Evaluasi Ganda Putra Indonesia Pasca Kejuaraan Dunia 2019: Kurang Tenang Bikin Gelar Hilang
INDOSPORT.COM - Berikut evaluasi ganda putra Indonesia pasca Kejuaraan Dunia bulutangkis 2019, di mana permainan yang kurang tenang membuat The Minions kehilangan kesempatan juara.
Dalam ajang kejuaraan dunia BWF 2019, memang ganda putra Indonesia berhasil juara lewat pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai menaklukan ganda putra asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 25-23, 9-21, dan 21-15.
Namun jika melihat rangking BWF yang ada, ganda putra peringkat satu dunia Marcus Gideon/Kevin Sanjaya seharusnya mampu melaju lebih jauh ketimbang terhenti di babak kedua.
Ganda putra berjuluk The Minions tersebut gagal melangkah ke babak selanjutnya setelah kalah oleh Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae asal Korea Selatan melalui rubber game 21-16, 14-21, dan 21-23.
Dengan kekalahan teresebut untuk ketiga kalinya Marcus Gideon/Kevin Sanjaya gagal merengkuh gelar juara di ajang kejuaraan dunia BWF, bahkan mereka belum sekalipun tampil di babak final sejak tahun 2017, atau pertama kali mereka berdua mentas di kejuaraan dunia sebagai pasangan ganda putra.
Jika melihat pertandingan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di babak kedua kejuaran dunia kemarin, terlihat jika ganda putra yang sejatinya diharapkan untuk menjadi juara tersebut kurang tenang dalam menghadapi tekanan ganda Korea Selatan.
Padahal pada gim pertama mereka sempat menang dengan skor 21-16, namun memasuki game kedua banyak kesalahan sendiri yang dilakukan Minions hingga Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae menang dengan angka 14-21.
Pada game penentuan, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae seperti berada diatas angin dan mampu mengintimidasi permainan dari Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, khususnya pada perolehan poin-poin penting. Pasangan Korea Selatan pun memastikan kemenangan usai menang 21-23 di rubber game.
Ketidak tenangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dalam melakoni pertandingan kemarin juga mereka ungkapkan sendiri setelah laga, di mana The Minions menyebut banyak melakukan kesalahan sendiri dan kurang tenang saat di poin-poin penting.
“Mereka bermain bagus sekali, nggak gampang mati sendiri. Kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Di poin-poin akhir kami kurang tenang dan banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata Kevin dilansir dari laman badmintonindonesia.
“Mereka banyak menekan kami, mereka nggak gampang mati. Kami banyak nggak siap, buru-buru. Mereka memperlambat tempo, jadi mengganggu mainnya,” ujar Marcus menambahkan.
Selain Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, hasil kurang maksimal juga diraih ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, di mana mereka terhenti di babak semifinal setelah ditaklukan rekan senegara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang jadi juara di akhir kompetisi.
Serupa dengan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ini pun mengaku kurang tenang dan merasa banyak tertekan sejak awal game.
Bahkan Fajar Alfian menyebut jika pengalaman Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan benar-benar membuat mereka kewalahan, khususnya saat memainkan rally panjang ataupun permainan netting.
“Secara keseluruhan kami memang tertekan. Di game pertama kami sempat leading 11-9 tapi akhirnya mereka bisa membalikkan keadaan. Kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Harusnya itu tidak boleh, tapi bola mereka benar-benar matang. Mereka itu mainnya taktis, pola permainan mereka beda dengan yang lain,” ujar Fajar.
“Pastinya belum puas karena permainan hari ini nggak bisa keluar semua. Kalau pun misalnya kalah juga, tapi permainannya keluar semua ya nggak masalah. Ini kalah dan permainan kami kurang maksimal,” tutur Rian.
Kesempatan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk melakukan revans pun cukup terbuka lebar, pasalnya kedua ganda putra tersebut akan saling sikut di ajang China Open 2019 yang berlangsung pada 17 hingga 22 September 2019 mendatang.
Namun sebelum ajang tersebut, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus lebih dulu membuktikan jika mereka siap melawan juara dunia dengan berjaya di ajang Chinese Taipei Open pada 3 hingga 8 September 2019.