mulus, ia hanya mencatatkan 9 penampilan dalam setahun dan kerap menjadi pelapis Andrea Mazzantini and Gianluca Pagliuca.
Bahkan pada musim 1999–2000 dirinya dipinjamkan ke Verona, bersama The Yellow and Blues inilah kiprah Sebastien Frey mulai terlihat dan diperhitungkan sebagai penjaga gawang potensial di Eropa.
Total Sebastien Frey mampu bermain sebanyak tiga puluh penampilan di liga dalam semusim, dan membantu tim lolos dari degradasi dengan finish di peringkat enam.
Salah satu penampilan istimewa Frey bersama Verona saat itu adalah, meraih kemenangan tipis 1-0 atas Lazio. Lazio sendiri saat itu adalah tim kuat, yang di akhir musim berhasil menjadi kampiun Liga Italia. Namun Verona berhasil meraih tiga angka penuh, dan Sebastien Frey jadi pahlawan berkat sejumlah penyelamatan dramatis nya.
Berkat gemilangnya performa bersama Verona, kubu Inter Milan perlahan mulai memberikan kepercayaan kepada pemain kelahiran Thonon-les-Bains ini.
Bersama Inter Milan, Sebastien Frey menjadi kiper termuda dalam sejarah tim sekaligus pemain asing pertama yang gabung ke Inter sebagai penjaga gawang.
Sebastien Frey sempat tampil di ajang Liga Champions, bahkan perilaku teladan, kedewasaan dan dedikasinya kepada klub sempat membuatnya menjabat sebagai kapten tim.
Namun sayang, tim bermain di bawah ekspektasi dan klub memutuskan untuk membuat beberapa perubahan dalam skuat termasuk mendatangkan kiper Francesco Toldo dari Fiorentina.
Tidak lagi menjadi pilihan utama, Sebastien Frey hengkang ke Parma yang disaat bersamaan telah kehilangan Buffon lantaran pindah ke Juventus.
Pada musim pertamanya membela I Gialloblu, Sebastien Frey langsung membawa Parma yang saat itu berstatus dua kali juara Piala UEFA merengkuh gelar Coppa Italia di tahun 2001/02.
Gelar tersebut merupakan satu-satunya yang diraih Sebastien Frey di Italia, kariernya pun tidak begitu istimewa dengan hanya memperkuat beberapa tim papan tengah seperti Fiorentina, Genoa hingga menutup perjalanan di Bursaspor.
Meski begitu, para pecinta Serie A sangat menyanjung penampilan Sebastien Frey saat berada di mistar gawang. Ia dikenal sebagai kiper terbaik Serie A di generasinya.
Sebastien Frey adalah seorang penjaga yang dinamis dan lincah, serta mempunyai kemampuan akrobatik dalam menahan tembakan. Ciri khasnya saat bermain adalah menepis tembakan, bukan menangkap tembakan. Sehingga banyak aksi nyentriknya dalam menahan bola-bola liar yang kerap kali mendapat apresiasi bahkan dari pihak lawan sekalipun.
Namun sayang, gemilangnya penampilan Sebastien Frey di Serie A tidak cukup kuat bagi pelatih Prancis untuk memanggilnya kedalam Timnas.
Sebastien Frey bahkan mengambil keputusan mengejutkan dengan pensiun dini dari Timnas Prancis meski saat itu ia berada dalam usia emas (28 tahun). Sebastien Frey saat itu mengaku kecewa, karena selalu dinomorduakan pelatih Raymond Domenech.
Pada gelaran Euro 2008 lalu, ia masuk dalam skuad bentukan Domenech, tapi sama sekali tidak diturunkan lantaran Domenech lebih memilih Gregory Coupet sebagai kiper utama.
Keputusan paling kontroversial tentu saat Coupet pensiun dari timnas, di mana Frey punya peluang besar menjadi kiper utama namun Domenech lebih memilih Steve Mandanda sebagai kiper utama, sementara kiper kedua ia percayakan kepada pemain muda Lyon, Hugo Lloris.
"Setelah memikirkannya dalam waktu lama, aku memilih mengumumkan bahwa dengan adanya staf teknis Perancis saat ini, aku memutuskan untuk mencurahkan seluruh waktuku untuk Fiorentina. Aku tidak ingin semua ini terdengar seperti tidak menghormati pelatih saat ini, tapi sungguh aku tidak ingin menjadi pemain pilihannya," kata Frey seperti dikutip ANSA.
Total Sebastien Frey hanya mencatatkan dua penampilan buat Timnas Prancis pada tahun 2007 hingga 2008. Meski begitu, dirinya tetap menjadi salah satu penjaga gawang paling berkesan dan terbaik di Serie A sampai saat ini.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom