INDOSPORT.COM – Tiga legenda bulutangkis yang mengkritik tim Indonesia dan PBSI usai mencatatkan sejarah miris dengan nol medali di Asian Games 2022.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dkk mencatatkan hasil yang sangat buruk di Asian Games 2022 di nomor beregu maupun perorangan.
Ya, Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah gagal meraih satu pun medali di cabang olahraga (cabor) bulutangkis di Asian Games.
Hasil ini sekaligus menjadi sorotan tajam beberapa legenda bulutangkis Indonesia seperti Luluk Hadiyanto, Yuni Kartika hingga Greysia Polii.
Luluk Hadiyanto yang merupakan legenda di sektor ganda putra menyindir keras PBSI yang harusnya sudah paham mengenai sistem pembinaan atlet junior dan senior.
Selain itu ada Greysia Polii bak menyindir PBSI usai tim Korea Selatan kala itu berhasil meraih medali emas di nomor beregu putri Asian Games 2022.
Untuk lebih lengkapnya, berikut tim INDOSPORT mencoba mengulas lebih dalam komentar Luluk Hadiyanto, Greysia Polii dan Yuni Kartika usai tim Indonesia cetak nol medali di Asian Games 2022.
Luluk Hadiyanto
Luluk Hadiyanto merupakan mantan partner Alvent Yulianto yang pernah gemilang menyabet medali perunggu Olimpiade Anheim 2005 hingga medali perak Asian Games 2006.
Legenda bulutangkis yang saat ini berusia 44 tahun itu berhasil meraih berbagai gelar juara seperti Thailand Open, Korea Open hingga Indonesia Open.
Sementara itu, Luluk Hadiyanto turut menyoroti panas kegagalan tim bulutangkis Indonesia dan PBSI yang gagal meraih satu pun medali di Asian Games 2022.
“Strategi pemain ke sebuah turnamen menjadi faktor krusial. Para pemain Indonesia sebelum Asian Games 2022 dipaksa mengikuti China Open dan Hong Kong Open. 3 kejuaraan beruntun membuat pemain kelelahan dan jenuh luar biasa.”
“Saya rasa PBSI sudah tahu sistem pembinaan usia muda sampai senior yang baik karena sebelumnya PBSI sudah mampu melewati hal itu. Dengan catatan mereka mau mendengar dan membina dengan nilai-nilai yang ada dalam olahraga,” kata Luluk, dilansir Antara.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom