x

Keagungan Dinasti Liang dan Sumbangsihnya pada Bulutangkis Indonesia

Minggu, 3 Januari 2021 18:02 WIB
Editor: Coro Mountana
Mantan pelatih nomor tunggal putri Pelatnas Cipayung, Liang Chiu Sia

INDOSPORT.COM – Siapa sangka kalau keagungan dinasti Liang telah memberikan sumbangsih yang amat besar pada perkembangan bulutangkis Indonesia.

Tahun 2020 memang pada akhirnya ditutup dengan keganasan virus corona yang memaksa pebulutangkis terbaik Indonesia harus absen di sejumlah turnamen. Meski begitu, bulutangkis Indonesia sampai kapanpun akan tetap ditakuti oleh negara lain.

Utamanya dalam beberapa sektor seperti ganda putra, yang mana merupakan andalan Indonesia untuk meraih sebuah gelar juara. Jika kita tarik ke belakang, bulutangkis memang menjadi salah satu cabang olahraga yang bisa dibanggakan Indonesia.

Baca Juga
Baca Juga

Tak seperti sepak bola yang sulit sekali bagi Indonesia untuk berbicara banyak pada tingkat dunia. Berbeda dengan bulutangkis, berkali-kali pebulutangkis terbaik tanah air berhasil mengibarkan bendera merah putih pada kancah internasional.

Tentu sudah banyak sekali pebulutangkis tanah air yang mengharumkan nama Indonesia dalam kancah dunia. Salah satunya ternyata berasal dari dinasti atau bisa disebut marga/klan Liang yang sudah memberikan sumbangsihnya pada bulutangkis Indonesia.

Siapa sangka ada banyak pelaku di dunia bulutangkis Indonesia bermarga Liang yang ternyata telah memberikan sumbangsihnya hingga menjadi legenda. Bak sebuah dinasti, para pebulutangkis bermarga Liang ini telah memberikan sebuah legasi untuk bulutangkis Indonesia, siapa saja mereka?

Baca Juga
Baca Juga

Rudy Hartono

Orang-orang mengenalnya sebagai Rudy Hartono, tetapi faktanya ia juga memiliki nama Chinese yaitu Liang Hailiang atau Nio Hap Liang dalam dialek Hokkian. Lahir pada 18 Agustus 1949, Rudy Hartono yang bermarga Liang merupakan salah satu pebulutangkis terbesar Indonesia.

Berbagai gelar bergengsi berhasil dimenangkan oleh Rudy Hartono dan membuat nama Indonesia kian harum di tingkat dunia. Salah satu prestasinya adalah memenangi All England sebanyak 8 kali, di mana 7 di antaranya dijuarai secara berturut-turut.

Rekor kemenangan 8 kali di All England pun membuat nama Rudy Hartono masuk dalam Guiness Book of Records. Padahal pada eranya di 1968-1978, persaingan di sektor tunggal putra sangatlah ketat.

Saat itu, Denmark memiliki Svend Pri dan Malaysia diwakili Punch Gunalan, tetapi semua bisa dikalahkan oleh Rudy Hartono. Hingga saat ini, Rudy Hartono pun masih menjadi role model bagi pebulutangkis muda Indonesia yang ingin merambah ke dunia profesional.


1. Liang Chiu Sia

Atlet keturunan China yang harumkan nama Indonesia, Tjun Tjun.

Jika Liang Hailiang mengharumkan nama Indonesia sebagai pebulutangkis, lain lagi dengan Liang Chiu Sia. Ia adalah salah satu pelatih bulutangkis legendaris yang pernah dimiiki Indonesia.

Lahir pada 9 September 1950 di Cirebon, Liang Chiu Sia yang sangat cinta pada tanah air Indonesia harus menerima kenyataan pahit. Yaitu, Liang Chiu Sia harus pergi ke China selepas lulus SMP akibat situasi politik dalam negeri yang sedang memanas.

Meski begitu, namanya juga cinta dengan tempat lahir, akhirnya Liang Chiu Sia pun pulang ke Indonesia pada 1985. Liang Chiu Sia yang selama di China jadi pebulutangkis pun diberi tugas untuk melatih di sektor putri Indonesia.

“Waktu itu sebetulnya ada 13 pemain. Tapi memang Susy Susanti yang paling ulet, paling enggak mau kalah, enggak malas, ngotot mainnya,” kenang Liang Chiu Sia saat bercerita mengenai muridnya, Susy Susanti, seperti yang dinukil dari Historia.

Susy Susanti seperti yang kita tahu adalah pebulutangkis perempuan pertama Indonesia yang memenangi Olimpiade Barcelona 1992. Gelar itu bisa diraih Susy Susanti berkat gemblengan Liang Chiu Sia, pelatih bulutangkis Indonesia yang amat legendaris.

Tjun Tjun

Last but not least, ada adik dari Liang Chiu Sia yang bernama Liang Tjun Sen. Mungkin terdengar asing, karena ia lebih dikenal sebagai Tjun Tjun, pebulutangkis legendaris Indonesia dari sektor ganda putra, jauh sebelum Kevin Sanjaya lahir.

Tjun Tjun dikenal memiliki kemampuan mumpuni dalam hal kecepatan, kekuatan, akurasi dan agresivitasnya. Namanya kian besar Ketika ia berpasangan dengan Johan Wahjudi hingga membuat mereka jadi ganda putra legendaris Indonesia.

Pasangan Tjun Tjun-Johan Wahjudi begitu melegenda karena pada zamannya sukses memenangi 6 kali gelar All England. Rival terberat Tjun Tjun saat itu adalah ganda putra asal Indonesia juga, Ade Chandra-Christian Hadinata.

Masih banyak gelar bergengsi lain yang dimenangi oleh Tjun Tjun hingga membuatnya terpilih menjadi World Badminton Hall of Fame pada 2009. Pada akhirnya keagungan dinasti Liang yang terwakili oleh Rudy Hartono, Liang Chiu Sia dan Tjun Tjun telah membuat Indonesia tersenyum di bulutangkis.

All EnglandTjun Tjun/Johan WahyudiRudy HartonoIn Depth SportsFeatureBulutangkisBerita BulutangkisLiang Chiu Sia

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom