Sebut Negara Asia Biang Kerok, Bapak Bulutangkis India Jadi Sorotan
INDOSPORT.COM - Sebut negara Asia biang kerok atas ditundanya Piala Thomas - Uber 2020, bapak sekaligus eks pelatih bulutangkis India, Vimal Kumar jadi sorotan media Malaysia, The Star.
Pada Selasa (15/09/20), Federasi Bulutangksi Dunia (BWF) resmi mengumumkan sikap mereka untuk menunda Piala Thomas - Uber 2020 untuk kali keempat dan turut membatalkan kompetisi Denmark Masters selepas banyaknya negara-negara Asia yang memutuskan menarik diri.
Diketahui sejumlah negara Asia seperti Chinese Taipei, Australia, dan Thailand mengumumkan penarikan diri terlebih dulu dari kompetisi Piala Thomas - Uber 2020 yang awalnya akan digelar di Aarhus, Denmark pada 3 - 11 Oktober.
Dan kemudian tak lama berselang diikuti oleh dua negara besar bulutangkis lainnya yakni Korea Selatan dan Indonesia serta penolakan undangan dari BWF oleh Hong Kong dan Singapura dari kompetisi Piala Supremasi.
Alhasil, dengan banyaknya negara Asia yang memutuskan mundur, terutama seperti Indonesia dan Korea Selatan membuat BWF tak lagi punya pilihan selain memutuskan untuk menunda Piala Thomas - Uber di tahun 2020 dan menggesernya ke tahun 2021.
Atas peristiwa ini, Bapak sekaligus eks pelatih bulutangkis India, Vimal Kumar mengecam seluruh tindakan yang dilakukan oleh negara-negara besar Asia dan menyebut mereka biang kerok atas kembali ditundanya Piala Thomas - Uber 2020 untuk keempat kalinya.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Vimal Kumar itu pun mendapat sorotan dari media Malaysia yang menyebut bahwa tak hanya orang-orang Eropa saja yang memberikan kritik, tetapi orang Asia juga.
“Apa yang telah dilakukan negara-negara Asia, sungguh mengecewakan. Tidak ada masalah besar di negara-negara ini, mereka mengadakan acara lokal di sana, jadi menarik dengan cara ini, merupakan kemunduran besar bagi olahraga ini,” ujar Vimal Kumar dikutip dari media hindustantimes.com.
Pernyataan lainnya dari Bapak sekaligus eks pelatih India, Vimal Kumar lainnya tentang ditundanya kompetisi Piala Thomas - Uber 2020 juga tak luput dari sorotan media asal Malaysia.
“Itu adalah cara ideal untuk menghidupkan kembali olahraga. Platformnya ada di sana. Kami tidak sebesar China tetapi India memberi respons positif, kami ingin berpartisipasi," tambahnya.
"Tetapi jika negara-negara besar tidak bermain, apa yang dapat dilakukan BWF? Bagaimana mereka akan mengadakan acara? Saya akan menyalahkan negara Asia atas kekacauan ini," pungkasnya.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan yang diambil BWF menunda Piala Thomas - Uber membuat sejumlah kontroversi. Ada banyak yang pro, namun tak sedikit juga yang kontra dan menyalahkan negara-negara besar Asia atas situasi pelik ini.