INDOSPORT.COM - Berikut ini merupakan cerita dari pembalasan dendam berujung manis mantan pebulutangkis tunggal putra andalan Indonesia Taufik Hidayat.
Nama Taufik Hidayat bakal selalu dikenang oleh publik bulutangkis Indonesia karena turut mengharumkan nama bangsa di pentas dunia.
Taufik Hidayat lahir pada 10 Agustus 1981 silam di Bandung, Jawa Barat, Indonesia dari pasangan Aris Haris (ayah) dan Enok Datilah (ibu).
Talenta Taufik di dunia bulutangkis telah terlihat sejak kecil. Bakat Taufik yang dianggap masih bisa dipoles, membuatnya dimasukan ke klub SGS Elektrik Bandung.
Seiring bergulirnya waktu, performa Taufik terus meningkat perlahan. Pada level junior saja dirinya mampu meraih beragam gelar kejuaraan nasional.
Kehebatan permainan Taufik, membuatnya bisa masuk ke Pelatnas PBSI pada 1996 silam. Sebab pada saat itu, Taufik tengah dipersiapkan jadi penerus tunggal putra Indonesia.
Nama Taufik mulai diperhitungkan kala tampil di Kualifikasi Indonesia Open 1996. Kerja keras Taufik mulai terlihat saat mengikuti ajang tersebut.
Meski bisa masuk ke Pelatnas PBSI, akan tetapi Taufik mengakui sangat berat dalam menjalani latihan. Apalagi dirinya saat itu merupakan atlet junior.
Sebab pada era tersebut, Taufik masih dibawah bayang-bayang nama besar seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hendrawa, hingga Joko Suprianto.
Sehingga tiap ada pemain junior, pasti akan sangat sungkan terhadap nama-nama besar tersebut. Namun semua itu berhasil Taufik lewati dengan luar biasa.
Kendati begitu, ada hal menarik yang bisa diketahui bersama oleh para penggila bulutangkis tanah air perihal kiprah Taufik.
Sebab, Taufik mengaku sempat dikerjai oleh para senior yang telah lebih dulu berkilau di pentas internasional dalam membawa nama harum Indonesia.
Dalam sejumlah kesempatan Taufik kerap dihardik hingga diledek ketika dirinya menyentuh mobil para senior yang dibeli dengan hasil menang kompetisi.
Atas penuturan para seniornya itu, ternyata tak membuat Taufik minder. Malahan Taufik menyimpan dendam guna ditunjukkan ke seniornya kalau dirinya bisa.
Sampai pada akhirnya Taufik bisa menjawab cibiran dari para seniornya terdahulu dengan datang ke Pelatnas Cipayung mengendarai mobil Toyota Alphard.
Artinya dendam Taufik berujung manis dan hasil dari hardikan serta ledekan para seniornya itu membuat mantan pebulutangkis nomor satu dunia terpacu untuk sukses.
Puncaknya Taufik sukses merengkuh medali emas Olimpiade 2004 Athena, Kejuaraan Dunia 2005 (Anaheim), Thomas Cup, Asian Games, dan sederet gelar lainnya.
Taufik pun menikah dengan Ami Gumelar pada 2006 silam dan kini telah dikaruniai dua buah hati bernama Natarina Alika Hidayat dan Nayutama Prawira Hidayat.
Kabar terakhir tentang Taufik Hidayat ialah namanya kembali disebut dalam sidang suap dana hibah KONI dengan mantan Menpora Imam Nahrawi, awal Maret 2020.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom