INDOSPORT.COM - Putri Kusuma Wardani menumbuhkan harapan baru di sektor tunggal putri bulutangkis Indonesia setelah tak ada satu pun dari seniornya yang menembus 10 besar dunia.
Pada bulan Februari lalu bulutangkis Indonesia sempat dikejutkan dengan keputusan PBSI untuk menggantikan Fitriani dengan pebulutangkis junior, Putri Kusuma Wardani, dalam skuat bulutangkis putri Indonesia di Badminton Asia Team Championships 2020.
PBSI ketika itu memang tengah dibuat bingung setelah Fitriani melempem dan tidak siap secara mental. Hal ini seperti diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti.
Putri pun datang di saat yang tepat karena ia merupakan salah satu pebulutangkis putri muda paling menjanjikan di Indonesia saat ini.
Penampilan Putri KW terbilang tak mengecewakan. Diturunkan dalam pertandingan kontra Filipina kontra Sarah Joy Barredo, ia berhasil menang dalam dua game langsung dengan skor 21-19, 21-14.
Sayang, laju dari tim bulutangkis putri Indonesia di gelaran Badminton Asia Team Championships 2020 hanya mencapai babak perempatfinal usai kalah dari Jepang dengan skor 0-3.
Putri Kusuma Wardani atau yang akrab disapa Putri KW diyakini merupakan penerus sejati dari legenda hidup Indonesia, Susy Susanti. Anggapan ini tak berlebihan, sebab pebulutangkis 17 tahun itu telah menunjukkan pencapaian yang luar biasa di usia muda.
Ungguli Senior
Berbeda dengan senior-seniornya terdahulu yang selalu gagal memenuhi ekspektasi, Putri KW memiliki modal yang lebih lengkap untuk menjadi penyelamat sektor tunggal putri Tanah Air.
Kemampuannya menembus Pelatnas 2020 adalah bukti bahwa dirinya bukan bakat sembarangan. Berdasarkan statistik, Putri KW merupakan pebulutangkis tunggal putri paling baik.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Instagram akun @badminstat, Putri KW sepanjang 2019 yang telah bermain di 36 pertandingan, berhasil memenangi 27 di antaranya dan hanya kalah sembilan kali.
Presentase kemenangan 75 persen (27-9) milik Putri ini jauh melampaui senior-seniornya. Fitriani yang sukses juara di Thailand Masters 2019 nyatanya hanya berhasil memenangi 18 pertandingan dan kalah 22 kali. Rasio kemenangannya hanya 45 persen.
Apalagi Gregoria Mariska yang sepanjang 2019 telah bermain di 34 pertandingan dan hanya mampu menang 13 kali, sedangkan 21 pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan.
Dengan hasil demikian, rasio kemenangan seorang Gregoria Mariska sepanjang 2019 hanya sekitar 38,2 persen saja. Sementara andalan PBSI lainnya, Ruselli Hartawan (19 menang - 17 kalah), juga memiliki rekor yang cukup timpang di banding Putri KW.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom