Hariamanto Kartono, Partner Liem Swie King yang Jadi Pahlawan Piala Thomas
INDOSPORT.COM – Hariamanto Kartono, salah satu legenda bulutangkis Indonesia yang pernah menjadi pahlawan di Piala Thomas.
Nama Hariamanto Kartono mungkin masih asing di telinga sejumlah pencinta bulutangkis Indonesia. Namun ternyata ia pernah menjadi tandem Si Raja Smash, Liem Swie King.
Ia menjadi salah satu ganda putra terbaik dunia di pertengahan 1980-an saat berpasangan dengan pemain top Indonesia lainnya.
Namanya mulai melejit sejak berpasangan dengan Rudy Heryanto. Mereka memenangkan medali perak di Kejuaraan Dunia IBF 1980. Berlangsung di Jakarta, Hariamanto/Rudy takluk di tangan sesama pasangan Indonesia, Christian Hadinata/Ade Chandra.
Setelah melaju mulus di babak-babak sebelumnya tanpa kehilangan satu set pun, Hariamanto/Rudy sempat memberikan perlawanan sengit di partai final. Akhirnya mereka pun takluk dengan skor 15-5, 5-15, dan 7-15.
Hariamanto/Rudy kemudian sukses melakukan revans satu tahun kemudian di semifinal All England. Di partai pamungkas, mereka mengandaskan sesama ganda Merah Putih, Tjun Tjun dan Johan Wahjudi.
Keduanya lalu memenangkan sejumlah gelar bergengsi lainnya seperti Indonesia Open 1982 dan 1983, serta kembali juara di All England pada 1984.
Setelah berpisah dari Rudy, Hariamanto dipasangkan dengan bintang tunggal putra, Liem Swie King. Berpasangan dengan Si Raja Smash, keduanya langsung menorehkan sederet prestasi.
Di ajang Kejuaraan Dunia 1985, Hariamanto/Liem membawa pulang medali perunggu setelah dipulangkan ganda Korea Selatan, Kim Moon-soo/Park Joo-bong di babak semifinal, 11-15 dan 15-17.
Namun di event Piala Dunia, Hariamanto/Liem mampu menjadi juara di tahun 1984 dan 1985. Di dua edisi tersebut, mereka sama-sama mengalahkan pasangan China, Li Yongbo/Tian Bingyi.
1. Pahlawan di Piala Thomas 1984
Menjadi ganda putra papan atas membuat Hariamanto Kartono diangkut ke dalam skuat Piala Thomas. Di Piala Thomas 1982 yang berlangsung di London, ia masih berpasangan dengan Rudy Heryanto.
Timnas Indonesia melaju ke babak final dengan menantang China. Di laga ketiga, Hariamanto/Rudy menyumbang poin usai menang atas Luan Jin/Lin Jiangli. Namun keduanya gagal mengalahkan Sun Zhian/Yao Ximing di partai kedelapan.
Tim Indonesia pun berakhir menjadi runner up usai takluk 4-5 dari China. Dua tahun kemudian, Indonesia sukses revans atas China di partai final Piala Thomas yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di tiga partai pertama yang mempertandingkan laga tunggal putra, hanya Hastomo Arbi yang sanggup menyumbang poin. Barulah di partai keempat, duet Christian Hadinata/Hadibowo memperpanjang perjuangan Merah Putih usai menang atas He Sangquan/Jiang Guoliang.
Partai pamungkas, Liem Swie King kembali turun tetapi ia berpasangan dengan Hariamanto Kartono. Melawan Sun Zhian/Tian Bingyi, Hariamanto/Liem sukses memastikan kembalinya Piala Thomas ke Indonesia usai menang dua set langsung dengan skor 18-14 dan 15-12.