INDOSPORT.COM - Tjun Tjun menjelma sebagai salah satu legenda bulutangkis Indonesia di era tahun 70-an, dengan salah satu catatan gemilangnya di Denmark Open.
Pebulutangkis terbaik Indonesia akan kemabali melanjutkan kiprahnya di kejuaraan bulutangkis Denmark Open 2019 yang akan dimulai pada 15 Oktober mendatang.
Wakil-wakil terbaik tanah air seperti Anthony Ginting hingga pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon akan coba melanjutkan supremasi pendahulu mereka seperti Rudy Hartono dan pasangan Johan Wahjudi/Tjun Tjun.
Khusus untuk nama terakhir, Tjun Tjun, apa yang telah diraihnya di Denmark Open pada era tahun 70-an adalah sesuatu yang sangat layak untuk kembali disamai wakil-wakil Indonesia saat ini.
Karena bukan hanya mampu menyabet gelar juara, tetapi Tjun Tjun mampu melakukannya di nomor ganda putra bersama Johan Wahjudi dalam tiga tahun berturut-turut.
Termasuk ketika dua gelar didapatnya dalam satu gelaran Denmark Open tahun 1974 dan dirinya juga juara di nomor ganda campuran, bersama Regina Masli.
Tjun Tjun Ganda Putra Pertama
Bersama Johan Wahjudi, Tjun Tjun adalah pasangan ganda putra pertama (juga ganda lainnya) Indonesia yang mampu meraih gelar juara di Denmark Open, yakni terjadi di gelaran Denmark Open tahun 1972.
Tak berhenti sampai di situ, dua tahun berturut setelahnya, gelar juara di nomor ganda putra juga sukses kembali dibawa Johan Wahjudi/Tjun Tjun ke tanah air.
Bahkan seperti disinggung di atas, pada Denmark Open 1974, Tjun Tjun yang juga bermain di nomor ganda campuran bersama Regina Masli, sukses membawa pulang gelar juara.
Capaian pria bernama asli Liang Chun-sheng tersebut meraih dua gelar juara di satu gelaran Denmark Open tersebut, hingga kini belum pernah disamai lagi oleh wakil-wakil Indonesia di turnamen berlevel BWF World Tour Super 750 itu.
Di luar capaian luar biasanya di Denmark Open, di dunia bulutangkis internasional, Tjun Tjun mampu menorehkan tinta emas untuk Indonesia dengan berbagai gelarnya.
Mulai dari medali emas di ASEAN Games 1977, Kejuaraan Asia 1976, Thomas Cup (1973, 1976 dan 1979), hingga gelar juara dunia di tahun 1977.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom