x

Ganda Campuran Bisa Cetak Sejarah Suram jika Absen di BWF World Tour Finals 2023

Selasa, 24 Oktober 2023 14:00 WIB
Penulis: Martini | Editor: Nugrahenny Putri Untari
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari saat tampil di BWF World Tour Finals 2022 lalu. Foto: Humas PP PBSI.

INDOSPORT.COM - Sektor bulutangkis ganda campuran Indonesia bisa mencetak sejarah suram jika tak ada pemain yang lolos ke perhelatan BWF World Tour Finals 2023.

Sekadar informasi, World Tour Finals adalah puncak rangkaian World Tour yang digelar pada akhir tahun dan hanya diikuti oleh 8 pemain dengan poin terbanyak dalam satu tahun.

Baca Juga

Tahun ini, World Tour Final 2023 akan dihelat di China, dan menyediakan total hadiah super fantastis, yakni 2 juta USD atau sekitar Rp30,4 miliar untuk para peserta.

Setelah turnamen Denmark Open 2023 rampung pada Minggu (22/10/23), ada sedikit fluktuasi di klasemen BWF World Tour Finals.

Indonesia memiliki wakil di sektor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan masih ada kans untuk ganda putri. Namun, tak satu pun ganda campuran yang ada di level atas.

Posisi tertinggi ada di tangan pasangan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, yang saat ini bertengger di urutan 14, meski hanya ada 8 pasangan yang akan terpilih nantinya.

Baca Juga

Sementara dua pasangan Pelatnas jauh dari harapan. Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusymawati tidak konsisten, sehingga kini tertinggal di posisi ke-16 klasemen.

Demikian pula seniornya, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, juga tercecer di urutan 19 klasemen BWF World Tour Finals, dan sulit untuk masuk 8 besar.

Jika pada akhirnya tidak ada wakil ganda campuran Indonesia di BWF World Tour Finals 2023, maka hal ini akan menjadi sejarah kelam lainnya bagi kancah bulutangkis Tanah Air.

Pasalnya, sejak BWF World Tour Finals (sebelumnya disebut BWF Super Series Finals) digelar tahun 2008, Indonesia selalu mengirimkan wakilnya di sektor XD.

Baca Juga

1. Kiprah XD Indonesia di BWF World Tour Finals

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, di ajang BWF Dubai World Super Series Finals 2017.

Pasangan ganda campuran Indonesia silih berganti dari generasi ke generasi tampil di BWF World Tour Finals. Di edisi 2008 lalu, ada pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir.

Generasi berlanjut ke era Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Muhammad Rijal/Debby Susanto, lalu Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadeth.

Baca Juga

Kemudian berlanjut ke generasi Praveen Jordan/Debby Susanto, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, ditambah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Terakhir, pada edisi BWF World Tour Finals 2022 lalu, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari menjalani debut mereka, bahkan berhasil tembus ke babak semifinal.

Namun, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas dihadang pasangan tuan rumah Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, dalam pertarungan rubber.

Tahun ini, Rinov/Pitha kurang konsisten dan akhirnya kesulitan bersaing, sehingga juga sulit untuk lolos ke BWF World Tour Finals.

Baca Juga

Pelatih yang baru saja menangani ganda campuran Indonesia, Herry Iman Pierngadi, sebenarnya ingin menurunkan level Rinov/Pitha dan Rehan/Lisa ke turnamen kasta menengah.

Namun, PBSI nampaknya masih berat hati, karena target mereka adalah mengirim wakil ganda campuran ke Olimpiade 2024 Paris.

"Idealnya, turnamen untuk Rinov/Pitha dan Rehan/Lisa memang harus diturunkan dulu. Akan tetapi, pada masa kualifikasi olimpiade ini, rencana itu sulit untuk dilakukan," kata Herry IP.

"Apalagi, berdasarkan daftar ranking kualifikasi, Rinov/Pitha berada di posisi lolos, dan itu harus dipertahankan," tambah Herry IP kepada awak media di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga
Herry IPBWF Super Series FinalsHerry Iman PierngadiBWF World Tour FinalsBulutangkisRinov Rivaldy/Pitha HaningtyasBerita BulutangkisRehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom