x

4 Pebulutangkis Indonesia yang Tak Diunggulkan tapi Bikin Kejutan Manis di Olimpiade

Sabtu, 4 Maret 2023 14:19 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor: Isman Fadil
Shon Seung-mo, Taufik Hidayat, dan Sony Dwi Kuncoro di podium Olimpiade 2004 Athena.

INDOSPORT.COM - Bulutangkis adalah salah satu andalan Indonesia dalam mendulang medali di Olimpiade. Dari sederet edisi yang dilaluinya, ada empat pebulutangkis Indonesia yang tampil mengejutkan di ajang Olimpiade.

Sebagaimana diketahui, bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang paling sering meraih prestasi untuk Indonesia. Bulutangkis Indonesia telah diakui banyak negara sejak lama.

Baca Juga

Dari para legenda hingga atlet masa kini, setidaknya ada beberapa pebulutangkis yang mampu meraih medali di Olimpiade.

Untuk melihatnya, berikut pebulutangkis Indonesia yang bikin kejutan di Olimpiade meski namanya tak masuk daftar unggulan.

Taufik Hidayat

Baca Juga

Jika berbicara soal legenda tunggal putra Indonesia, nama Taufik Hidayat tentu masuk dalam barisan. Hal ini benar karena dia pernah memenangi medali emas di Olimpiade Athena 2004.

Di bawah kepelatihan Mulyo Handoyo, Taufik mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam straight game saja, kecuali saat bertemu Woong Choong Hann dari Malaysia.

Baca Juga

Melaju ke final, Taufik menghadapi Shon Seung-mo, wakil Korea Selatan. Dia pun membawa pulang medali emas usai menaklukkan Shon dengan skor 15-8, 15-7.

Padahal di game pertama, Shon mampu unggul 0-7. Tetapi, Taufik berhasil bangkit dan membalikkan keadaan dan berlanjut dengan memenangi game kedua.


1. Alan Budikusuma

Alan Budikusuma saat meraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona.

Alan Budikusuma juga sesama legenda tunggal putra Indonesia yang memenangi medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Padahal kala itu, dia tidak difavoritkan untuk menang.

"Saya tidak terlalu berangan-angan dan itu mungkin yang membuat saya jadi lebih tenang," kata Alan dari laman resmi PBSI.

Baca Juga

Dalam perjalanannya ke final, Alan melawan wakil kuat dari negara-negara lain. Tetapi di final, dia menghadapi rekan sekompatriotnya, Ardy Wiranata.

Pertandingan pun dituntaskan Alan dalam pertarungan straight set dengan skor 15-12, 18-13. Suami dari legenda Susi Susanti ini pun berhak atas medali emas Olimpiadenya.

Maria Kristin Yulianti

Maria Kristin Yulianti adalah tunggal putri terakhir yang menyumbang medali Olimpiade untuk Indonesia. Medali perunggunya ini diraih pada Olimpiade Beijing 2008.

Saat itu, Maria Kristin juga bukanlah pemain yang diunggulkan. Tetapi, dia bahkan mampu melaju hingga mengalahkan pemain favorit, seperti Saina Nehwal, Juliane Schenk, dan Tine Rasmussen.

Baca Juga

Tak hanya itu, wanita kelahiran Tuban, Jawa Timur, pada 1985 tersebut sanggup menyingkirkan wakil tuan rumah, Lu Lan, di mana saat itu Maria Kristin sama sekali belum pernah menang dalam beberapa kali pertemuan keduanya.

Dengan status non-unggulan dan tanpa target medali inilah yang justru membuat Maria Kristin sukses mengalahkan Lu Lan dengan skor 15-21, 21-13, 21-15 sehingga menyabet medali perunggu.


2. Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Greysia Polii/Apriyani Rahayu, peraih mendali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu adalah pebulutangkis Indonesia terakhir yang memenangi medali emas Olimpiade, tepatnya di Olimpiade Tokyo 2020.

Saat itu, pasangan ganda putri terbaik Indonesia ini berada di peringkat kelima dunia dan secara mengejutkan mampu merangsek hingga babak final.

Baca Juga

Di partai final, mereka dihadapkan dengan ranking satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dari China. Jelas ini bukan lawan yang sembarangan.

Dalam laga yang berlangsung selama 57 menit tersebut, Greysia/Apriyani sukses menumpaskan sang lawan dengan permainan straight set lewat skor 21-19, 21-15.

OlimpiadeTaufik HidayatMaria KristinGreysia Polii/Apriyani RahayuTRIVIABulutangkisBerita Bulutangkis

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom