Terlibat Match Fixing, Petenis Ukraina Dipaksa ‘Pensiun’ Dini
INDOSPORT.COM – Petenis asal Ukraina, Stanislav Poplavskyy, harus mengucapkan selamat tinggal pada kariernya di dunia tenis setelah dijatuhi sanksi berat atas keterlibatannya pada match fixing atau pengaturan skor.
Dilansir dari Tennis World USA, Poplavskyy dijatuhi hukuman larangan bertanding seumur hidup karena terlibat pengaturan skor. Dia juga dilarang beraktivitas apa pun di lapangan tenis dalam sanksinya tersebut.
Hukuman ini dikeluarkan oleh pihak Unit Integritas Tenis (TIU) yang mengumumkan pada hari Jumat (04/12/20) kemarin.
“Petenis Ukraina, Stanislav Poplavskyy, dilarang bertanding seumur hidup dari olahraga tersebut setelah penyelidikan oleh Unit Integritas Tenis (TIU) menemukan bahwa ia terlibat dalam pengaturan pertandingan dan aktivitas di lapangan pada beberapa kesempatan antara 2015 dan 2019,” demikian bunyi pernyataan TIU.
“Popalavskyy didakwa dan dinyatakan bersalah memfasilitasi pertandingan dan gagal melaporkan berbagai upaya yang memintanya mengatur pertandingan. Ini adalah praktik terlarang yang melibatkan transmisi data skor langsung dari pertandingan ke pihak ketiga untuk tujuan taruhan.”
Poplavsky sendiri terakhir memiliki peringkat ATP tertinggi 440, namun dia sudah tidak bermain selama lebih dari dua tahun. Terakhir kali dia tampil di event Futures pada November 2018 berpasangan dengan petenis Estonia, Kristjan Tamm di nomor ganda putra .
Sedangkan penampilan terakhirnya di nomor tunggal terjadi di event Futures pada Agustus 2018, di mana dia langsung tersingkir di babak pertama.
Selain larangan bertandingan seumur hidup, dia juga dikenai denda 10 ribu dolar untuk aktivitas ilegalnya. Hukuman itu berarti Popalavskyy dilarang secara bermain di atau menghadiri event tenis apa pun yang diizinkan atau disetujui pemerintah.
Popalavsky meraih peringkat ganda putra tertinggi dalam kariernya nomor 803 di dunia pada tahun 2012. Dia juga mengantongi total hadiah uang sebesar 40.379 dolar selama kariernya.
Popalavskyy sendiri bukan satu-satunya pemain yang dilarang pertanding pekan ini karena pengaturan skor. Pemain lainnya yakni Enrique Lopez Perez asal Spanyol dikenai skorsing delapan tahun dan denda 25 ribu dolar untuk aktivitas ilegalnya.