Lee Chong Wei-Taufik Hidayat Memanas, Media Asing Bantu Damaikan dengan Cara Tak Biasa
INDOSPORT.COM - Memanasnya kisruh Lee Chong Wei dan Taufik Hidayat terkait Hall of Fame BWF memancing media asing untuk mendinginkan suasana dengan cara tak biasa.
Lin Dan (China) bersama rivalnya Lee Chong Wei (Malaysia) diketahui mendapatkan penghargaan dari BWF dengan masuk Hall of Fame pada 26 Mei kemarin.
Tak sembarang atlet bulutangkis bisa masuk Hall of Fame. Penghargaan diberikan kepada insan bulutangkis yang dianggap memiliki prestasi maupun jasa besar terhadap perkembangan olahraga itu.
Akan tetapi masuknya dua member Big Four Kings tunggal putra bulutangkis tersebut menimbulkan polemik, khususnya dialami olah Lee Chong Wei.
Polemik tersebut berawal dari kritikan legenda Indonesia, Taufik Hidayat, yang mempertanyakan kelayakan Lee Chong Wei mendapat Hall of Fame padahal tidak pernah juara Olimpiade.
Torehan Lee Chong Wei hanya tiga kali medali perak Olimpiade, sedangkan Taufik Hidayat mendapat satu medali emas Olimpiade Athena dengan Lin Dan dua kali juara di Beijing dan London.
BWF sebelumnya sudah memberikan pernyataan tegas bahwa Lee Chong Wei layak mendapatkan anugerah ini karena prestasi dan kontribusinya untuk bulutangkis.
Mencoba mendinginkan suasana, media asing Badminton Planet membuat sebuah ulasan bertajuk “Lee Chong Wei & Taufik Hidayat, Cinta dan Positivitas.”
“Di sini, Badminton Planet ingn membantu para penggemar mencerna komentar Taufik Hidayat melalui lima langkah mudah,” tulis Badminton Planet.
Ada lima hal yang digarisbawahi Badminton Planet di dalam menyoroti konflik antara dua legenda bulutangkis Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei terkait penghargaan Hall of Fame BWF.
1. 5 Poin Kisruh Hall of Fame BWF 2023
Poin pertama yakni Kebebasan Berbicara. Media ini menekankan bahwa setiap orang bebas mengemukakan pendapat terlepas benar atau salah.
“Hak fundamental ini merupakan landasan masyarakat demokratis, yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan pendapat mereka secara terbuka,” tulis Badminton Planet.
Poin kedua, media tersebut menekankan bahwa angka tidak bisa berbohong. Secara statistik, lee Chong Wei memiliki presentase kemenangan lebih tinggi daripada tiga peraih medali Olimpiade, Lin Dan, Chen Long dan Taufik Hidayat.
Badminton Planet mengemukakan data yang bisa menjawab argumentasi Taufik Hidayat dalam wawancara podcast yang mempertanyakan kualifikasi Lee Chong Wei masuk Hall of Fame.
“Menurut data, hingga 2020, Lee Chong Wei memainkan total 848 pertandingan di dalam kariernya dan memenangkan 713 di antaranya. Persentase kemenangannya 84,08%, sedangkan persentase kemenangan Lin Da 83,46%, Chen Long 79,46 persen dan Taufik Hidayat 74,95 persen,” tulis Badminton Planet.
Selain itu, Lee Chong Wei menjadi satu-satunya pemain dalam sejarah bulutangkis yang menghabiskan 349 pekan berada di posisi 1 ranking BWF dan ranking 1 dunia selama 200 pekan beruntun.
Poin ketiga, Badminton Planet juga menekankan bahwa ini bukan pertama kalinya Taufik Hidayat membuat pernyataan-pernyataan kontroversial.
“Tendensius Taufik Hidayat di dalam membuat pernyataan kontroversial tidak bisa menjadi teladan,” tulis Badminton Planet.
Pada 2006, dia pernah menyebut Lin Dan sosok yang arogan. Kemudian pada 2010, dia meremehkan empat kemenangan beruntun Lin Dan, dan malah menekankan kekagumannya pada keberhasilannya di Asian Games.
Poin Keempat, persyaratan pemililah Hall of Fame. Badminton Planet juga menekankan bahwa medali emas bukanlah satu-satunya kriteria untuk seorang pebulutangkis masuk Hall of Fame.
Dalam banyak bidang olahraga, Hall of Fame dipilih berdasarkan dampak pemain tersebut kepada olahraga, rekor karier, kemampuan, integritas, sportivitas, karakter dan kontribusi terhadap tim.
Poin terakhir. Badminton Planet meminta Taufik Hidayat untuk lebih mempromosikan cinta dan harmoni daripada menyerang pebulutangkis lain.
Selain itu, Taufik Hidayat diminta mencontoh persahabatan Lin Dan dan Lee Chong Wei yang dibangun dengan indah di bawah rivalitas sengit mereka di lapangan.