Mengenal Perkatin, Induk Olahraga Tradisional Katapel Indonesia yang Sudah Diakui Kemenpora
INDOSPORT.COM – Perkatin (Persatuan Katapel Tradisional Indonesia) merupakan induk olahraga tradisional katapel yang menaungi seluruh komunitas Katapel di Tanah Air.
Bisa dibilang, Perkatin adalah penggagas yang berhasil membuat permainan lawas tersebut resmi menjadi bagian dari cabang olahraga di Indonesia.
Sebagai informasi, pada tanggal 18 Agustus 2020 katapel sudah resmi dijadikan sebagai cabang olahraga nasional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, serta telah mengantongi SK.
Resminya permainan katapel sebagai olahraga nasional ini sontak menambah semangat baru bagi para pegiat katapel dalam melestarikan salah satu warisan leluhur ini.
Supriadi, ketua Perkatin secara eksklusif menceritakan tentang sejarah berdirinya Perkatin kepada awak INDOSPORT, pada Selasa (07/06/22).
Pada saat diwawancarai oleh tim INDOSPORT melalui sambungan telepon, pria Betawi yang akrab disapa Pitung Hood itu menjelaskan bahwa Perkatin resmi berdiri pada 24 Februari 2019.
Dikatakan Supriadi, kala itu dirinya tengah berkumpul dan bersilaturahmi dengan rekan-rekannya yang tergabung ke dalam sanggar pencak silat di bilangan Tangerang, Banten.
Kemudian, terlontar celetukkan dari salah satu rekannya untuk menggelar kompetisi olahraga tradisional lainnya.
“Awalnya kita bersilaturahmi dan berdiskusi untuk kegiatan sanggar silat kami ke depannya. Lalu, salah satu teman saya mengusulkan untuk membuat suatu acara yang mengangkat permainan tradisional,” pungkas Supriadi alias Pitung Hood kepada INDOSPORT, Selasa (07/06/22).
Dari situlah tercetus ide untuk membuat kompetisi Katapel. Lebih lanjut dijelaskan Pitung Hood, bahwa dirinya dan tim langsung tancap gas mempersiapkan acara tersebut.
1. Mengenal Perkatin, Induk Olahraga Tradisional Katapel Indonesia
Mulai dari persiapan konsep sampai pencarian peserta, semua rampung hanya dalam kurun waktu dua minggu saja.
Selang dua minggu tepatnya pada 24 Februari 2019, acara kompetisi katapel pertama di Indonesia tersebut pun berlangsung dengan lancar.
“Walaupun persiapan hanya 2 minggu, tetapi di event pertama kita tersebut berhasil mengumpulkan sekitar 87 peserta dari wilayah Jabodetabek dan Bandung,” jelas Supriadi atau yang biasa disapa Pitung Hood.
Hari bersejarah itu dijadikan Pitung Hood dan rekan-rekan seperjuangannya sebagai hari lahir asosiasi Perkatin.
Event pertama Perkatin yang pada saat itu berlangsung di Lapangan Galapuri, Ciledug, Tangerang, Banten, dibuat sederhana dengan mengandalkan kaleng susu bekas sebagai target dari bidikan peluru.
Pascakompetisi katapel tersebut digelar, seiring berjalannya waktu semakin banyak para peserta yang membentuk komunitas katapel dan tentunya berada di bawah naungan Perkatin.
Total sebanyak 50 komunitas katapel tersebar di 12 provinsi yang berada di tanah air. Beberapa di antaranya yaitu komunitas Katapel Depok yang bermarkas di Margonda, Depok.
Lalu ada juga komunitas Kimpul Kuning asal Parung Serab, Ciledug, Tangerang.
Kemudian terdapat pula komunitas Katababe (Ketapel tanjung barat bersatu) dari Jakarta Selatan, dan masih banyak lagi di beberapa wilayah Indonesia.
Pitung Hood menambahkan bahwa masing-masing komunitas pun memiliki jadwal latihan yang berbeda.
“Jadwalnya beda-beda di setiap komunitas. Ada yang di malam sabtu dan malam minggu, ada juga yang di pagi hari. Jadwalnya tidak menentu,” imbuhnya.
Belum lama ini, Perkatin juga ikut serta dalam perhelatan POTRADNAS (Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional) di Bangka Belitung.
Dari kejuaraan tersebut, salah satu anak didik dari komunitas yang digawangi oleh Perkatin berhasil membawa pulang piala.
Kantor pusat Perkatin sendiri pun berlokasi di jalan pinang, Ciledug, Tangerang, Banten.
Adapun jika ingin bergabung ke Perkatin, syarat yang pertama ialah sesuaikan dengan domisili tempat tinggal, kemudian pilih komunitas naungan Perkatin yang markasnya berada dekat dengan lokasi tempat tinggal.
Seolah memudahkan para pegiat katapel, dijelaskan Pitung Hood bahwa Perkatin juga menyediakan Ketapel untuk dipinjamkan.
“Saya berharap agar olahraga katapel di Indonesia bisa semakin diperluas dan tetap dilestarikan. Selain itu, semoga olahraga tradisional ini bisa menjadi ajang prestasi,” tutup Supriadi alias Pitung Hood.