INDOSPORT.COM - Persipura Jayapura sempat memiliki trio penyerang mematikan di musim 2008-2009. Salah satunya yakni penyerang asal Nigeria, Ernest Jeremiah Chukwuma, yang kala itu menjadi tandem bagi Beto Goncalves dan Boaz Solossa. Apa kabar dirinya?
Striker yang dikenal bengal karena kerap berulah di lapangan itu merupakan top skor ketiga Persipura di musim tersebut dengan mencetak 16 gol. Bahkan, Ernest turut mempersembahkan trofi juara Liga Super Indonesia di musim yang sama di periode pertama pelatih Jacksen F. Tiago.
Lalu, bagaimana kabar Ernest Jeremiah sekarang?
Ernest kini berprofesi sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan logistik di Kota Cologne, Jerman. Sejak pensiun dari dunia sepak bola, Ernest memutuskan hijrah ke kota tersebut.
"Kabar saya baik, saya bekerja di sebuah perusahaan logistik. Setelah meninggalkan Indonesia saya tidak bisa terus bermain karena cedera dan masalah lainnya. Saya pindah ke Jerman di mana putra saya baru saja lahir dan saya memulai kehidupan baru di sini," ungkap Ernest saat dihubungi awak berita olahraga INDOSPORT, Rabu (9/10/19).
Meski tak bisa melanjutkan kariernya sebagai pesepak bola, namun legenda yang identik dengan nomor punggung 12 semasa memperkuat Persipura, kini masih menyempatkan diri melatih bibit-bibit muda di Cologne.
"Saya masih berhubungan dengan sepak bola, saya bekerja paruh waktu sebagai pelatih sepak bola anak muda di sini. Awalnya saya tidak dapat melanjutkan tetapi kami mengatur waktu dan saya menerimanya lalu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru saya," tuturnya.
Rindu Persipura dan Papua
Meski saat ini sudah menyandang status sebagai warna negara Jerman, namun Ernest nyatanya tak pernah bisa melupakan masa-masa indahnya saat masih membela Persipura. Ernest mengaku masih selalu merindukan Persipura dan juga Papua.
"Seperti itu, saya sudah mengantongi paspor kewarnegaraan Jerman, tapi paspor tidak penting. Itu tidak mengubah fakta bahwa saya merasa telah menjadi orang Papua jauh di dalam diri saya," ungkapnya.
"Jujur saya benar-benar berpikir tentang hal itu. Saya merasa Jayapura adalah tempat jiwa saya berada. Saya dicintai di sana dan masih ditunjukkan oleh banyak orang. Saya masih muda ketika saya berada di sana dan saya minta maaf membuat banyak kesalahan. Tapi ya, saya ingin kembali ke sana suatu hari nanti," sambungnya.
Ernest yang meninggalkan sepak bola Indonesia sejak 2012 silam masih mengingat dengan jelas masa-masa indahnya saat berseragam merah hitam.
"Waktu saya dengan Persipura sangat indah. Kami memainkan sepak bola yang luar biasa dan dalam banyak hal didukung oleh pendukung lawan, betapa baiknya kami saat itu," kenangnya.
Dirinya merasa bangga pernah menjadi bagian dalam skuat terbaik Persipura di musim 2008-2009 yang berisikan nama-nama beken seperti Boaz Solossa, Beto Goncalves, Eduard Ivakdalam dan Jack Komboy.
Menurutnya, di musim tersebut adalah puncak kariernya dengan berhasil mempersembahkan trofi juara liga sepak bola Indonesia kedua bagi Persipura.
"Kami memenangkan liga pada 2009, bermain dengan Boaz dan Beto adalah sesuatu yang menyenangkan. Mereka membuat sepak bola menyenangkan dan mudah dimainkan. Plus Kaka Edu di lini tengah, kami tim yang luar biasa untuk ditonton kala itu," kenangnya lagi.
"Kala itu kami bermain sepak bola menyerang tanpa khawatir tentang pertahanan kami, karena kami tahu butuh keajaiban untuk mengalahkan trio Victor Igbonefo, Bio Paulin dan Jack Komboy. Itu memberi kami kebebasan untuk menyerang," tambahnya.
Selain pernah memperkuat Persipura Jayapura sejak 2007 hingga 2009, si bengal Ernest juga sempat berlabuh di klub tetangga Persipura, yakni Persidafon Dafonsoro selama semusim pada 2010-2011.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom