Persela Lamongan Pensiunkan Nomor Punggung Choirul Huda

Senin, 16 Oktober 2017 13:37 WIB
Penulis: Panca Putra Pamungkas | Editor: Yohanes Ishak
© INDOSPORT
Choirul Huda. Copyright: © INDOSPORT
Choirul Huda.

Persela Lamongan kehilangan sosok panutan setelah ditinggal Choirul Huda untuk selama-lamanya. Choirul Huda dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (15/10/17) kemarin saat melakoni laga melawan Semen Padang dalam lanjutan pekan ke-29 Liga 1.

Ia mengalami benturan keras dengan Ramon Rodriguez, rekan setimnya sehingga menyebabkan trauma pada bagian dada, leher, dan kepala. Meskipun sempat mendapatkan perawatan di RSUD dr. Soegiri Lamongan, nyawanya tetap tak tertolong.

© Republika
Kiper Persela Lamongan Choirul Huda ditandu keluar lapangan setelah kritis akibat benturan dengan sesama pemain Persela Copyright: RepublikaKiper Persela Lamongan Choirul Huda ditandu keluar lapangan setelah kritis akibat benturan dengan sesama pemain Persela

Manajamen klub berjuluk Laskar Joko Tingkir itu pun memutuskan untuk mempensiunkan nomor punggung 1 demi menghormati loyalitas yang telah dicurahkan Huda kepada klub kebanggan Kota Soto tersebut.

“Nomor punggung 1 resmi dipensiunkan. Alasannya dedikasi di Persela tidak diragukan lagi. Sebagai bentuk penghormatan manajemen Persela terhadap loyalitas Huda,” ungkap Yunan Achmadi, dikutip dari halaman resmi Persela, Senin (16/10/2017).

Penghormatan macam itu sudah selayaknya didapatkan oleh Choirul Huda. Karena dengan itu, tidak ada lagi pemain yang mengenakan nomor punggung 1 di dalam tim yang bermarkas di Stadion Surayaja tersebut. Nomor 1 akan abadi milik Choirul Huda.

Kesetiaan Choirul Huda ditunjukkannya dengan mengabdikan diri sepanjang hidupnya hanya untuk memperkuat Persela. Status one man club pun tersemat pada dirinya.

 

Manajemen Persela secara resmi mempensiunkan Nomor Punggung #1 untuk menghormati loyalitas beliau kepada club persela lamongan #onemanoneclub Langit Surajaya tak akan pernah sama. Lamongan kehilangan salah satu putra terbaiknya. 18 kali putaran bumi kelilingi matahari, kau setia menjaga Marwah Persela & Lamongan. Dari Persela bukan apa-apa, hingga Persela & Lamongan dikenal nusantara. Dari masa mudamu hingga nafas perjuangan terakhirmu di rumput Surajaya. 1 Pria 1 di punggung 1 klub sepanjang karir sepak bola 1 kota untuk 1 Indonesia Masa lalu No 1 dipunggung yang penuh inspirasi. Masa depan dijejak kaki punggawa Joko Tingkir. Tribute to #onemanoneclub No. 1 Choirul Huda Persela akan menjaga & menggantungkan No.1 selamanya, demi menjaga semangat Choirul Huda. #ripchoirulhuda #persela #lamongan . .

A post shared by PERSELA (@perselafc) on

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Bagaimana tidak, selama 18 tahun dari 1999 hingga berpulang tahun 2017, a menghabiskan kariernya hanya untuk memperkuat Persela.

Kiper yang pernah tergabung dalam Timnas Indonesia ini sudah memperkuat klub kebanggaan LA Mania dan Curva Boys 1967 itu semenjak masih berkutat di Divisi II. Berkat ketangguhannya, secara bertahap, Ia membawa Persela naik ke kasta tertinggi.  

Choirul Huda menjadi panutan dalam hal kesetiaan. Kepergian penjaga gawang berusia 38 tahun itu menimbulkan kehilangan mendalam. Tak hanya pemain Persela yang melepas Huda dengan tangisan, jagat sepakbola Indonesia pun turut kehilangan sang legenda.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom
2.7K