x

Termasuk Kevin/Marcus, 3 Momen Bersejarah Tim Bulutangkis Indonesia di Japan Open

Jumat, 7 Juli 2023 19:34 WIB
Penulis: Serly Putri Jumbadi | Editor: Isman Fadil
Mari menilik tiga momen bersejarah tim bulutangkis Indonesia di Japan Open. Di mana salah satunya adalah hattrick Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

INDOSPORT.COM – Mari menilik tiga momen bersejarah tim bulutangkis Indonesia di Japan Open. Di mana salah satunya adalah hattrick Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Seperti diketahui, gelaran turnamen bulutangkis level super 750 yakni Japan Open 2023 bakal dihelat pada 25 hingga 30 Juli mendatang.

Indonesia sendiri menurunkan hampir skuat lengkapnya di turnamen yang memperebutkan total hadiah senilai 850 ribu dolar atau setara dengan Rp12,9 miliar.

Salah satu wakil Indonesia yang tak tampil di Japan Open 2023 adalah Kevin Sanjaya/Marcus Gideon yang memutuskan absen karena Marcus Gideon yang diterpa cedera.

Namun, usai memutuskan absen, Kevin/Marcus pernah mancatatkan sejarah gemilang di Japan Open yang pertama kali dipertandingkan pada 1977 itu.

Baca Juga

Selain Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, Indonesia pernah mencatatkan sejarah gemilang di Japan Open seperti dominasi tunggal putra yang pernah meraih juara pada 6 edisi beruntun hingga tunggal putri Mia Audina yang sukses membuat kejutan.

1. Hattrick Kevin/Marcus

Kevin Sanjaya/Marcus Gideon sendiri menjadi ganda putra yang pernah digdaya pada masanya dengan mencapai peringkat 1 di ranking BWF selama kurang lebih 5 tahun.

Baca Juga

Pasangan berjuluk The Minions itu juga menorehkan catatan manis di Japan Open dengan meraih tiga gelar juara beruntun yakni pada edisi 2017, 2018 dan 2019.

Catatan ini sekaligus menyamai rekor hattrick ganda putra Indonesia di Japan Open yakni Rexy Mainaky/Ricky Subagja pada edisi 1995, 1996, 1997.

Kevin/Marcus dan Rexy Mainaky/Ricky Subagja sendiri tercatat sebagai satu-satunya ganda putra yang berhasil meraih tiga gelar beruntun di sepanjang sejarah Japan Open.

Baca Juga

1. Kejayaan Tunggal Putra

Atlet bulutangkis senior Indonesia, Ardy B. Wiranata

Selain ganda putra melalui Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Rexy Mainaky/Ricky Subagja, sektor tunggal putra juga berhasil mencatatkan kenangan manis di Japan Open.

Tunggal putra Indonesia pernah mendominasi gelar juara Japan Open selama enam edisi beruntun yakni pada tahun 1991 hingga 1996.

Pada edisi 1991, tunggal putra Indonesia melalui Ardy Wiratama gemilang menyabet gelar juara usai mengalahkan wakil China, Wu Wenkai dengan skor 12–15, 15–4, 15–7.

Raihan positif ini berlanjut hingga edisi 1992 di mana legenda bulutangkis tersebut kembali naik podium juara usai menaklukkan tunggal China, Zhao Jianhua.

Sementara itu pada edisi selanjutnya yakni 1993, Hariyanto Arbi melanjutkan kedigdayaan tunggal putra di Japan Open dengan meraih juara usai menaklukkan Joko Suprianto.

Baca Juga

Sempat diputus rekor oleh Ardy Wiranata pada edisi 1994, Hariyanto Arbi kembali naik podium juara pada edisi 1995 usai kembali mengalahkan Joko Suprianto di final.

Sementara itu, edisi terakhir enam juara beruntun tunggal putra Indonesia berlanjut pada 1996 melalui Joko Suprianto yang akhirnya pecah telur naik podium juara.

Baca Juga

Sayangnya, pada edisi selanjutnya yakni 1997, kedigdayaan Indonesia harus terhenti oleh tunggal putra Denmark, Peter Gade yang meraih podium juara.

Raihan juara beruntun tunggal putra Indonesia di enam edisi tersebut menjadi catatan sejarah tersendiri bagi sektor ini di sepanjang gelaran Japan Open 2023.

Setelah itu, tunggal putra Indonesia tercatat hanya mampu naik podium sebanyak satu kali di Japan Open yakni Sony Dwi Kuncoro pada edisi 2008.

Baca Juga

2. Kejutan Mia Audina

Mia Audina, pebulutangkis Indonesia yang 'berkhianat' dengan membela Belanda

Selain ganda putra dan tunggal putra yang memiliki kenangan manis di Japan Open, tunggal putri ternyata juga memiliki raihan positif di turnamen bulutangkis yang kini berlevel 750 itu.

Tercatat, hanya ada dua tunggal putri yang mampu naik podium tertinggi di Japan Open. Mereka adalah Susy Susanti pada 1992 dan Mia Audina pada 1997.

Mia Audina sendiri menjadi tunggal putri yang banyak diperbincangkan karena berhasil meraih gelar juara Japan Open selama dua edisi namun dalam dua kewarganegaraan.

Pada edisi 1997, Mia berhasil meraih gelar juara dengan status warga negara Indonesia usai mengalahkan wakil China, Zhichao Gong.

Meski berstatus sebagai unggulan pertama, Mia Audina bisa dibilang gemilang dengan mengalahkan Zhichao Gong yang kala itu sempat dijuluki sebagai Susy Susanti-nya China.

Namun, beberapa tahun setelah meraih juara di Japan Open 1997, Mia Audina beralih kewarganegaraan Belanda usai menikah dengan Tylio Lobman pada 1999.

Usai menjadi warga negara Belanda, Mia Audina kembali naik podium di Japan Open 2004 usai mengalahkan wakil China, Ruina Gong.

Kevin Sanjaya/Marcus GideonIn Depth SportsBulutangkisBerita BulutangkisIndepthJapan Open

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom