Kisah Yohan Hadikusumo, Adik Alan Budikusuma yang Pilih Cabut ke Hong Kong
INDOSPORT.COM - Menengok kembali sosok Yohan Hadikusumo Wiratama, adik Alan Budikusuma yang memilih lanjutkan karier bulutangkis mewakili Hong Kong.
Alan Budikusuma, peraih medali emas tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992, ternyata memiliki adik kandung yang juga seorang pebulu tangkis. Dia adalah Yohan Hadikusumo.
Berbeda dengan kakaknya, Alan Budikusuma, yang bermain di sektor tunggal putra, Yohan Hadikusumo merupakan pemain di sektor ganda putra.
Meski demikian, nama Yohan Hadikusumo tidaklah setenar sang kakak di Indonesia. Pasalnya, ia berkarier di bawah bendera Hong Kong.
Yohan Hadikusumo memulai karier badminton dari klub bulutangkis PB Tangkas Jakarta. Dirinya pun sempat masuk Pelatnas PBSI.
Yohan sempat mengantarkan Indonesia meraih medali emas Asian Games 1999 lalu bersama Rony Agustinus, Taufik Hidayat, hingga Wahyu Agung Setiawan.
Namun, akibat persaingan yang sangat ketat di Pelatnas PBSI pada masanya, Yohan Hadikusumo lebih memilih keluar dari sana.
Yohan Hadikusumo tidak lantas menutup karier badminton-nya begitu saja. Dia justru berlabuh ke Hong Kong dan dinaturalisasi sebagai warga negara Hong Kong pada 2003.
Bermain di bawah bendera Hong Kong justru membuka kesempatan seluas-luasnya bagi Yohan Hadikusumo. Dia tidak hanya turun di sektor ganda putra tetapi juga ganda campuran.
Di ganda putra, Yohan berpasangan dengan Albertus Susanto Njoto yang juga berasal dari Indonesia, Wong Wai Hong. Sedangkan di ganda campuran, dia berpasangan dengan Tse Ying Suet.
Untuk menilik lagi prestasi Yohan Hadikusuma bersama Hong Kong, INDOSPORT membagi prestasi-prestasi yang mereka raih di sektor ganda putra dan ganda campuran.
1. Ganda Putra
Di awal karirnya bersama Hong Kong, Yohan Hadikusumo masih fokus bermain di sektor ganda putra. Pebulu tangkis lokal Yao Tsz Yuk adalah partner pertamanya namun minim prestasi.
Duet Yohan Hadikusumo/Yao Tsz Yuk tercatat hanya mampu sekali mencapai final dan harus puas menjadi runner-up di ajang Western Australia International 2003.
Yohan/Tsz Yuk dikalahkan oleh pasangan Singapura, Hendri Kurniawan Saputra/Denny Setiawan, dalam dua set langsung 8-15 dan 9-15.
Selanjutnya, mereka berpisah dengan Yohan Hadikusuma kemudian berpasangan dengan rekan lamanya, Albert Susanto Njoto.
Untuk diketahui, Albert Susanto Njoto juga salah satu pebulutangkis jebolan PB Tangkas Jakarta dan sempat masuk pelatnas PBSI sama seperti Yohan Hadikusumo.
Yohan/Albert menorehkan prestasi cukup mengesankan selama membela Hong Kong. Mereka mampu meraih beberapa gelar dalam satu dekade sejak 2006.
Gelar pertama Yohan/Albert diraih di turnamen Filipina Open 2006. Mereka mengalahkan pasangan Indonesia, Hendra Aprida Gunawan/Joko Riyadi di final.
Selanjutnya, Yohan/Albert menjadi runner-up di ajang Vietnam Satellite (International Challenge) 2006, dan New Zealand Open 2007.
Yohan dan Albert berpisah ada 2019, sehingga Yohan pun menggandeng Wong Wai Hong. Duet Yohan/Wong mencatat sebagai runner-up Chinese Taipei Open 2009 dan Polish International 2010.
Pada 2017 lalu, Yohan yang telah berusia 40 tahun menerima tawaran bermain untuk Australia dan berhasil memenangkan gelar ganda putra di Sydney International bersama Albertus Susanto Njoto.
2. Ganda Campuran
Yohan Hadikusumo rupanya tidak hanya puas bermain di sektor ganda putra. Dia menjajal kemampuan tampil di sektor ganda campuran.
Yohan awalnya menggandeng Chao Hoi Wah pada 2008 silam. Mereka mencatat runner-up Macau Open 2008, juara Australian Open 2009, runner-up New Zealand 2009, dan peraih perunggu East Asian Games 2009.
Selanjutnya, Yohan juga menggandeng Tse Ying Suet pada 2010. Kala itu, usia Tse Ying Suet masih berusia 19 tahun.
Duet Yohan Hadikusumo/Tse Ying Suet cukup mengejutkan karena mereka berhasil meraih gelar juara German Open 2010 s dan Singapore International Challenge di tahun yang sama.
Baru-baru ini, Tse Ying Suet yang saat ini bermitra dengan Tan Chun Man mengenang kembali momen dirinya berpasangan dengan adik Alan Hadikusuma itu.
Tse Ying Suet/Tang Chun Man diketahui berhasil menjuarai turnamen Hylo Open 2023, yang mengingatkan Tse akan gelar pertamanya di tempat yang sama bersama Yohan.
“Gelar pertama saya juga datang dari negara ini (Jerman). Setelah 13 tahun, saya bahagia bisa kembali menjuarainya lagi,” ujar Tse Ying Suet dilansir dari laman resmi BWF.
Secara keseluruhan, Yohan mempersembahkan gelar untuk Hong Kong di kompetisi Filipina Open 2006, Jerman Open 2010, Australia Open 2009, Sydney International 2017, dan Singapura International 2010.
Yohan juga ikut berkompetisi di ajang Asian Games 2006 dan 2010 dan berhasil meraih medali perunggu di sektor ganda campuran di East Asian Games 2009 lalu.