Aksi kekerasan masih saja mewarnai kompetisi Liga 2 musim ini. Kali ini di Grup 7, saat Persekap Pasuruan menjamu PS Badung di Stadion Untung Suropati, Kota Pasuruan.
Dalam laga yang berakhir imbang 1-1 itu, diwarnai beberapa aksi dramatis yang mampu mengaduk emosi penonton. Hal itu dipicu beberapa kali aksi mengulur waktu pemain PS Badung sejak unggul melalui gol tendangan bebas I Gede Warih Sentanu di babak pertama.
Persekap yang tidak sabar dalam menunggu pemain cedera, sering mengangkat atau menyeret kaki dari pemain PS Badung ketika terjatuh akibat pelanggaran. Tak pelak, caci maki para suporter Persekap pun kerap terdengar sepanjang pertandingan.
Emosi meninggi itu pun sempat memuncak pasca peluit jeda babak pertama. M. Ali Kumaidi mencopot Jersey dan beradu argumen dengan salah seorang pemain PS Badung. Rasa frustrasi akibat tertinggal gol itu pun menjalar ke ruang ganti pemain, ketika terdengar suara kaca yang pecah lantaran dipukul salah satu pemain.
“Ya begini lah, permainan anak-anak di setiap pertandingan. Tapi kalau sedang away, ada faktor wasit juga,” kata pelatih Persekap Pasuruan, Asyari Cahyani usai laga.
Usai jeda, tensi pun kian meninggi. Beragam tekel keras sering terjadi dari kedua tim. Persekap pun lebih cerdik dengan memanfaatkan labilnya emosi PS Badung yang sudah terpancing.
Sebuah tendangan bebas menimbulkan satu kemelut di muka gawang PS Badung, hingga bisa dimaksimalkan dengan baik oleh Ali Kumaidi melalui heading di pertengahan babak kedua.
Tak pelak, kepercayaan diri pemain Persekap pun semakin bersemangat untuk membalikkan skor. Sayang, serangan membabi buta itu gagal mengubah skor dan kedudukan tetap 1-1.
Kerasnya laga dua tim yang sedang berusaha menghindari jurang degradasi ke Liga 3 itu pun membuat wasit Muhammad Irham dari Yogyakarta mengeluarkan lima kartu kuning, masing-masing dengan rincian dua untuk Persekap dan tiga untuk PS Badung.
"Kami tentu bersyukur bisa meraih satu poin di laga away. Apalagi, pertandingan tadi cukup sulit," papar asisten pelatih PS Badung, I Nyoman Sutaja.
Sebelumnya, laga Liga 2 juga diwarnai sejumlah insiden kekerasan, terutama saat laga Persebaya Surabaya melawan Martapura FC, beberapa waktu lalu, Kala itu Kiper Martapura FC, Ali Budi Raharjo kedapatan menginjak paha pemain Persebaya, Rishad Fauzi.
Meski sempat merasa tak bersalah dengan perbuatan yang dilakukannya itu, Ali Budi akhirnya dijatuhi hukuman hukuman larangan bertanding selama 10 pertandingan dan denda sebesar Rp10 juta akibat perbuatan nakalnya. Tak hanya itu, laga Persebaya vs Martapura juga diwarnai insiden tiga kartu merah.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom