INDOSPORT.COM - Seto Mulyadi, atau akrab disapa Kak Seto, mencoba memberikan masukan soal keputusan PB Djarum yang telah menghentikan audisi beasiswa bulutangkis mulai tahun 2020.
Sekadar informasi, PB Djarum sudah memulai program beasiswa bulutangkis sejak 2006 silam. Setelah lebih dari satu dekade program itu berjalan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan teguran kepada PB Djarum soal eksploitasi anak.
Teguran itu mengacu pada regulasi Peraturan Pemerintah nomor 192 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
Logo PB Djarum yang selama ini tersemat pada anak-anak peserta audisi maupun penerima beasiswa dinilai telah melanggar aturan tersebut karena identik dengan rokok.
"Orang sering tanya kok tidak dari dulu KPAI bertindak? Ibaratnya ini seperti orang yang tiba-tiba bangun tidur dan sadar, oh iya ini salah, terus mau meluruskan tetap dinilai salah?" ujar Seto Mulyadi kepada INDOSPORT.
"Jadi boleh anak-anak nanti jadi perokok-perokok terus? Karena sejak dibiarkannya iklan, sponsor, promosi rokok ini memang peningkatan jumlah perokok ini tinggi sekali," sambungnya lagi.
Seto Mulyadi khawatir brand image rokok yang tersemat dalam diri anak-anak penerima beasiswa bisa mempengaruhi psikologis mereka.
"Sekarang pemerintah tinggal memberdayakan semua industri, semua perusahaan, semua BUMN. Cobalah itu dilibatkan untuk membangun serta membina atlet-atlet muda," pungkasnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom