Kisah Dinasti Sugiarto yang Gemparkan Jagat Bulutangkis Dunia
INDOSPORT.COM - Beginilah kisah singkat dinasti keluarga Sugiarto yang sempat gemparkan jagat bulutangkis Indonesia hingga dunia.
Sama seperti keluarga-keluarga bulutangkis Indonesia lainnya, keluarga Sugiarto pun tak kalah menggegerkan. Mulai dari nama Icuk Sugiarto, Tommy Sugiarto hingga Jauza Fadhilla Sugiarto merupakan nama-nama dinasti keluarga Sugiarto yang sempat menggegerkan jagat bulutangkis dunia.
Dilansir dari situs Historia, Icuk Sugiarto merupakan anak dari pasangan Harjo Sudarmo dan Ciptaningsih yang telah merintis kariernya di jagat bulutangkis sejak usia 12 tahun.
Berprofesi sebagai atlet bulutangkis, jodoh Icuk Sugiarto ternyata tak jauh-jauh dari sesama atlet juga. Dari buku arya Justian Suhandinata berjudul Tangkas: 67 Tahun Berkomitmen Mencetak Jawara Bulutangkis menyebutkan kalau Icuk menikahi pebulutangkis Nina Yaroh pada 5 Juli 1983.
Dari hasil pernikahannya dengan Nina Yaroh, Icuk Sugiarto memiliki tiga orang anak yaitu Natassia Octaviani Sugiarto, Tommy Sugiarto, dan Jauza Fadhilla Sugiarto. Dari ketiga anaknya, Tommy dan Jauza-lah yang mengikuti jejak sang ayah.
Lantas, bagaimanakah jejak kisah keluarga Sugiarto yang sempat gegerkan jagat bulutangkis dunia? Berikut SOICAUMIENBAC.cc merangkumnya untuk Anda:
Icuk Sugiarto
Merintis karier sebagai pemain bulutangkis sejak berusia 12 tahun, legenda tunggal putra kelahiran 4 Oktober 1962, Surakarta, Jawa Tengah, sukses mencetak beragam gelar bergengsi untuk Indonesia.
Di turnamen beregu, Icuk Sugiarto menjadi bagian dari Timnas Bulutangkis Indonesia meraih meraih gelar Piala Sudirman 1989 untuk kali pertama di Jakarta.
Selain itu, Icuk Sugiarto juga menjadi bagian dari tim bulutangkis Indonesia yang meraih trofi Piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur serta meraih medali SEA Games secara berturut mulai dari tahun 1985, 1987 dan 1989.
Track record Icuk Sugiarto di Asian Games cukup baik, ia meraih medali emas di kategori tunggal putra perseorangan dan medali perak di ganda campuran pada pada tahun 1982.
Legenda tunggal putra Indonesia, Icuk Sugiarto juga berhasil meraih gelar Juara Dunia pada tahun 1983 dan dua kali meraih medali perunggu pada tahun 1987 dan 1989.
Sementara itu, sejumlah gelar di level-level Super Series juga berhasil diraih oleh Icuk Sugiarto. Sebut saja Indonesia Open hingga China Open telah berhasil dijuarainya, meskipun di All England prestasi tertingginya hanya menjadi runner-up pada tahun 1987 usai kalah dari Morten Frost dengan skor 10-15, 0-15.
1. Tommy Sugiarto
Jejak Tommy Sugiarto di sektor tunggal putra, memang tidak sementereng sang ayah, Icuk Sugiarto. Prestasi tertingginya di Kejuaraan Dunia Bulutangkis adalah meraih medali perunggu pada tahun 2014.
Sementara di turnamen beregu, rekam jejak dari Tommy Sugiarto bersama tim bulutangkis Indonesia juga tak terlalu mentereng. Ia menjadi bagian dari tim putra Indonesia merebut medali emas SEA Games 2009 dan 2011.
Selain itu, ia juga menjadi bagian dari tim bulutangkis putra Indonesia meraih medali emas di kategori beregu putra pada tahun 2016. Sedangkan di Piala Thomas, prestasi terbaik Tommy Sugiarto adalah meraih medali perak pada tahun 2016.
Di level turnamen Super Series, Tommy Sugiarto baru berhasil mengoleksi gelar di Singapore Open, sementara di BWF Super Series Finals 2013, Malaysia Open 2014 dan Denmark Open 2015, suami dari Annisa Nur Ramadhani harus puas menjadi runner-up.
Jauza Fadhila Sugiarto
Lain Icuk Sugiarto dan Tommy Sugiarto, lain pula Jauza Fadhila Sugiarto. Bermain di sektor ganda putri, anak bungsu dari Icuk tidak berhasil mencetak prestasi mentereng meskipun tampil dengan begitu meyakinkan di level junior.
Pebulutangkis yang memutuskan mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung pada tahun 2019 tersebut sejauh ini baru berhasil meraih medali perak di ajang beregu Kejuaraan Junior Aisa dan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2017 di ganda putri bersama Ribka Sugiarto.
Di level Super Series, Jauza Fadhila Sugiarto belum berhasil menunjukkan prestasi apapun. Sejauh ini, prestasi terbaiknya menjadi juara di gelaran Indonesia International Challenge dan Singapore International Challenge.