Apa Kabar Tony Gunawan? Legenda Ganda Putra Kontroversial yang Campakkan Indonesia
INDOSPORT.COM – Kabar terbaru legenda bulutangkis ganda putra, Tony Gunawan, yang pernah menuai kontroversi usai campakkan Indonesia dan beralih ke warga negara Amerika Serikat.
Legenda ganda putra Indonesia yakni Tony Gunawan sempat menuai perbincangan panas usai memutuskan untuk pindah kewarganegaraan ke Amerika Serikat.
Tentu keputusan ini bisa dibilang mengejutkan. Pasalnya, Tony merupakan mantan pemain ganda putra Indonesia dengan beragam prestasi.
Legenda bulutangkis yang lahir di Surabaya pada 9 April 1975 itu sukses mengoleksi medali emas Olimpiade Sydney 2000, Juara Asia 2000 hingga Juara Dunia 2001.
Namun, usai meraih emas di Kejuaraan Dunia 2001, Tony Gunawan secara mengejutkan memutuskan untuk pindah kewarganegaraan dan menetap di Amerika Serikat.
Sempat membela Amerika Serikat dalam beberapa kejuaraan, pebulu tangkis berusia 48 tahun itu memutuskan untuk pensiun pada 2012.
Usai pensiun, Tony mulai melatih di Amerika Serikat di sebuah klub bulutangkis, Orange County Badminton Club pada 2021 lalu.
Kini, mantan partner Candra Wijaya itu menetap di Jepang dan menjadi pelatih di klub Tonami sektor ganda putra yang dihuni pemain top seperti Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Tony Gunawan sendiri resmi mengampu klub bulutangkis Jepang itu sejak 2019. Berkat tangan dinginnya, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi kini menjelma menjadi raksasa ganda putra.
Selain itu, Tony juga berhasil mengantarkan Tonami juara di turnamen bulutangkis Jepang S/J League di nomor beregu putra pada Februari 2023 lalu.
1. Makin Gacor Jadi WN Amerika Serikat?
Sekadar informasi, Tony Gunawan menyebutkan alasannya pindah kewarganegaraan Amerika Serikat bukan karena tak cinta Tanah Air.
Melainkan karena akan melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat dan menempuh studinya di Devry University jurusan teknik komputer di Pamon, California.
Usai memutuskan hijrah ke Amerika Serikat, Tony tak kalah gacor dengan meraih gelar Juara Dunia 2005 berpasangan dengan Howard Bach.
Tak hanya gelar Juara Dunia, Tony juga berhasil menyabet gelar di turnamen BWF seperti Indonesia Open, Singapore Open hinga Japan Open.
Tony Gunawan yang berpasangan dengan Candra Wijaya sukses menyabet gelar di Malaysia Open, Japan Open, Hong Kong Open dan Indonesia Open.
Sementara gelar juara terakhirnya sebelum memutuskan pensiun adalah di AS Open berpasangan dengan Vita Marissa pada edisi 2012.
Ya, usai pindah kewarganegaraan, Tony memang tak sebaik dahulu prestasinya ketika masih berstatus sebagai warga negara Indonesia.
Bagaimana tidak, legenda bulutangkis ganda putra itu berhasil mengoleksi banyak gelar. Selain emas Olimpiade, ia sukses menyabet gelar juara di turnamen beregu, Piala Thomas pada 1998 dan 2000.
Meski menuai banyak kontroversi terkait dengan kepindahan warga negara pada 2001 lalu, Tony Gunawan menyebut tak pernah mengkhianati Indonesia.
Bahkan beberapa waktu lalu, mantan partner Candra Wijaya itu berkunjung ke Pelatnas PBSI dan bertemu dengan pemain ganda putra Indonesia seperti Ahsan/Hendra hingga Kevin/Marcus.
2. Rekor Mengerikan Tony Gunawan
Tony Gunawan pernah menjadi raja ganda putra pada masanya bersama Candra Wijaya dengan menduduki peringkat 1 ranking BWF.
Di sepanjang karier bulutangkis, Tony berhasil mengoleksi total 37 gelar di turnamen BWF di sektor ganda putra serta ganda campuran.
Namun, rekor mengerikan yang dicatatkan legenda bulutangkis Indonesia itu adalah meraih dua gelar juara dengan dua kewarganegaraan yang berbeda.
Pada Kejuaraan Dunia 2005 Tony Gunawan yang berstatus sebagai WN Amerika Serikat berpasangan dengan Howard Bach mengalahkan pasangan Indonesia Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto dengan skor 15-9, 15-3.
Dengan hasil ini, Tony berhasil mempersembahkan medali Juara Dunia pertama bagi Amerika Serikat di sepanjang sejarah bulutangkis dunia.
Sementara kala masih berstatus sebagai WNI, Tony berpasangan dengan Halim Heryanto berhasil mengalahkan ganda Korea Selatan, Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon.
Usai tak lagi berada di Amerika Serikat, Tony Gunawan pernah diminta penggemar bulutangkis untuk menjadi pelatih di Indonesia. Namun, legenda ganda putra itu secara tegas menolaknya.