Duduki No.1 Dunia, Novak Djokovic Catat Rekor Luar Biasa
INDOSPORT.COM – Petenis asal Serbia, Novak Djokovic, kembali membuat rekor luar biasa setelah dia berhasil mempertahankan statusnya sebagai nomor 1 dunia per hari Sabtu (06/11/21), setidaknya hingga akhir musim 2021.
Hal ini dipastikan setelah Djokovic memetik kemenangan atas Hubert Hurkacz, 3-6, 6-0, 7-6 (5), pada semifinal ATP Masters 1000 Paris, yang mengantarkannya bertemu Daniil Medvedev pada final, Minggu.
Bukan hanya itu saja, melalui akun ATP Tour di akun Instagram, Djokovic membuat sejarah baru dengan menjadi petenis pertama yang berhasil menduduki peringkat 1 dunia untuk ketujuh kalinya.
Djokovic sebelumnya menjadi petenis no.1 dunia di tahun 2011, 2012, 2014, 2015, 2018, 2020. Dan di tahun ini, dia mampu melampui rekor Pete Sampras dalam hal peringkat akhir tahun terbanyak.
Selain itu, petensi berusia 34 tahun itu juga kini memiliki dua lebih banyak dalam hal peringkat dari rival bebuyutannya, yakni Roger Federer dan Rafael Nadal.
Atas pencapaian tersebut, Djokovic pun merasa sangat bangga dan sangat senang.
“Jelas itu adalah salah satu tujuan terbesar, dan itu selalu menjadi salah satu tujuan terbesar, untuk menjadi nomor satu dan mengakhiri musim sebagai nomor satu,” ujar Djokovic, melansir dari BBC.
“Mencatat rekor ketujuh kalinya dan melampaui idola masa kecil saya dan panutan Pete (Sampras) sungguh luar biasa. Sangat bersyukur, sangat diberkati berada di posisi ini,” lanjutnya.
Pencapaiannya ini tentu membayar Djokovic yang gagal mewujudkan ambisi menyandingkan semua gelar juara Grand Slam dengan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada musim kompetisi 2021.
1. Djokovic Incar Trofi Paris Masters
Djokovic dijadwalkan akan bertanding di final Paris Masters ketujuhnya pada Minggu, setelah memenangkan lima dari enam pertandingan sebelumnya.
Dia akan menghadapi juara bertahan Daniil Medvedev, yang mengalahkan juara Olimpiade Tokyo Alexander Zverev di semifinal lainnya.
Pemenang 20 gelar Grand Slam itu kembali ke tur ATP untuk pertama kalinya sejak dikalahkan oleh Medvedev di final AS Terbuka pada September lalu.
Kekalahannya membuat dirinya menangis karena gagal mewujudkan mimpinya menjadi orang pertama sejak 50 tahun yang memenangkan empat gelar dalam satu musim.