Sebuah Kisah Syahdu di All England: Pengorbanan Tak Lazim Pemain India di Lapangan
INDOSPORT.COM - Turnamen bulutangkis All England menyimpan banyak kisah dan kejadian menarik yang terjadi di setiap edisinya, termasuk dari pemain India.
Meski wakil India jarang tampil di podium juara, ada secuil kisah menarik tentang pemain dari negara ini di edisi 1947.
Adalah Prakash Nath dan Devinder Mohan, sepasang sahabat yang apesnya harus bersua di lapangan sebagai musuh di perempat final.
Saat itu, Prakash Nath lolos ke babak delapan besar setelah menumbangkan pemain Irlandia bernama Tod Majury dengan skor akhir 15-11, 15-11.
Di sisi lain, Devinder Mohan menjadi perempat finalis setelah menumpas perlawanan pemain bulutangkis Inggris yakni Tom Wigfield 15-12, 15-5.
Sialnya, dua pemain India yang pada waktu itu mewakili negaranya sebelum kemerdekaan, terpaksa melakoni ‘perang’ saudara di lapangan.
Meski demikian, mereka berdua nampaknya cukup bersyukur lantaran ada jaminan bahwa negaranya akan mengirim satu wakil di semifinal nanti.
Nah masalahnya, siapa di antara keduanya yang akan menginjakkan kaki ke sana? Tentu saja, berduel di lapangan akan menentukan jawabannya.
Namun siapa sangka, baik Prakash Nath maupun Devinder Mohan justru mengambil keputusan besar dan membuat dahi orang-orang berkerut: menentukan pemenang lewat tos koin.
Ya, alih-alih bertarung menghadapi kawan sendiri, mereka lebih memilih berkorban. Toh siapa saja yang lolos adalah wakil India dan itu tidak perlu diperdebatkan.
1. Ikhlas dan Rela Berkorban
Melalui tos koin tersebut, Devinder Mohan-lah yang kalah. Ia pun dengan senang hati wo dan memberi tiket semifinal ke sang kawan.
Pada waktu itu, terlepas dari rasa kesetiakawanan dan nasionalisme yang ditunjukkan oleh Prakash Nath dan Devinder Mohan, aksi keduanya sempat menuai perhatian.
Media-media di Inggris pun membuat isu tersebut menjadi besar dengan publikasi yang mereka buat ke khalayak ramai.
Cerita tentang pengorbanan ini pun menjadi tajuk utama nyaris di semua surat kabar di Inggris dan United Kingdom karena belum pernah terjadi sebelumnya.
Di dunia olahraga, hampir jarang ditemui, ada atlet yang rela melakukan wo demi peserta lain, bahkan terhadap kawan sendiri. Namun All England 1947 berbeda.
Setelah mendapat tiket ke semifinal, Prakash Nath pun melanjutkan perjuangannya demi naik podium. Lawan yang dihadapi selanjutnya adalah pebulutangkis tuan rumah, Noel Radford.
Pengorbanan Devinder Mohan pun tidak sia-sia, lantaran di tahap ini Prakash Nath berhasil lolos dari semifinal dan menuju partai puncak All England 1947.
Sayangnya sampai di sini, ia gagal menjadi juara setelah ditumbangkan tunggal putra Swedia, Conny Jepsen, 15-7, 15-11. Langkahnya pun terhenti.
Meski begitu, Prakash Nath sudah mengukir sejarah tersendiri di All England, sebagai pemain pertama asal India yang berhasil menginjakkan kaki di final.
All England pun akan selalu jadi turnamen yang bakal dikenang Prakash Nath. Di sana ia menyaksikan pengorbanan seorang kawan yang sangat menggugah hati.
2. Sekilas tentang Prakash Nath
Prakash Nath lahir dari keluarga yang berada di Lahore, India. Mereka bahkan memiliki properti yang berisi lapangan bulutangkis dan tenis.
Fasilitas ini pun menjadi berkah tersendiri bagi Prakash Nath yang bisa bermain maupun berlatih bulutangkis kapan pun ia mau.
Bukan hanya itu, ia juga akrab dengan hockey dan kriket, karena keluarganya punya sebuah lapangan yang luas untuk memainkan olahraga tersebut.
DNA olahraga pun sudah mengalir di darahnya, yang menurun dari sang ayah yang notabene seorang pemain hockey.
Seperti diwartakan First Post, Prakash Nath pertama kali memegang raket saat berusia 8 tahun. Ia jatuh cinta dengan badminton tidak lama setelahnya.
Latihan yang ia lakukan secara rutin pun tidak berakhir sia-sia. Ia memiliki karier yang cukup apik di dunia bulutangkis, bahkan mencapai All England 1947.
Tentang All England 2023
Kini, sudah setengah abad lebih berlalu dari edisi 1947 yang diikuti Prakash Nath dan Devinder Mohan, All England tengah bersiap untuk edisi 2023.
Turnamen bulutangkis BWF World Tour Super 1000 ini nantinya akan digelar di Utilita Birmingham, Inggris, pada 14 sampai dengan 19 Maret 2023.
Di sektor tunggal, India diwakili Prannoy HS, Lakshya Sen, Srikanth Kidambi, Priyanshu Rajawat, PV Sindhu, Saina Nehwal, Aakarshi Kashyap, Malvika Bansod, dan Prerana Neeluri.
Sumber: olympics.com, firstpost.com