Ada Dari Indonesia, Tunggal Putri Badminton Dunia yang Memutuskan Pensiun Karena Cedera
INDOSPORT.COM - Termasuk wakil Indonesia, berikut para tunggal putri badminton dunia yang memutuskan pensiun karena alami cedera cukup parah.
Bagi seorang atlet termasuk di dunia badminton, musuh utama yang ditakuti saat bertanding tentu cedera. Bahkan tidak sedikit para pebulutangkis yang telah meraih berbagai gelar dunia, harus gantung raket akibat cedera yang diderita.
Beberapa nama terkenal di nomor tunggal putri badminton, pernah merasakan pahitnya cedera dan salah satunya menimpa unggulan Indonesia yang sempat digadang-gadang bakal menjadi penerus nama besar Susi Susanti.
Adalah Bellaetrix Manuputty, pebulutangkis tunggal putri kelahiran Jakarta pada 31 tahun silam tersebut pernah menjadi salah satu primadona bagi kalangan pecinta badminton Indonesia.
Namanya melejit usai meraih emas cabor bulutangkis tunggal putri SEA Games 2013 di Myanmar. Ia juga turut membawa Indonesia meraih perunggu di ajang Piala Sudirman 2015.
Namun sayangnya, Bellaetrix mulai jarang muncul setelah mengalami cedera parah, yakni Anterior Cruciate Ligament (ACL) selepas operasi di lutut kirinya sejak Piala Sudirman 2015.
Cedera tersebut membuat Bellaetrix absen lama (kurang lebih setahun) dari dunia bulutangkis. Bellaetrix sempat bangkit dan akan diturunkan pada Indonesia Open 2017, namun namanya tidak masuk dalam drawing dan kini dirinya dikabarkan telah pensiun dari dunia badminton.
Selain Bellaetrix Manuputty, masih ada beberapa tunggal putri dunia lain yang juga bernasib kurang beruntung dan memutuskan pensiun dari dunia badminton akibat cedera. Lebih lengkapnya, berikut INDOSPORT coba merangkum serta menulisnya.
Wang Lin
Nama pertama datang dari tunggal putri China, Wang Lin yang memutuskan pensiun di usia yang masih terbilang muda yakni 24 tahun pada 2013 lalu.
Peraih Kejuaraan Dunia 2010 serta Piala Sudirman tahun 2009 lalu tersebut, memutuskan pensiun setelah menderita cedera lutut yang berkepanjangan.
Mantan peringkat satu dunia BWF ini memang pernah mengalami robek ligamen lutut yang parah, saat bertanding melawan Maria Febe Kusumastuti di China Open tahun 2010 lalu. Meski sempat bangkit, namun di tahun 2013 ia merasa tidak kuat lagi menahan sakit sehingga memutuskan pensiun.
Maria Kristin Yulianti
Berikutnya, kembali dari tunggal putri Indonesia yang mengalami nasib kurang beruntung dan kini menimpa Maria Kristin Yulianti.
Maria Kristin Yulianti merupakan salah satu tunggal putri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Pebulutangkis asal Tuban tersebut berhasil mempersembahkan beberapa gelar prestisius sepanjang karir profesionalnya.
Salah satu pencapaian terbaiknya adalah mempersembahkan medali perunggu ketika bersaing di Olimpiade Beijing 2008 silam. Itu terjadi ketika dirinya menumbangkan wakil China, Lu Lan dengan skor 13-21, 21-13, dan 21-15.
Sayangnya, cedera lutut panjang memaksa Maria Kristin gantung raket pada 2012 lalu, dan kini dirinya memutuskan dan beralih menjadi pelatih di klub asalnya PB Djarum Kudus.
Wang Xin
Terakhir ada Wang Xin, tunggal putri China peraih tiga gelar bergengsi dunia badminton mulai dari Piala Sudirman, Uber Cup hingga Asian Games ini juga harus gantung raket akibat cedera kaki parah.
Wang Xin yang berhasil menjadi tunggal putri nomor satu dunia tahun 2010 lalu tersebut, telah berkutat dengan cedera sejak dari Olimpiade London 2012.
Meski sempat bangkit di tahun 2013, namun pemampilan Wang Xin tidak mengalami perbaikan hingga akhirnya ia memutuskan pensiun setelah kalah di round 2 ajang Denmark Open 2013.