Kisah Arbi Bersaudara yang Gegerkan Jagat Bulutangkis Internasional
INDOSPORT.COM - Kisah Arbi bersaudara yang sukses gegerkan jagat bulutangkis internasional lewat prestasi-prestasi mereka yang membanggakan.
Dilansir dari situs olahraga pbdjarum.org, prestasi Arbi bersaudara sukses menggemparkan jagat bulutangkis internasional mulai tahun 1970-an sampai 1990-an.
Lahir dari pasangan Ang Tjin Bik (Arbi) dan Goei Giok Nio (Sri Hastuti), tiga Arbi bersaudara yakni Hastomo Arbi, Eddy Hartono, dan Hariyanto Arbi selalu berhasil melahirkan beragam prestasi di kancah internasional.
Berikut INDOSPORT rangkum kisah Arbi bersaudara yang sukses gemparkan jagat bulutangkis internasional:
Hastomo Arbi
Dimulai dari Hastomo Arbi. Legenda tunggal putra kelahiran Kudus, 5 Agustus 1958 menjadi bagian dari skuat bulutangkis Indonesia dalam merebut Piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tak hanya itu, Hastomo Arbi juga berhasil menjadi runner-up lima kali di turnamen Indonesia Open, Malaysia Open, China, dan Chinese Taipei Open.
Serta yang tak kalah penting, anak pertama dari pasangan Arbi dan Sri Hastuti ini berperan penting dalam kesuksesan tim bulutangkis putra Indonesia dalam merebut medali emas beregu di SEA Games tiga kali beruntun di tahun 1979, 1981, dan 1983.
Eddy Hartono Arbi
Jejak membanggakan sang kakak, Hastomo Arbi, berhasil diikuti oleh sang adik, Eddy Hartono Arbi. Namun yang membuat Eddy berbeda dari Hastomo adalah ia memilih bermain di dua sektor yakni ganda putra dan campuran.
Bermain di ganda campuran, Eddy Hartono banyak berpasangan dengan pemain-pemain hebat seperti Erma Sulistianingsih dan Verawaty Vajrin.
Bersama Verawaty Vajrin, Eddy Hartono sukses naik ke podium tertinggi di turnamen Indonesia Open 1989, Dutch Open 1989, Malaysia Open 1988. Sedangkan bersama Erma Sulistianingsih, ia berhasil meraih gelar Indonesia Open pada tahun 1988.
Tidak hanya meraih gelar di level Super Series, duet Eddy Hartono bersama Verawaty Vajrin juga terbilang sukses, karena dirinya berhasil meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1989.
Tahun 1990, Eddy Hartono bersama Verawaty Vajrin berhasil meraih medali perak Asian Games setelah kalah dari pasangan Park Joo-bong/Chung Myung-hee dalam pertandingan rubber game dengan skor 7–15, 15–7, 3–15.
Tak kalah dengan prestasinya di ganda campuran, prestasi Eddy Hartono di ganda putra ternyata jauh lebih mentereng. Ia tercatat pernah berduet dengan beberapa nama-nama besar seperti Hadibowo, Liem Swie King, Rudy Gunawan, hingga Richard Mainaky.
Namun duetnya bersama Rudy Gunawan bisa dibilang menjadi yang paling sukses di ganda putra. Kala itu, Eddy Hartono berhasil meraih medali perak Olimpiade bersama Rudy Gunawan setelah di final takluk dari pasangan Park Joo-bong/Kim Moon-soo dengan skor 11–15, 7–15.
Eddy Hartono juga menjadi bagian dari skuat bulutangkis Indonesia yang meraih gelar Piala Sudirman untuk kali pertama pada tahun 1989 dan Piala Thomas pada tahun 1994.
Sementara di itu di level SEA Games, bersama Liem Swie King dan Rudy Gunawan, Eddy Hartono sukses meraih medali emas di kategori individual pada tahun 1987, 1989, dan 1991.
Untuk level Super Series, Eddy Hartono/Rudy Gunawan berhasil meraih medali emas di kejuaraan All England pada tahun 1992, kemudian di World Grand Prix Finals 1990, serta gelar-gelar lainnya seperti di Indonesia Open, Thailand Open hingga Singapore Open.
1. Hariyanto Arbi
Lain Hastomo Arbi dan Eddy Hartono, lain pula Hariyanto Arbi. Legenda Indonesia kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 21 Januari 1972 tersebut memilih bermain di sektor tunggal putra mengikuti jejak kakak pertamanya, Hastomo Arbi.
Berada dalam bayang-bayang nama besar Hastomo Arbi, Hariyanto Arbi tetap sukses menunjukkan skillnya dalam mengolah si bulu angsa.
Meskipun tidak berhasil membawa pulang Piala Sudirman kembali ke Indonesia selama masih menjadi atlet, Hariyanto Arbi rupanya menjadi bagian penting dalam sejarah tim bulutangkis Indonesia merebut Piala Thomas empat kali beruntun.
Piala Thomas 1994, 1996, 1998 dan 2000 mungkin menjadi salah satu momen yang paling berkesan bagi Hariyanto Arbi. Apalagi di Piala Thomas 1994 dan 1996 dimana ia yang menjadi andalan Indonesia pada saat itu sampai rela menahankan cederanya dan bermain all out untuk membawa pulang trofi Piala Thomas tetap berada di pangkuan Tanah Air.
Prestasi hebat Hariyanto Arbi lainnya di turnamen beregu terjadi di Asian Game tahun 1994, di mana kala itu, ia berhasil meraih medali emas di ajang perseorangan dan beregu secara bersamaan di tahun itu.
Selanjutnya di gelaran SEA Games pun juga sama. Hariyanto Arbi menjadi bagian dari tim bulutangkis putra Indonesia merebut medali emas di tahun 1993 dan 1997.
Hariyanto Arbi juga berhasil menjadi Juara Dunia pada tahun 1995 usai mengalahkan wakil Korea Selatan, Park Sung-woo dalam pertandingan rubber game dengan skor 15-11, 15-8.
Terakhir, gelar-gelar Hariyanto Arbi di level Super Series juga sangat luar biasa, dimana ia berhasil meraih gelar juara All England sebanyak 2 kali pada tahun 1993 dan 1995 serta gelar-gelar lainnya di Japan Open, Singapore Open dan lain sebagainya.