INDOSPORT.COM - Ada sebuah kisah menarik dari mendiang Syed Modi, seorang pebulutangkis muslim India yang wafatnya begitu tragis karena dibunuh.
Selain itu Syed Modi juga pernah meraih perunggu pada ajang Asian Games 1982 silam. Alias posisinya berada di bawah tunggal putra andalan Indonesia Liem Swie King (perak).
Terlahir dengan nama lengkap Syed Mehdi Hassan Zaidi pada 1962 silam di India, ternyata hadir ke dunia dengan kondisi ekonomi keluarga yang sulit.
Beruntung kakak-kakaknya begitu sayang padanya. Sehingga biaya pendidikan untuk Seyd Modi terus digelontorkan karena mereka berharap sang adik bisa membanggakan keluarga suatu saaat nanti.
Syed Modi sudah sejak kecil menekuni olahraga bulutangkis ini. Berkat ketekunannya yang begitu gigih, perlahan mulai terlihat hasilnya.
Pada usia 14 tahun, Syed Modi sukses menjadi juara Badminton nasional junior India. Sang ibu pun sangat senang mendengar hal tersebut lewat saluran radio.
Perlahan tapi pasti, Syed Modi terus menunjukan performa yang meningkat. Pada 1976 Syed Modi dilatih oleh PK Bhandari hingga 1982.
Lantaran pada tahun tersebut, Syed Modi ditarik untuk membela Timnas Bulutangkis India dan dilatih oleh Dipu Ghosh. Fasilitas penunjang pun disiapkan.
Hasilnya berbagai turnamen kejuaraan telah dimenangkan Syed Modi. Austrian International (1983 dan 1984), medali emas Commonwealth Games (1982), hingga perunggu Asian Games (1982).
Pada saat momen Asian Games 1982 silam itu, tunggal putra andalan Indonesia Liem Swie King merengkuh medali perak setelah kalah dari wakil China Han Jian di babak final.
Asmara Amburadul Berujung Dibunuh
Performa Syed Modi di dunia bulutangkis mulai menurun pada 1987 hingga 1988. Hal tersebut tak lepas dari kisah asmara rumah tangga yang amburadul.
Syed Modi yang beragama islam jatuh cinta pada Ameeta Kulkarni (tunggal putri dan beragama hindu) saat keduanya masuk pelatihan nasional bulutangkis India.
Keluarga Ameeta, yang golongan orang kaya, sempat menentang jalinan asmara mereka. Terlebih Syed Modi merupakan keluarga kurang mampu.
Cinta memang membuat insan manusia bisa gelap pemikiran. Syed dan Ameeta pun nekat untuk melangsungkan pernikahan. Masalah pun muncul.
Hubungan keduanya retak diduga ada orang ketiga, yakni Sanjay Singh. Padahal Sanjay kala itu diketahui telah menikah dan memiliki dua anak.
Bahkan Syed menuduh Ameeta pernah berhubungan intim dengan Sanjay. Lantaran Syed tak mengakui kehamilan Ameeta, yang menjadi istrinya kala itu.
Pada Mei 1988 silam, Ameeta melahirkan anak perempuan yang bernama Hindu Aakanksha. Akan tetapi dua bulan setelahnya Syed dibunuh orang tak dikenal.
Hal itu terjadi pada 28 Juli 1988, dimana Syed (kala itu berusia 26 tahun) selesai latihan dan keluar dari Stadion KD Singh Babu, Lucknow untuk pulang tiba-tiba ditembak.
Meninggalnya Syed menjadi sorotan publik India. Bahkan pihak kepolisian menduga kalau kematian Syed tak lepas dari Ameeta dan Sanjay. Namun keduanya tak bisa diadili karena kekurangan bukti.
Nama Syed Modi Diabadikan
Usai sang suami wafat, Ameeta dikabarkan oleh media setempat akan menikah dengan Sanjay. Bahkan istri Sanjay yang mengetahuinya turut menuntut kala mengajukan gugatan cerai.
Sebagai penghormatan, nama Syed diabadikan ke dalam sebuah turnamen bertajuk “All India Syed Modi Badminton Championship” yang diselenggarakan setiap tahun di kota Lucknow, India.
Pada 2004 turnamen tersebut berubah nama menjadi "Syed Modi International Challenge", dan sejak bulan Desember 2009 menjadi "Syed Modi Grand Prix".
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom