INDOSPORT.COM - Lazio kembali membuktikan bahwa mereka klub terbaik ibukota Italia Roma saat ini usai sukses mempermalukan Juventus di Piala Super Italia, Minggu (22/12/19) kemarin malam WIB.
Menghadapi Juventus di King Saud University Stadium, Juventus harus menyerah dengan skor 1-3 dari Lazio. Dengan kekalahan ini, tren kemenangan Juventus dalam 3 laga terakhir harus terhenti.
Si Nyonya Tua harus mengakui kehebatan Lazio pada pertandingan Piala Super Italia kemarin malam. Tiga gol Lazio dicetak oleh Luis Alberto, Senad Lulic dan Danilo Cataldi.
Sedangkan anak asuh Maurizio Sarri hanya bisa memperkecil ketinggalannya lewat gol yang dihasilkan melalui aksi Paulo Dybala pada menit ke-45.
-Memang jika melihat jalannya pertandingan, Juventus cukup mendominasi. Menurut laporan statistik pertandingan dari Soccerway, Si Nyonya Tua memiliki 64 persen penguasaan bola.
Tapi Juventus kalah efektif ketimbang Lazio sepanjang 90 menit pertandingan Piala Super Italia. Hingga akhirnya membuat Juventus gagal mempertahankan gelar yang mereka menangkan tahun lalu ini.
-Selain membuat Lazio berhasil menutup tahun 2019 dengan trofi Piala Super Italia, kemenangan kemarin malam juga menjadi bukti kebangkitan mereka sebagai klub terbaik ibukota Italia saat ini, bukan AS Roma.
Keperkasaan Lazio di Paruh Pertama Musim 2019/2020
Keperkasaan Lazio sebagai klub terbaik ibukota Italia bahkan mengalahkan AS Roma terlihat sangat jelas jika kita melihat penampilan mereka sejauh paruh pertama musim 2019/2020 khususnya di Serie A Italia.
Lazio bisa dibilang mengawali putaran pertama Serie A Italia musim 2019/2020 dengan sangat baik. Sejauh 16 giornata yang sudah dimainkan, mereka baru kalah dua kali, imbang tiga kali dan sisanya menang 11 kali.
Mereka juga menjadi tim paling produktif di Serie A Italia musim ini dengan mencetak sebanyak 38 gol dan hanya kemasukan 16 gol. Mereka menjadi tim paling sedikit kebobolan setelah Inter Milan (kebobolan 14 gol).
Bahkan striker andalan mereka, Ciro Immobile juga menunjukkan performa yang positif sebagai pemuncak top skor sementara dengan torehan 17 gol. Hampir setengah dari total gol Lazio di paruh pertama, berkat ketajaman Immobile.
Tak hanya striker andalannya di puncak daftar top skor sementara, terdapat juga gelandang kreatif Lazio di puncak assists terbanyak sejauh musim ini, yakni Luis Alberto. Gelandang asal Brasil itu menyumbang sebanyak 11 assist sejauh ini di Serie A Italia.
Tapi sayang sekali, kiprah impresif Lazio di Serie A Italia tak menular di Liga Europa. Mereka harus puas hanya finish di urutan ketiga klasemen akhir Grup E Liga Europa 2019/2020 dengan statistik 2 kali menang dan 4 kekalahan.
Meski begitu, menutup akhir tahun 2019 dengan trofi Piala Super Eropa menjadi pelipur lara tak lolos ke babak 32 besar Liga Europa. Karena 3 trofi dalam 3 musim terakhir membuat fans Lazio patut merasa puas karena rival sekota mereka, AS Roma nihil trofi.
Lazio mampu merengkuh gelar juara 3 kali dalam 3 musim terakhir, yaitu satu trofi Coppa Italia dan 2 trofi Piala Super Italia. Sementara AS Roma dalam kurun waktu 3 musim terakhir, tak dapat satu trofi pun.
Faktor Lazio Lebih Bersinar Ketimbang AS Roma
Mungkin satu-satunya faktor kenapa Lazio bisa lebih mentereng ketimbang AS Roma adalah kebijakan transfer dalam beberapa musim terakhir, yang tentu mempengaruhi komposisi skuat mereka.
Kita tentu tahu bahwa AS Roma kini telah menjadi klub yang cukup rajin menjual para pemain terbaiknya ketika ada tawaran yang dirasa tepat. Sebut saja, mereka melepas para pemain seperti Konstantinos Manolas, Stephan El Shaarawy hingga pemuda berbakat, Luca Pellegrini.
Jika ditotal, AS Roma mendapat pemasukan sebesar 104,3 juta euro atau sekitar Rp1,58 triliun dari penjualan para pemain di bursa transfer musim panas 2019 kemarin.
Sangat jauh berbeda dengan Lazio yang hanya menjual beberapa pemain dengan total pendapatan sebesar 34,2 juta euro atau sekitar Rp520 miliar. Terlihat sekali kebijakan transfer Lazio tak sekejam AS Roma yang terus-terusan melepas para pemain terbaiknya.
Kita lihat saja, skuat Lazio dengan kiper Thomas Strakosha yang sudah bermain untuk mereka sejak 2016 lalu, Stefano radu dari 2008 silam, hingga duo gelandang kreatif, Sergej Milinkovic-Savic dan Luis Alberto berhasil mereka pertahankan sampai saat ini.
Apalagi kita melihat, mereka salah satu klub di Serie A Italia yang cukup awet dengan pelatihnya, yakni Simone Inzaghi. Inzaghi sudah melatih Lazio sejak musim panas 2016 lalu dan masih punya kontrak hingga pertengahan 2021 mendatang.
Jadi dengan pelatih Simone Inzaghi yang sudah mengenal karakter permainan timnya, dan para pemain lama banyak yang menghuni skuat, jelas sekali Lazio punya modal kuat untuk bersinar ketimbang AS Roma di Serie A Italia musim ini.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom