Soal Perubahan Sistem Skor, Viktor Axelsen Berikan Kritik Pedas
INDOSPORT.COM - Pebulutangkis tunggal putra Denmark Viktor Axelsen memberikan komentarnya terkait rencana Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengganti sistem skor kembali menjadi 11 x 5.
BWF diketahui akan kembali membahas sistem poin 11 x 5 saat rapat Umum Tahunan (RUPS) BWF yang ke-82 pada 22 Mei 2021 secara virtual, setelah dua pertemuan sebelumnya yakni RUPS tahun 2020 dan Rapat Umum Luar Biasa yang digelar pada Januari lalu.
Pada agenda RUPS ke-82 BWF kali ini, agenda yang akan dilakukan adalah melakukan Pemilihan Dewan BWF, yang meliputi tiga posisi di Dewan Eksekutif yang mencakup Presiden BWF, Wakil Presiden BWF, dan Wakil Presiden BWF-Para Bulutangkis, serta untuk menentukan 20 posisi Dewan.
Pemungutan akan dilakukan secara virtual dengan menggunakan sistem pemungutan suara elektronik. Selain itu, dalam agenda RUPS ke-82 kali ini, BWF juga akan membahas proposal yang berkaitan dengan sistem skor baru yang akan menampilkan permainan 11 poin dengan 5 gim.
Disebut oleh BWF, usulan perubahan skor datang dari PBSI dan Asosiasi Bulutangkis Maladewa yang sudah didukung oleh Konfederasi Bulutangkis Asia. Perihal perubahan sistem skor memang sudah pernah dibahas sebelumnya.
Pada tahun 2018 perihal perubahan sistem skor pernah dibahas, tetapi dari 252 suara yang masuk, 129 mendukung perubahan sistem skor.
Tetapi untuk bisa disetujui harus 2/3 yang setuju, dan akhirnya karena mayoritas tidak banyak yang mendukung, sistem perubahan skor pun tidak jadi diterapkan oleh BWF.
1. Kritik Pedas Viktor Axelsen Terkait Rencaa BWF
Terkait keinginan BWF untuk kembali melakukan voting perihal perubahan sistem skor menjadi 11 x 5, pebulutangkis tunggal putra Denmark yakni Viktor Axelsen memberikan reaksinya.
Menurut runner-up All England 2021 asal Denmark itu, pemain tidak memiliki posisi yang kuat di bulutangkis, dan jika ingin menolak perubahan yang direncanakan oleh BWF tersebut maka seluruh pemain harus bersatu padu.
"Kami sebagai pemain sangat lemah dalam olahraga ini. Para pemain harus lebih kuat, dan kami harus bersatu padu dan menuntut suara dalam reformasi sistem 11 poin dan hal-hal lain.
Sekarang atlet harus mengikuti Asosiasi, tidak peduli apapun yang mereka lakukan. Tidak mungkin bagi kami para pemain untuk memilih keputusan besar terkait reformasi sistem penilaian ini.
Bahkan hadiah uang dalam kompetisi internasional pertama kali dikeluarkan oleh BWF ke Asosiasi dan kemudian baru ke pemain. Ini tidak benar. Asosiasi terlalu memiliki banyak kekuasaan. Menurut saya, ini salah!
Termasuk saya, saya yakin semua pemain sangat bersyukur atas apa yang sudah dilakukan Asosiasi, tetapi sekarang waktunya untuk kita bekerja sama untuk kemajuan olahraga bulutangkis. Hanya cara inilah, masa depan bulutangkis bisa jadi lebih baik.
Tentu saja, ini hanya pendapat pribadi saya," tulis Viktor Axelsen dalam instagram story-nya.