Kursi kepelatihan Timnas U-19 kini telah resmi tak bertuan, setidaknya hingga pertengah Desember 2017. Hal itu dikarenakan PSSI telah mencopot Indra Sjafri dari jabatan pelatih kepala.
Hal itu diumumkan melalui konferensi pers yang dilakukan di gedung PSSI, pada Selasa (21/11/17) sore WIB, yang juga dihadiri oleh Coach Indra.
"PSSI menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Indra Sjafri yang selama ini bekerja keras bersama Timnas U-19," kata Tisha.
Disinyalir kuat, performa buruk dari dua kompetisi yakni Piala AFF U-18 dan Kualifikasi Piala Asia U-19 beberapa waktu lalu menjadi biang keladi atas pemecatan ini.
Pada awal penunjukannya kembali, Indra memang ditargetkan untuk membawa Egy Maulana dan kawan-kawan menjuarai Piala AFF U-18 2017, minimal menjadi runner-up.
Akan tetapi, target tersebut meleset, dengan hanya menempati peringkat ketiga Piala AFF U-18 2017, serta dipermalukan oleh Malaysia di Kualifikasi Piala Asia U-19 menambah kuat Indra layak dipecat.
Jika memang benar alasan tersebut, tentu ini adalah sangat disayangkan. Pasalnya sepakbola level junior tidak seharusnya berorientasi terhadap hasil akhir dan gelar juara. Hal ini juga sempat disampaikan oleh Coach Indra, ketika pemusatan latihan di Yogyakarta di bulan Agustus lalu.
Indra telah menyebutkan bahwa tujuan utamanya bukan juara, melainkan menciptakan bibit baru untuk regenerasi Timnas Indonesia.
"Harapan saya adalah bisa meregenerasi pemain baru untuk sepakbola Indonesia, itu jauh lebih penting," ujar Indra Sjafri.
Hal senada juga disampaikan oleh pelatih Timnas Brasil U-17 dan U-20, Carlos Amadeu. Amadeu yang berhasil membawa Brasil ke final Piala Dunia U-17 di India, dan menjuarai Piala Amerika Selatan U-17 mengatakan, bahwa yang terpenting dalam menangani tim muda bukanlah memenangkan Piala.
"Saya percaya bahwa seorang pelatih tim usia muda harus memastikan bahwa memenangkan kompetisi bukanlah tujuan utamanya, melainkan mengembangkan pemain-pemainnya agar siap bermain di level senior," kata Amadeu pada Goal Internasional.
Hal ini juga menjadi prinsip dari PSSI seperti yang dikatakan oleh Sekjennya, Ratu Tisha pada Selasa (22/11/17).
"Perlu diingat karena ini Timnas usia muda, maka kami ingin mencari pelatih yang sesuai dengan filanesia (filosofi sepakbola Indonesia) kita. Jadi masih fokus pada area pembinaan. Bukan soal performance dan achievment," jelas Tisha.
Menyoal filosofi, sulit rasanya menterjemahkan filosofi seperti apa yang dimaksud oleh PSSI untuk menjadikan dasar fondasi pemain muda. Namun, terkait pengembangan pemain muda, rasanya Indra Sjafri adalah salah satu yang terbaik.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom