Sampai ke Psikolog, Rexy Mainaky Frustasi Ganda Putra Malaysia Tak Kunjung Akhiri Kutukan
INDOSPORT.COM – Rexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan Sektor Ganda BAM menutut ganda putra Malaysia segera akhiri kutukan.
Sudah bukan menjadi rahasia jika sejumlah pemain Malaysia terutama ganda putra, Aaron Chia/Soh Wooi Yik seolah memiliki kutukan yang membuat mereka mengalami peristiwa puasa gelar.
Sebab, Aaron Chia/Soh Wooi Yik sendiri belum pernah meraih gelar juara di seri BWF sejak dipasangkan pada 2017 lalu.
Selain itu, Aaron Chia/Soh Wooi Yik pun seolah secara tersirat mengaku bahwa mereka seperti memiliki kutukan setiap nyaris menjadi juara.
Ganda putra nomor 1 Malaysia itu mengaku bahwa pihaknya selalu melakukan kesalahan saat nyaris meraih gelar juara. Anehnya, hal tersebut hampir selalu terjadi kala keduanya bertanding di babak semifinal.
“Saya kecewa karena membuat begitu banyak kesalahan. Tampaknya itu terjadi setiap kali kami berada di babak semifinal, jadi peristiwa ini harus dihentikan,” kata Aaron Chia, dilansir dari Bernama.
Insiden ‘kutukan semifinal’ ini pun mendapatkan sorotan dari Rexy Mainaky, yang juga bingung dan menghimbau pemain ganda putranya menyingkirkan syndrome kekalahan di semifinal atau final suatu turnamen.
Pasalnya, Aaron/Wooi Yik mampu mengalahkan pemain top di babak awal, namun seringkali tersingkir di semifinal.
Hal ini juga terjadi di Malaysia Open 2022, di mana mereka kalah di babak semifinal atas Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).
Padahal, Rexy Mainaky mengaku sudah melakukan segala upaya untuk menghapus kutukan tersebut. Salah satunya ialah melatih mental anak didiknya dengan mengunjungi psikolog.
1. Akui Anak Didiknya Kurang Siap Mental
Lebih lanjut Rexy Mainaky mengatakan bahwa BAM sendiri telah bekerja sama dengan National Sports Institute (ISN), di mana sebelumnya juga mengadopsi pendekatan melalui psikolog untuk memperkuat ketahanan mental para pemain.
Namun sayangnya, entah mengapa fenomena syndrome kalah di semifinal atau final masih berlanjut.
Rexy mengatakan bahwa nampaknya anak didiknya mudah panik, dan membuat permainan mereka akhirnya buyar di menit-menit terakhir.
“Pemain kami nampaknya mudah panik. Misalnya Aaron/Wooi Yik sudah memimpin (18-14) tetapi mereka membiarkan lawan mengejar dan saat tertinggal 1-5 di set kedua, mereka sepertinya tidak tahu bagaimana seharusnya bermain,” kata Rexy, dari Bernama.
“Haris dipikirkan mengapa mereka bisa bermain bagus di babak pertama, kedua dan perempat final tapi saat sampai semifinal, saya takt ahu apa yang ada dipikiran mereka.
“Saya pikir ini (masalah) lebih ke mental, bukan soal teknik permainan,” tukasnya.
Rexy melanjutkan bahwa anak didiknya juga harus lebih fokus membaca pertandingan dan pergerakan lawan di lapangan, selain cepat mengubah gaya bermain untuk mengatasi lawan.
“Lawan sudah bermain di net, mereka tahu orang Indonesia bisa mengembalikan smash mereka tetapi mereka masih bermain di sana, seperti tidak tahu. Mereka harus pintar, seperti smash kea rah lain atau dropshot,” jelasnya.
2. Fakta Unik Drawing Malaysia Masters 2022
Drawing tunggal putri Malaysia Masters 2022 menyajikan fakta unik. Di mana delapan mantan juara di sektor ini siap saling sikut di ajang ini.
Hanya selang satu hari setelah berakhirnya ajang Malaysia Open 2022, para pebulutangkis dunia akan beralih fokus ke ajang Malaysia Masters 2022.
Turnamen dengan level BWF Supepr 500 ini dihelat mulai 5-10 Juli di Axiata Arena, Kuala Lumpur. Ajang ini memperebutkan hadiah total 360 ribu dolar Amerika Serikat.
Baca selengkapnya: Fakta Unik Drawing Malaysia Masters 2022, 8 Eks Juara Tunggal Putri Bakal Saling Sikut