Selain Rehan/Lisa, 3 Pasangan Ganda Ini Pernah Jadi Korban 'Mulut Pedas' Herry IP
INDOSPORT.COM - Selain Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, rupanya ada tiga pasangan ganda yang pernah dikritik pedas oleh Herry Iman Pierngadi (Herry IP), siapa sajakah mereka?
Baru-baru ini, tengah viral pernyataan resmi Tri Kusharjanto, selaku ayah pebulutangkis Rehan Naufal Kusharjanto, yang menyoroti gaya kepelatihan Herry IP di sektor ganda campuran.
Pasalnyam Herry IP sempat blak-blakan 'menguliti' performa Rehan/Lisa yang menurun, khususnya saat Rehan dibully karena badannya tidak ideal sebagai atlet.
"Kita ngomong aja, kayak Rehan itu enggak ideal, kayak om-om. Kita harus kerja keras, dibenahi. Kita harus fair, kalau memang kurang, kita bilang kurang," kata Herry IP.
Tri Kusharjanto mengaku kecewa dengan hal tersebut. Menurut dia, Herry IP mestinya menguatkan mental para pemainnya, bukannya 'menguliti' performa mereka di hadapan awak media.
"Kemarin Herry IP sempat ngomong Rehan nggak pantas (ikut turnamen level atas), saya cuma mau ngomong, seharusnya seorang pelatih itu kan membela anak buahnya,â kata Trikus saat ditemui awak redaksi berita olahraga SOICAUMIENBAC.cc.
"Saya cuma mau bilang, anak buah itu mau segimana pun dibela. Itu yang namanya pelatih, bukan malah (dicibir). Dia pelatih berpengalaman," tegas Tri Kusharjanto.
Herry IP sendiri selama ini memang dikenal sebagai pelatih bulutangkis yang tegas. Tak jarang dirinya melontarkan kritikan secara terbuka jika murid-muridnya gagal memenuhi ekspektasi.
Hal ini kerap dilakukan Herry IP ketika dirinya masih bertugas di sektor ganda putra. Namun, berkat kritikan tersebut, tak jarang muridnya justru mencapai prestasi membanggakan dalam karier mereka.
Selain Rehan/Lisa, ada beberapa pasangan ganda putra yang pernah mendapat kritikan pedas dari Herry IP, berikut ini INDOSPORT merangkumnya untuk Anda:
1. 1. Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri
Ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pernah mencatat hasil buruk pada Kejuaraan Dunia 2022. Ini menjadi rekor buruk mereka yang berstatus sebagai juara All England di tahun yang sama.
Kala itu, Bagas/Fikri yang berstatus sebagai unggulan ke-15 harus dihentikan langkahnya oleh ganda Skotlandia Alexander Dunn/Adam Hall pada babak kedua secara rubber game dengan skor 21-17, 19-21, 15-21.
Usai pertandingan tersebut, Herry IP mengatakan bahwa masalah yang dihadapi Bagas/Fikri adalah mental bertanding yang terus menukik. Dia menyebut mental Bagas/Fikri drop.
“Kalau menurut saya mental bertanding Bagas/Fikri itu menurun, drop ya. Dan belum kembali lagi. Di latihan mereka normal, biasa. Tapi di pertandingan tidak bisa keluar. Apa yang sudah dilatih hilang semua. Malah di lapangan terlihat panik, bingung mau main seperti apa,” ucap Herry IP.
“Sehari-hari sering saya ingatkan agar motivasinya ditambah. Tapi yang menjadi masalah itu di lapangan. Percaya dirinya tidak ada, gregetnya hilang. Ini yang harus segera disikapi dan menjadi PR.”
Pelatih berjuluk Coach Naga Api tersebut kemudian berharap Bagas/Fikri bisa cepat bangkit dan segera berbenah agar prestasinya tidak menurun.
2. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
Tercatat sebelum All England 2022, Fajar/Rian yang saat itu berperingkat 9 dunia selalu kandas sebelum babak semifinal dalam 14 dari 17 turnamen yang mereka ikuti.
Tepat pada 22 Maret 2022, pelatih ganda putra Herry IP mengeluarkan kata-kata pedas menyoroti performa Fajar/Rian seusai tersingkir di babak pertama All England.
“Secara ranking, Fajar/Rian memang masih di atas. Tetapi secara kemampuan, teknik permainan, dan prestasi dua tahun terakhir, Fajar/Rian sejatinya telah disalip oleh para junior mereka,” tutur Herry IP.
Tentunya tidak mudah menghadapi kritikan pedas sang pelatih. Namun, Fajar/Rian menjadikan hal itu sebuah motivasi untuk bangkit dan membuktikan diri.
Pembuktian pun terjadi saat mereka tampil menawan hingga meraih sejumlah gelar yang mengantarkan mereka menduduki peringkat 1 ranking BWF tahun lalu.
2. 3. Kevin Sanjaya/Marcus Gideon
Kevin Sanjaya/Marcus Gideon juga pernah menjadi korban gaya melatih Herry IP di tahun-tahun sebelum mereka berhasil menguasai ranking 1 BWF.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kevin Sanjaya kepada salah satu media, di tengah konflik antara dirinya dengan Herry IP tahun lalu.
Kevin membocorkan soal perlakuan kurang menyenangkan dari Herry IP. Atlet berusia 27 tahun itu menyebut sang pelatih kerap menyepelekan kemampuannya.
Kevin merasa dianaktirikan dan diremehkan. Dia menunjuk bukti, salah satunya tidak diberangkatkan ke dua pertandingan Eropa dan China Open saat tengah race to Olympics 2016.
Kevin Sanjaya menyampaikan bahwa Herry IP lebih menyukai atlet yang fisiknya tinggi, bertenaga besar, sehingga dia tidak dianggap pada awalnya.
Bahkan, Kevin terang-terangan menyebut disuruh mengalah dari sesama ganda putra Indonesia, Ricky Karanda/Angga Pratama oleh Herry IP di final India Open 2016.
Tapi, hal itu ditolak dan dia bersama Marcus Gideon sukses menjadi juara. Kevin/Marcus pun kemudian membuktikan bahwa mereka bisa menjadi yang terbaik setelah diperlakukan buruk oleh sang pelatih.
Konflik itu sendiri berakhir dengan Kevin dan Herry IP akhirnya bisa berdamai. Artinya, Kevin/Mmarcus pun tetap dilatih oleh Herry IP hingga sang pelatih dipindahkan ke sektor ganda campuran.