Uang Tak Berseri, Ambisi Arab Saudi Bangun Sirkuit F1 Termegah di Dunia
INDOSPORT.COM - Arab Saudi menyatakan diri siap untuk menjadi tuan rumah ajang Formula 1 (F1) untuk pertama kalinya tahun depan. Arab Saudi kini disebut tengah mempersiapkan sebuah sirkuit mewah untuk gelaran balapan jet darat tersebut.
Arab Saudi yang rencananya akan menggelar balapan di sirkuit jalan raya kota Jeddah, masuk dalam draf kalender yang terdiri dari 23 seri balapan yang telah diserahkan kepada tim.
Kota Jeddah merupakan kota terbesar kedua di Arab Saudi akan menjadi arena balapan sementara hingga sirkuit yang khusus di bangun di Qiddiya yang terletak satu jam perjalanan dari ibukota Riyadh selesai di bangun.
Diketahui sejak 2019 lalu, CEO F1 yakni Chase Carey dan asisten bidang komersial, Sean Bratches telah banyak mengunjungi Saudi selama masa off season. Rencana ambisius Arab Saudi yakni untuk membuat kota hiburan besar di Qiddiya yang juga menjadi lokasi sirkuit megah F1.
Bos F1 memang nampaknya sejak lama telah berniat untuk bekerja sama dengan Arab saudi agar balapan ketiga F1 di negeri Timur Tengah bisa digelar. Rencana gelaran F1 di Arab Saudi tahun depan bahkan sudah memancing reaksi positif sejak tahun lalu.
Harga saham F1 bereaksi positif terhadap berita tersebut: setelah baru-baru ini merosot sebanyak lima persen lalu kembali naik tiga persen. Kesepakatan hak siar televisi dengan Middle Eastern Middle East Broadcasting (MBC) juga dinilai sangat menguntungkan.
F1 dan MBC diketahui meneken kontrak selama lima tahun untuk menyiarkan balapan F1 ke 22 negara di wilayah berbahasa Arab dengan nilai kontrak sebesar USD50 juta atau setara Rp733 miliar.
Arab Saudi diketahui pertama kali memasuki F1 pada tahun 1977 sebagai mitra Williams, dan Mansour Ojjeh adalah pemegang saham utama di McLaren serta memiliki Grup TAG.
1. Kemewahan Sirkuit F1 Arab Saudi
Terletak sekitar satu jam dari Riyadh, Qiddiya terletak di daerah pegunungan dan dengan demikian cocok untuk berbagai aktivitas. Bekerja sama dengan Test and Training International, konsultan balapan dunia yang dipimpin oleh mantan pembalap F1 Alexander Wurz.
Rencananya adalah untuk menciptakan sirkuit kelas dunia yang mampu menampung semua kategori FIA hingga F1. Namun, keterlibatan Wurz dalam proyek ini dianggap melampaui dari sekadar untuk mendesain sirkuit.
Menurut sumber, sirkuit itu akan menjadi fasilitas terpanjang dan paling spektakuler di dunia. Secara keseluruhan, panjang putaran sirkuit Arab Saudi akan melebihi 7,004 kilometer, lebih panjang dari Sirkuit Spa-Francorchamps di Belgia yang saat ini menjadi yang terpanjang di F1.
Beberapa fitur unik dan radikal sedang direncanakan, seperti mobil yang akan lewat di bawah akuarium yang diterangi dan pola bintang biduk yang dibuat mirip dengan trek sirkuit tersebut.
Tahun lalu, laporan media menunjukkan bahwa Grand Prix Arab Saudi pertama dapat diselenggarakan pada tahun 2021. Namun, mengingat besarnya proyek secara keseluruhan, hal tersebut dianggap sulit terealisasi.
Sebuah sumber yang mengetahui situasi tersebut menyatakan bahwa 2022 akan menjadi grand prix paling awal yang dapat digelar di Arab Saudi. Qiddiya sendiri tahun depan akan menjadi tuan rumah dimulainya reli Dakar dunia.
Dengan demikian, dalam tiga tahun, Arab Saudi dapat menjadi tuan rumah ajang balap Dakar, Formula E di jalanan Diriyah di Riyadh, dan Formula 1, setelah sebelumnya dianggap tak berminat pada olahraga balap internasional.