x

3 Legenda Bulutangkis Senggol PBSI Usai Catat Nol Medali di Asian Games 2022

Sabtu, 7 Oktober 2023 10:02 WIB
Penulis: Serly Putri Jumbadi | Editor: Prio Hari Kristanto
Tiga legenda bulutangkis yang mengkritik tim Indonesia dan PBSI usai mencatatkan sejarah miris dengan nol medali di Asian Games 2022.

INDOSPORT.COM – Tiga legenda bulutangkis yang mengkritik tim Indonesia dan PBSI usai mencatatkan sejarah miris dengan nol medali di Asian Games 2022.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dkk mencatatkan hasil yang sangat buruk di Asian Games 2022 di nomor beregu maupun perorangan.

Baca Juga

Ya, Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah gagal meraih satu pun medali di cabang olahraga (cabor) bulutangkis di Asian Games.

Hasil ini sekaligus menjadi sorotan tajam beberapa legenda bulutangkis Indonesia seperti Luluk Hadiyanto, Yuni Kartika hingga Greysia Polii.

Luluk Hadiyanto yang merupakan legenda di sektor ganda putra menyindir keras PBSI yang harusnya sudah paham mengenai sistem pembinaan atlet junior dan senior.

Selain itu ada Greysia Polii bak menyindir PBSI usai tim Korea Selatan kala itu berhasil meraih medali emas di nomor beregu putri Asian Games 2022.

Untuk lebih lengkapnya, berikut tim INDOSPORT mencoba mengulas lebih dalam komentar Luluk Hadiyanto, Greysia Polii dan Yuni Kartika usai tim Indonesia cetak nol medali di Asian Games 2022.

Baca Juga

Luluk Hadiyanto

Luluk Hadiyanto merupakan mantan partner Alvent Yulianto yang pernah gemilang menyabet medali perunggu Olimpiade Anheim 2005 hingga medali perak Asian Games 2006.

Legenda bulutangkis yang saat ini berusia 44 tahun itu berhasil meraih berbagai gelar juara seperti Thailand Open, Korea Open hingga Indonesia Open.

Sementara itu, Luluk Hadiyanto turut menyoroti panas kegagalan tim bulutangkis Indonesia dan PBSI yang gagal meraih satu pun medali di Asian Games 2022.

“Strategi pemain ke sebuah turnamen menjadi faktor krusial. Para pemain Indonesia sebelum Asian Games 2022 dipaksa mengikuti China Open dan Hong Kong Open. 3 kejuaraan beruntun membuat pemain kelelahan dan jenuh luar biasa.”

“Saya rasa PBSI sudah tahu sistem pembinaan usia muda sampai senior yang baik karena sebelumnya PBSI sudah mampu melewati hal itu. Dengan catatan mereka mau mendengar dan membina dengan nilai-nilai yang ada dalam olahraga,” kata Luluk, dilansir Antara.

Baca Juga

1. Greysia Polii

Mantan Pebulutangkis Nasional, Greysia Polii, selepas acara media gathering hari ini, Rabu (02/08/23), di Kwitang, Gambir, Jakarta Pusat. (Foto: Ammara Marthiara/INDOSPORT)

Greysia Polii dikenal sebagai legenda bulutangkis di sektor ganda putri yang gemilang meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

Ia berpasangan dengan Apriyani Rahayu berhasil mencetak sejarah menjadi ganda putri pertama Indonesia yang berhasil meraih emas Olimpiade.

Baca Juga

Tak hanya itu, sebelumnya Greysia Polii yang berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari itu juga berhasil mencatatkan hasil yang positif di Asian Games 2014.

Kala itu, Greysia/Nitya berhasil mengamankan medali emas usai mengalahkan pasangan nomor 1 di ranking BWF yakni Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Sama seperti Luluk Hadiyanto, Greysia Polii turut menyoroti kegagalan tim Indonesia di nomor beregu putri khsusunya sebagaimana dalam cuitannya di akun X (Twitter).

Greysia menyoroti kejayaan Korea Selatan yang memiliki kelebihan di determinasi, mindset dan kesatuan pemain yang tentu ada andil federasi di dalamnya.

Setuju banget sama pernyataan dari pelatih. Melihat kehidupan atlet mereka dari jarak yang cukup dekat, gak heran kalau Tim Korea bisa jadi Juara Asian Games dan Uber Cup,” tulis Greysia.

Yuni Kartika

Selain Luluk Hadiyanto dan Greysia Polii, legenda bulutangkis di sektor tunggal putri yang saat ini menjadi komentator olahraga yakni Yuni Kartika turut buka suara.

Baca Juga

Sebagai informasi, Yuni Kartika sendiri tampil cukup mengesankan ketika masih aktif di dunia bulutangkis dengan menyabet gelar di German Open 1990 hingga Juara Dunia Junior 1991.

Tak hanya itu, legenda tunggal putri kelahiran 1973 itu juga menjadi bagian dari kemenangan tim putri Indonesia menyabet trofi Piala Uber 1994.

Ia juga menjadi bagian dari kegemilangan tim beregu putri Indonesia meraih medali perak di Asian Games 1994 yang dihelat di Hiroshima, Jepang.

Yuni Kartika pun ikut buka suara terkait dengan kegagalan PBSI dan tim Indonesia yang tak meraih satu pun medali di Asian Games 2022 dalam unggahan di Instagram-nya.

Harapan satu2nya di Asian Games, Jorji pun menyerah kalah dari Aya Ohori (Jepang). Padahal kl berkaca H2H Jorji unggul.”

 “Cabor kebanggaan Indonesia, bulutangkis, tidak mampu menyumbangkan medali utk Indonesia. Sedih sekali rasanya,” tulis Yuni.

Baca Juga
Asian GamesPBSIGreysia PoliiYuni KartikaIn Depth SportsTRIVIABulutangkisBerita BulutangkisLuluk HadiyantoIndepth

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom