Liga Indonesia

Kabar Terkini Zein 'Mamak' Al Hadad, Eks NIAC Mitra yang Pernah Latih Persija

Rabu, 19 Juni 2019 14:12 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Pecinta sepak bola Indonesia medio 1980 hingga 2000-an pasti akrab dengan nama Muhammad Zein Al Hadad. Legenda hidup yang kerap dipanggil ‘Mamak’ ini kini belum lagi menangani klub usai berhenti dari kursi kepelatihan Persida Sidoarjo di Liga 2 pada 2017.

Pria kelahiran 19 September 1961 ini menyatakan bahwa ada beberapa klub yang menawarkannya duduk sebagai pelatih. Namun, ia merasa tidak cocok dengan tawaran tersebut. Alhasil, ia kini menikmati hidupnya dengan bersilaturahmi dengan kerabat dekatnya.

Meski tak terjun langsung di kompetisi nasional, ia masih menunjukkan kepeduliannya terhadap sepak bola Tanah Air. Baru-baru ini, ia mendukung penuh langkah klub Indonesia yang memiliki tim satelit di divisi bawah. Menurutnya, tim satelit bisa menghasilkan pemain berkualitas dengan dibantu kompetisi yang ketat.

Dengan lahirnya banyak pemain dari klub satelit, ia merasa klub Shopee Liga 1 bisa semakin kompetitif. Lebih lagi, ini akan menguntungkan bagi Timnas Indonesia yang memiliki banyak opsi di tengah bayang-bayang peran vital pemain asing.

Saat masih aktif bermain, Zein adalah striker haus gol yang membawa NIAC Mitra menjadi salah satu penguasa era Galatama dengan tiga gelar juara sepanjang sepuluh musimnya di sana (1979-1989). Ia membawa klub masa kecilnya itu menggondol trofi Galatama pada 1980/81, 1982/83, dan 1987/88.

Dengan torehan trofi tersebut, ia menasbihkan dirinya sebagai pemain keturunan Arab yang paling berpengaruh di Indonesia. ia pernah membantu NIAC membekuk Arsenal dalam laga uji coba pada 1983 dengan skor 2-0.

Selain itu, Sutan Harhara dan Rusdy Bahalwan, pemain berdarah Arab yang seangkatan Zein kala itu, tak lebih baik dalam urusan trofi. Sutan merengkuh dua titel Perserikatan bersama Persija Jakarta pada 1971 dan 1975. Sedangkan, almarhum Rusdy menorehkan lebih sedikit dengan satu gelarnya bersama Persebaya pada 1977/78.

Usai pensiun dengan embel-embel pemain Timnas Indonesia pada 1991, Zein malang melintang sebagai pelatih di kancah sepak bola Indonesia. Ia tercatat telah menangani 10 klub berbeda. Dua di antaranya ialah klub dengan reputasi besar, yakni Deltras Sidoarjo (2008/09) dan Persija Jakarta (2016).

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Sebagai pelatih, ia menorehkan tinta emas dalam karier kepelatihannya ketika membawa Deltras menempati peringkat ketiga dalam gelaran Copa Indonesia 2009. Ia mempersembahkan prestasi tersebut untuk The Lobster dengan skuat yang terbilang pas-pasan. Ia kemudian diganjar penghargaan Best Coach berkat tangan dinginnya.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom