Kini Tekuni Arsitektur, Maria Sharapova Ungkap Alasan Pensiun dari Tenis
INDOSPORT.COM – Mantan petenis nomor 1 dunia, Maria Sharapova, baru-baru ini mengungkapkan alasan dibaik keputusannya gantung raket dari dunia tenis.
Pada Februari 2020 lalu, petenis asal Rusia, Maria Sharapova memutuskan pensiun dari tenis dalam usia 32 tahun. Keputusan untuk gantung raket itu diungkapkan Sharapova saat menulis esai untuk Vogue dan Vanity Fair.
Maria Sharapova sendiri pernah menjadi aset berharga di dunia tenis. Dia memenangkan gelar Grand Slam pertamanya pada usia 17 tahun, yang membuat namanya tercatat dalam sejarah tenis.
Tak heran bila keputusannya untuk pensiun itu memberi kejutan bagi para penggemarnya. Pasalnya, Sharapova pernah dianggap sebagai musuh imbang bagi petenis 39 tahun Serena Williams.
Namun, keputusan untuk pensiun rupanya memang diambil Sharapova lewat sebuah pertimbangan matang. Salah satunya karena dia ingin menemukan kedamaian di hati dan pikirannya.
“Anda harus mencari di dalam dirimu dan apa yang Anda rasakan. Juga apa yang tubuh Anda katakan dan juga apa yang pikiran Anda katakan,” lanjut Sharapova dilansir dari Essentially Sport.
“Anda bisa memiliki pengaruh dan orang-orang yang dekat dengan Anda di dalam membimbing Anda untuk membuat keputusan yang tepat. Tetapi pada akhinrya Andalah yang harus membuat keputusan itu demi kenyamanan Anda sendiri,” lanjutnya.
Selepas pensiun, Sharapova mengaku bahwa kini dia tengah fokus mempelajari dunia desain arsitektur.
Sharapova mulai jatuh cinta dengan arsitektur saat mengikuti turnamen ke berbagai belahan dunia. Juara Grand Slam lima kali itu terpesona melihat bangunan indah di negara lain.
“Saya mulai suka desain arsitektur berkat tur. Kemudian saya mulai melihat foto-foto Frank-Kerry (perancang busana).” kata Sharapova
“Saya tertarik dengan fashion. Tapi saya melihat para model berfoto di depan bangunan-bangunan kuno. Ada sesuatu yang segar dan berbeda di mata saya,” ujarnya.
Sharapova sendiri telah memenangkan masing-masing satu gelar di ajang Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka dan dua kali juara di Roland Garros
Selain beragam sukses yang diraih, dia juga sempat mengalami periode buruk dalam karier. Ia gagal melewati tes doping jelang Australia Terbuka tahun 2016. Ia diketahui positif mengonsumsi meldonium, zat yang ia gunakan sejak 2006 silam.