Bulutangkis di Filipina: Dianggap Olahraga Mentereng hingga Dibantu Indonesia
INDOSPORT.COM – Semakin populernya olahraga bulutangkis membuat negara-negara di Asia Tenggara mengebut untuk menciptakan atlet-atlet berbakat di masa depan. Salah satunya adalah Filipina yang berupaya membuat tepok bulu menjadi lebih populer sebagai olahraga kompetitif.
Kepada Badminton Asia, Sekjen Asosiasi Bulutangkis Filipina Epok Quimpo dan pelatih tim nasional Ronald Magnaye mengatakan, warganya masih melihat bulutangkis sebagai olahraga untuk bersenang-senang.
Di Filipina sendiri, olahraga yang paling populer adalah bola basket, voli, dan sepak bola. Bulutangkis masih disejajarkan dengan olahraga golf, yang dimainkan untuk rekreasi dan bersenang-senang.
“Tiba-tiba saja bulutangkis jadi tren di awal 2000-an. Semua orang jadi ingin bermain. Bahkan kami membeli pemain-pemain bulutangkis dari Hong Kong dan Jepang,” papar Quimpo soal awal mula bulutangkis menjadi gaya hidup warga Filipina.
Olahraga ini mulai meluas kepopulerannya sejak munculnya banyak komunitas-komunitas kecil yang menggelar turnamen kecil-kecilan di pusat olahraga setempat.
Bahkan orang-orang rela antre demi mendapatkan waktu bermain di arena sekitar mereka dan bermain hingga malam hari.
Mendapat Bantuan dari Bulutangkis Indonesia
Menyadari bahwa bulutangkis semakin populer, PBSI-nya Filipina pun putar otak untuk mencetak atlet-atlet dengan kualitas tinggi.
“Kami punya standar tinggi untuk atlet-atlet kami dan bagaimana tim kami bisa sukses,” tegas Ronald.
Sang pelatih membeberkan, ia mengirim sejumlah pebulutangkis Filipina ke Indonesia untuk belajar dan berlatih bersama para pemain kelas dunia.
Filipina juga pernah merekrut pelatih bulutangkis asal Indonesia, yakni Minarti Timur, untuk memoles para pemain mereka di tim nasional.
Kerja keras mereka pun berbuah ketika Filipina menggelar hajatan SEA Games pada 2019 lalu. Di event tersebut, untuk pertama kalinya pebulutangkis mereka mencapai babak perempatfinal di lima sektor.
“Kami berhasil karena kami berlatih bersama pemain-pemain terbaik. Kami berlatih di Indonesia selama tiga bulan pada tahun lalu dan kemudian ke Australia untuk memenangkan kejuaraan di sektor ganda putra. Momentum itu berlanjut ke SEA Games dan Kejuaraan Beregu Asia,” lanjutnya lagi.
Mereka juga sempat terpana dengan antusiasme warga Filipina yang memenuhi arena bulutangkis di SEA Games 2019 lalu untuk mendukung para atletnya.
1. Tantangan untuk Bulutangkis Filipina
Meski semakin populer dan sudah berada di jalan yang benar untuk bersaing di panggung dunia, bulutangkis Filipina masih menemui sejumlah kendala.
Mereka masih berupaya untuk mengubah pandangan bulutangkis sebagai olahraga gaya hidup menjadi olahraga yang bisa diikuti secara profesional.
“Bulutangkis dulu populer karena ini adalah olahraga bergaya. Anda harus memakai kostum mentereng, punya peralatan bagus dan Anda bakal keliatan sehat sekaligus keren. Begitulah orang Filipina memandang bulutangkis,” jelas Quimpo.
“Namun perpindahan dari ‘olahraga gaya hidup’ menjadi olahraga profesional adalah tantangannya.”
Tantangan lain adalah nihilnya tim bulutangkis profesional di negeri tersebut. Mereka hanya punya pemain-pemain yang bernaung di pelatnas.
Tidak adanya klub-klub yang mengorbitkan calon pemain membuat bulutangkis bukan pilihan karier untuk menjadi atlet. Umumnya para pemain bulutangkis ini adalah murid-murid sekolah yang terkadang fokusnya harus terbagi ke dalam dua bidang tersebut.
Mimpi Bulutangkis Filipina ke Olimpiade
Filipina memiliki tiga target utama dalam memajukan bulutangkis di negaranya. Pertama adalah memperkuat fundamental dan pengajaran bulutangkis kepada anak-anak. Caranya adalah dengan terus mengadakan turnamen dan memperkenalkan para pelatih bulutangkis.
“Kedua, kami ingin ini menjadi ekosistem dari kalangan akar rumput, universitas, profesional, dan tim nasional,” tambah Quimpo.
Terakhir, mereka ingin membangun komunitas bulutangkis yang tak hanya menjalankan olahraga ini sebagai gaya hidup tetapi menginspirasi orang-orang untuk menjadi atlet nasional dan pemain profesional.
Sementara untuk di level internasional, Asosiasi Bulutangkis Filipina tak main-main mencanangkan targetnya. Mereka ingin juara di SEA Games dulu, baru unjuk gigi di Olimpiade.