x

Fakta Miris Tunggal Putri Puasa Gelar Indonesia Open Sejak 2001, Beban Berat Gregoria Mariska

Minggu, 11 Juni 2023 16:48 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Gregoria Mariska dihadapkan pada beban berat jelang Indonesia Open 2023, seiring puasa gelar yang dihadapi sektor tanggal putri sejak 2001 silam.

INDOSPORT.COM – Gregoria Mariska dihadapkan pada beban berat jelang Indonesia Open 2023, seiring puasa gelar yang dihadapi sektor tanggal putri sejak 2001 silam.

Usai gelaran Singapore Open 2023, kini para pebulutangkis papan atas dari seluruh dunia akan kembali bertarung di ajang Indonesia Open 2023.

Ajang BWF Super 1000 ini dijadwalkan akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, sejak Selasa (13/06/23) hingga Minggu (18/06/23).

Para pebulutangkis top yang akan berlaga pun utamanya pada pebulutangkis di papan atas ranking BWF, mengingat ajang ini masuk kategori Super 1000.

Para pebulutangkis top ini akan bertarung habis-habisan demi menambah poin untuk mendongkrak ranking BWF dan menentukan langkah mereka ke Olimpiade Paris 2024.

Baca Juga

Di Indonesia Open 2023 ini, tuan rumah melalui PBSI kabarnya akan mengirimkan 20 wakilnya untuk bertarung di depan publik sendiri.

20 wakilnya itu terdiri dari berbagai sektor. Dari sektor tunggal putri, hanya ada dua wakil yang dikirimkan, yakni Gregoria Mariska dan Putri Kusuma Wardani.

Baca Juga

Dari keduanya, hanya Gregoria Mariska yang berada di 10 besar ranking BWF. Meski ada di ranking 9 dunia, pebulutangkis berusia 23 tahun itu tak masuk daftar unggulan.

Sedangkan Putri Kusuma Wardani berada di ranking BWF ke-38, sehingga Gregoria Mariska pun akan dibebani ekspektasi berlebih di kandangnya sendiri.

Apalagi jika menilik fakta bahwa tunggal putri tuan rumah tak pernah juara Indonesia Open sejak 2021. Apakah Gregoria Mariska bisa mengatasi beban tersebut di edisi 2023 ini?

Baca Juga

1. Terakhir Juara di Kandang pada Tahun 2001

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung di Singapore Open 2023. (Foto: PBSI)

Sejak era Susi Susanti dan era Ellen Melina, tak pernah ada tunggal putri Indonesia yang bisa menjadi juara di kandang sendiri.

Terakhir kali tunggal putri menjuarai Indonesia Open pada 2001 atau 22 tahun silam, saat Ellen Melina merengkuh juara atas wakil China, Wang Chen.

Bahkan mirisnya lagi, sejak Indonesia Open 2002 hingga 2022 hanya ada satu tunggal putri tuan rumah yang bisa mencapai final, yakni Maria Kristin pada 2008 silam.

Dari catatan itu, tunggal putri pun menjadi sorotan karena belum melahirkan juara-juara baru di Indonesia Open sejak Ellen Melina pada 2001.

Catatan ini berbanding terbalik dengan pencapaian sektor lain, seperti tunggal putra, ganda putra, ganda putri, dan bahkan ganda campuran.

Baca Juga

Tunggal putra Indonesia terakhir kali menjuarai Indonesia Open pada 2012 lalu lewat Simon Santoso, atau satu dekade silam.

Lalu dari ganda putra, kemenangan terakhir di Indonesia Open didapat pada pada 2021 lalu oleh pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya.

Baca Juga

Untuk sektor ganda putri, ada nama Vita Marissa/Liliyana Natsir yang juga berhasil meraih gelar juara Indonesia Open 2008. Dan ganda campuran yang berhasil meraih juara Indonesia Open pada 2005 lewat Nova Widiyanto/Liliyana Natsir.

Bisa dikatakan tunggal putri menjadi sektor yang paling lama puasa gelar Indonesia Open. Hal ini akan jadi beban bagi Gregoria Mariska selaku pebulutangkis Indonesia di posisi atas ranking BWF.

Apakah Gregoria Mariska mampu mengatasi tekanan ini dan memutus puasa gelar tunggal putri di Indonesia Open 2023?

Baca Juga

2. Riwayat Gregoria Mariska di Indonesia Open

Gregoria Mariska Tunjung mengambil dan akan smash shuttlecock kepada lawan di Indonesia Open 2021

Gregoria Mariska punya jejak panjang di ajang Indonesia Open, di mana ia bermain di turnamen Super 1000 ini sejak 2015.

Di Indonesia Open 2015, Gregoria harus memulai dengan kiprah buruk dengan kalah dari kompatriotnya, Lindaweni Fanetri di babak kualifikasi.

Lalu di Indonesia Open 2016, Gregoria yang lolos dari babak kualifikasi harus tumbang di 32 besar dari Fitriani dengan skor 21-14, 13-21, dan 21-16.

Di Indonesia Open 2017, langkah Gregoria kembali terhenti di babak 32 besar usai dibekuk pebulutangkis China, Chen Yufei.

Berlanjut di Indonesia Open 2018, Gregoria yang ada di Bottom Half, harus takluk dari pebulutangkis Thailand, Ratchanok Intanon di babak 16 besar lewat dua set langsung.

Ratchanok Intanon benar-benar menjadi momok Gregoria saat langkahnya terhenti di babak 16 besar lewat drama tiga set 13-21, 21-19, dan 21-15.

Di Indonesia Open 2021, Gregoria kembali disingkirkan pebulutangkis Thailand di babak 16 besar, yakni Pornphawee Chochuwong dua set langsung.

Terakhir di Indonesia Open 2022, kembali dihantui tunggal putri Thailand usai tumbang di babak 32 besar dari Lalinrat Chaiwan dengan skor 17-21, 21-10, dan 12-21.

Dengan riwayat tersebut, banyak harapan Gregoria Mariska bisa melangkah lebih jauh ketimbang babak 16 besar dan bisa mengakhiri puasa gelar tunggal putri di Indonesia Open, sekaligus menaikkan ranking BWF nya yang kini di peringkat ke-9.

Gregoria MariskaIndonesia OpenIn Depth SportsBulutangkis

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom