Tak Pilih Indonesia, Pemain Singapura Asal Kediri Alami Kesulitan
INDOSPORT.COM – Pebulutangkis Singapura asal Kediri Ronald Susilo harus mengalami kesulitan dalam menjalankan kariernya setelah memutuskan untuk tidak memilih Indonesia.
Indonesia sendiri memang negara yang rajin mencetak atlet bulutangkis hebat, tidak heran jika setiap tahun selalu ada nama-nama potensial yang silih-berganti mengharumkan Merah Putih.
Sebut saja sosok seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Susy Susanti, Taufik Hidayat, hingga Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon yang kini menjadi penguasa ganda putra BWF.
Namun godaan penghasilan serta jaminan hari tua yang lebih menjanjikan, membuat beberapa atlet berbakat Tanah Air memutuskan untuk membela negara lain.
Singapura menjadi salah satu negara yang cukup royal dalam memberikan penghasilan serta pesangon kepada para atletnya.
Tidak heran jika pebulutangkis Indonesia banyak yang tertarik untuk membela negara berlogo bulan bintang itu, termasuk Ronald Susilo.
Nama Ronald Susilo mungkin tidak begitu dikenal, tetapi karena keputusannya untuk membelot dari Indonesia dan bergabung ke Singapura mungkin menjadi hal yang paling diingat.
Ronald Susilo merupakan pebulutangkis kelahiran 6 Juni 1979, Kediri, Jawa Timur. Ia memutuskan untuk pindah kewarganegaraan ke Singapura ketika masih berusia 19 tahun.
Bermain di bawah bendera Singapura, ia menjelma sebagai tunggal putra andalan dengan salah satu aksi heroiknya setelah mengalahkan Lin Dan di Olimpiade Athena 2004.
Beberapa gelar juara lain yang pernah ia raih bersama Singapura antara lain, Thailand Open 2003, Japan Open 2004, dan Luxembourg Open 2006.
Semenjak Ronald Susilo, belum ada pebulutangkis Singapura yang berhasil mengibarkan bendera mereka di Negeri Seribu Pagoda.
Meski menjadi salah satu pebulutangkis terbaik di Singapura, namun Ronald Susilo nyatanya harus mengalami kesulitan untuk menjadi yang terbaik di kancah internasional.
Bagaimana tidak, setelah 2004, Ronald Susilo tidak mampu meraih gelar juara bergengsi lagi. Dirinya kesulitan bersaing dengan wakil Asia lainnya, seperti Indonesia, China, dll.
Pada 2006, ia hanya mampu sampai babak perempatfinal dalam empat ajang berbeda, yakni Thailand Asian Satellite, Japan Open, Singapore Open, dan Aviva Open Singapore.
Sedangkan pada tahun selanjutnya, Ronald Susilo mampu sedikit meningkatkan pencapaiannya, yakni menembus babak semifinal di ajang Singapore Open Super Series 2007.
Pada 2008, Ronald Susilo tak mampu mempertahankan langkahnya pada tahun lalu. Pencapaian terbaiknya hanya melangkah hingga perempatfinal Indonesia Super Series 2008.
Saat itu, langkah pria yang kini berusia 40 tahun tersebut harus terhenti oleh wakil tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro (15-21, 12-21).
Setelah itu, nama Ronald Susilo bahkan tak lagi terdengar. Dirinya benar-benar kesulitan, mengingat ia lebih sering berkutat di babak kualifikasi pada periode 2009-2013.
Ronald Susilo kembali bangkit dari kesulitannya pada 2014 lalu. Saat itu dirinya seara mengejutkan mampu melangkah hingga babak semifinal di ajang Malaysia International Challenge.
Dirinya sempat menumbangkan wakil Indonesia Hardianto Kurniawan di babak 64 besar. Namun ketika berhadapan dengan Chun Seang Tan (Malaysia) di semifinal, ia harus tumbang.
Ini pun menjadi prestasi terbaik terakhirnya dalam karier bulutangkis seorang Ronald Susilo. Meski mengalami berbagai kesulitan, ia tetap mendapatkan satu tempat di hati masyarakat Singapura.