Cerita Unik Guru SMP Gunungkidul, Jadi Wasit Final Olimpiade Tokyo 2020
INDOSPORT.COM – Ada kisah unik yang tersisa usai penyelenggaraan Olimpiade 2020. Kisah tersebut berasal dari Wahyana, guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 4 Patuk Gunungkidul.
Wahyana bukan sekadar guru biasa. Pria kelahiran September 1967 ini diketahui juga berstatus sebagai wasit (umpire) bulutangkis bersertifikasi BWF.
Perjalanan karier berwasitnya telah dimulai dari tahun 1995. Tuntutan ekonomi menjadi alasan utama di balik keputusan Wahyana untuk terjun ke dunia perwasitan bulutangkis ini.
Pada wawancara yang dilakukan dengan Iwan Syahril selaku Dirjen GTK dalam Sapa GTK 9: Dari Guru Sampai Menjadi Wasit Badminton Olimpiade Tokyo 2020, Wahyana menuturkan jika ia memulai karir megah perwasitannya dari menjadi hakim garis.
Wahyana yang akrab dipanggil Pak Yana ini diketahui menjadi hakim garis di kejuaraan bulutangkis tingkat Kabupaten Sleman selama beberapa tahun sebelum kemudian namanya diajukan untuk mengikuti seleksi wasit di kabupaten yang sama.
Ia lantas mulai menjadi wasit ketika berhasil melalui seleksi yang diadakan oleh Kabupaten Sleman tahun 2000 silam.
Sejak saat itu, karirnya terus menanjak.
Dukungan dari teman-teman sekaligus Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI) Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta membawa Wahyana ke tingkat Nasional.
Berkat dukungan tersebut, Wahyana kemudian diketahui berhasil lulus lisensi Nasional B pada tahun 2005, lalu lulus ujian Nasional A yang diadakan di pergelaran Indonesian Open 2006 yang dilangsungkan di Surabaya.
Titik balik karir perwasitannya terjadi tahun 2006. Sebulan setelah lulus Nasional A, Wahyana diketahui mendapatkan panggilan untuk mengikuti ujian Asia Accreditation di Kuala Lumpur, Malaysia.
Lantas, dua tahun berselang ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian Asia Certification di Johor Baru, Malaysia. Pak Yana berhasil lulus dan pada tahun 2008, ia telah memiliki lisensi umpire tertinggi di level kontinental (Asia).
1. BWF Certificated Membuka Jalan Wahyana ke Olimpiade Tokyo 2020
Dari tahun 2008, setelah memegang lisensi Asia Certification, karir Wahyana seakan bertambah mulus. Ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian BWF Accreditation di Chiba, Jepang, pada tahun 2012.
Wahyana termasuk ke dalam 12 peserta yang lulus dari total 16 peserta yang mengikuti ujian.
Empat tahun berselang, guru Pendidikan Jasmani dan Keolahragaan (PJOK) SMP N 4 Patuk, Gunungkidul, ini mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian BWF Certification di Thomas & Uber Cup 2016 yang digelar di Kunshan, China.
Kelulusannya membuat Wahyana menjadi wasit dengan BWF Certificated. Hal itu pula yang membuat dirinya mendapatkan kesempatan untuk memimpin partai final tunggal putri bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 antara Chen Yufei (China) dan dan Tai Tzu Yung (Taipei), Minggu (01/08/21) kemarin.