Skuat Indonesia Saat Juara Piala Thomas 2002, Begini Nasibnya Sekarang
Piala Thomas 2018 akan digelar pada 20 Mei 2018 mendatang di Bangkok, Thailand. Tim Thomas Indonesia menjadi favorit juara pada gelaran ke-30 nanti.
Meski difavoritkan juara di beberapa edisi sebelumnya, Tim Thomas Indonesia masih tak mampu membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air. Bahkan, terakhir kali Indonesia membawa pulang Piala Thomas pada tahun 2002 lalu.
Saat itu, Tim Thomas Indonesia diperkuat oleh Marleve Mainaky, Taufik Hidayat, Hendrawan, Budi Santoso, dan Rony Agustinus di sektor tunggal. Sedangkan di sektor ganda, hanya ada lima orang yaitu Candra Wijaya, sigit Budiarto, Halim Haryanto, Tri Kusharyanto, dan Bambang Suprianto.
- Hasil Lengkap Wakil Indonesia di Turnamen China Masters 2018
- Ricky/Debby Batal Tampil di China Masters 2018, Ini Kata Pelatih
- Kevin/Marcus Masih Pimpin Daftar Penghasilan Tertinggi Tahun Ini
- Ternyata Kevin Sanjaya Pernah Main Film, Ini Buktinya!
- Membanggakan! 3 Wakil Indonesia Raih Gelar Juara di Finnish Open 2018
Kala itu, Indonesia berhasil merengkuh trofi Piala Thomas ke-13 dengan mengalahkan Malaysia 3-2 di partai final.
Kini, sudah 16 tahun berlalu sejak terakhir kali Indonesia merengkuh trofi Piala Thomas. Dan bagaimanakah nasih dari para pahlawan bangsa tersebut di tahun 2018 ini?
Berikut ini INDOSPORT merangkumnya.
1. Tunggal Putra Part 1
1. Marleve Mainaky
Setelah tak lagi berkiprah sebagai pemain bulutangkis, Marleve Mainaky memilih karier sebagai pelatih. Marleve yang merupakan peraih medali perak Asian Games 2002 menjadi pelatih tunggal putra di Pelatnas PBSI.
2. Taufik Hidayat
Setelah membantu Indonesia meraih Piala Thomas 2002, karier Taufik Hidayat terus meroket. Taufik menjuarai Olimpiade 2004, kejuaraan Dunia 2005, emas SEA Games 2007, dan gelar lainnya.
Setelah pensiun sebagai pebulutangkis, Taufik kini lebih fokus di dunia bisnis. Tepatnya ia mengelola Taufik Hidayat Arena yagn dibangun pada tahun 2012 lalu.
Taufik Hidayat juga kini terjun ke dunia politik. Taufik menjadi kader salah satu partai peserta pemilu 2019.
3. Hendrawan
Setelah pensiun sebagai pebulutangkis, mantan juara dunia tahun 2001 ini menekuni karier sebagai pelatih. Sempat melatih untuk Pelatnas PBSI, Cipayung pada sejak pensiun.
Kini Hendrawan masih melanjutkan karier sebagai pelatih, namun bukan di Indonesia. Hendrawan menjadi pelatih di negara tetangga, Malaysia.
Hendrawan menjadi salah satu aktor di balik gemilangnya penampilan Lee Chong Wei di berbagai kejuaraan.
2. Tunggal Putra Part 2
4. Budi Santoso
Hampir sama dengan pemain lain yang sudah pensiun, Budi Santoso juga terjun sebagai pelatih. Sejak tahun 2013 Budi Santoso bertugas di Pelatnas Cipayung.
5. Rony Agustinus
Rony Agustinus juga memutuskan untuk menjadi pelatih setelah pensiun. Rony adalah pelatih Tunggal Putri Malaysia yang sukses mengantarkan nama Goh Jin Wei dan Li Yingying menciptakan All Malaysian Final di World Junior Championship 2015.
Saat ini Rony diharapkan mampu membawa Tunggal Putri Malaysia berprestasi untuk menyaingi China di berbagai kompetisi bulutangkis.
3. Ganda Putra
1. Candra Wijaya
Peraih medali emas olimpiade Sydney 2000 ini pada akhir tahun 2017 lalu mengikuti jejak Taufik Hidayat. Candra membuka sebuah tempat untuk bermain bulutangkis.
Tempat itu diberi nama Candra Wijaya International Badminton Center.
2. Sigit Budiarto
Sigit Budiarto, selain berprestasi sebagai pemain, juga berprestasi sebagai pelatih. Sigit dikenal sebagai pencetak generasi penerus bulutangkis Indonesia di sektor tunggal putra.
Salah satu anak asuhnya adalah Kevin Sanjaya. Bahkan, banyak orang beranggapan permainan Kevin Sanjaya mirip seperti Sigit Budiarto.
3. Halim Haryanto
Setelah pensiun sebagai pebulutangkis, Halim Haryanto juga menjadi pelatih. Bedanya, Halim Haryanto memilih untuk melatih di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
4. Tri Kusharjanto
Tri Kusharjanto kini masih bermain di turnamen kategori U-40. Ia juga memiliki anak bernama Rehan Naufal Kusharjanto yang mengikuti jejaknya sebagai pebulutangkis.
5. Bambang Suprianto
Bambang Suprianto juga menekuni karier sebagai pelatih usai pensiun. Ia merupakan pelatih kepala tunggal putri PP PBSI di Pelatnas Cipayung. Ia memiliki tugas berat untuk mencetak generasi tunggal putri yang berprestasi.