3 Masalah Besar yang Ancam Piala Thomas dan Uber 2020
INDOSPORT.COM – Turnamen bulutangkis bergengsi, Piala Thomas dan Uber 2020 akan digelar bulan Oktober nanti. Meski begitu, ada tiga masalah besar yang mengancam turnamen ini batal dilangsungkan.
Meski pandemi virus corona masih membayangi dunia bulutangkis, pihak Asosiasi Bulutangkis Dunia (BWF) tetap berencana menggelar turnamen beregu Piala Thomas dan Uber 2020.
Sebanyak 16 tim Piala Thomas dan Uber akan bertanding memperebutkan lambang supremasi bulutangkis beregu putra dan beregu putri paling bergengsi ini.
Putaran final Piala Thomas dan Uber rencananya akan dihelat di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober mendatang. Kejuaraan bulutangkis ini akan berlangsung di Ceres Arena.
Kompetisi Piala Thomas - Uber 2020 telah mengalami dua kali penundaan. Sebelumnya, turnamen beregu putra dan putri ini akan digelar pada Mei lalu, kemudian digeser ke Agustus dan akhirnya digeser ke Oktober.
Di balik penjadwalan ulang turnamen oleh BWF ini, ada beberapa permasalahan yang sampai saat ini masih belum terpecahkan. Termasuk kondisi keuangan tuan rumah Denmark dan aturan ketat terkait pencegahan penularan COVID-19.
Bukan tidak mungkin, kedua ajang ini akan menjadi korban pandemi corona selanjutnya. Artinya, Piala Thomas dan Piala Uber akan dibatalkan menyusul sejumlah turnamen lain yang sedianya digelar sebelumnya.
Berikut ini INDOSPORT memaparkan tiga masalah utama yang mengancam perhelatan Piala Thomas dan Piala Uber 2020 ini pada November nanti.
1. Krisis Finansial Bulutangkis Denmark
Turnamen Piala Thomas dan Uber terancam dibatalkan apabila Asosiasi Badminton Denmark, selaku tuan tumah, tidak mendapatkan dukungan finansial dari pemerintah.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Badminton Denmark, Bo Jensen, bahwa pihaknya sedang mengalami masalah dari segi finansial. Terlebih, pemerintah hanya menyalurkan paket bantuan secara terbatas sehingga tidak mampu menutupi biaya dan kerugian yang dialami.
"Ada beberapa batasan alami, tetapi mereka (pemerintah Denmark) memberi batasan pada apa yang kita bisa dan apa yang tidak bisa. Itu memukul kami secara finansial," katanya.
"Kami dapat menggunakan paket bantuan sampai batas tertentu, tetapi dengan acara besar di bola tangan dan bulutangkis ini, paket kompensasi saat ini tidak menutupi biaya dan defisit yang kami alami," ujar Bo Jensen dikutip dari media sport.tv2.dk.
1. 2. Aturan Berkumpul di Denmark yang Masih Ketat
Piala Thomas dan Uber 2020 termasuk salah satu event olahraga terbesar di dunia. Pasalnya, turnamen ini menjadi lambang supremasi bulutangkis beregu putra dan beregu putri antar negara di dunia.
Digelarnya turnamen ini diprediksi bakal menarik animo masyarakat untuk menonton. Walaupun turnamen terpaksa digelar secara tertutup, tetap saja turnamen ini juga diikuti oleh banyak orang, terdiri dari atlet, pelatih, dan staf.
Sayangnya, acara ini bakal terancam batal bila pemerintah Denmark tidak melonggarkan aturan mengenai larangan berkumpul atau mengadakan event olahraga berskala besar.
Disampaikan oleh Bo Jensen, pihaknya meminta agar pemerintah Denmark mulai melonggarkan berbagai aturan tersebut, artinya harus kembali ke situasi norma di masyarakat.
3. Virus Corona Masih Menghantui
Virus corona masih membayangi negara-negara partisipan Piala Thomas dan Uber 2020. Ada beberapa negara yang memiliki kasus virus corona tertinggi, termasuk Indonesia.
Menurut laporan terbaru dari situs Covid19.go.id, jumlah kasus per Kamis sore, 14 Agustus 2020 mencapai 135.123 orang. Angka ini didapat karena penambahan pasien positif harian dalam 24 jam tercatat sebanyak 2.307 orang.
Kasus di Indonesia ini bisa dikatakan jadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, dan bahkan di antara 16 negara kontestan yang akan tampil di Piala Thomas dan Uber 2020.
Terbaru, virus corona juga menyerang bulutangkis India. Pebulutangkis ganda putri dan campran Nelakurihi Sikki Reddy diketahui positif corona saat sedang menjalani kamp pelatihan jelang Olimpiade Tokyo.