Tak Tahu Formula E, Warga Jakarta Berharap Pemerintah Bisa Bertanggung Jawab
INDOSPORT.COM - Wacana Jakarta menjadi tuan rumah ajang balap internasional Formula E sempat memantik kehebohan, utamanya perihal besar anggaran yang harus dikeluarkan Pemerintah DKI Jakarta untuk menggelarnya.
Namun meski begitu, nyatanya belum banyak warga Jakarta yang mengetahui tentang rencana tersebut. Bahkan untuk sekadar tahu adanya balapan berlabel Formula E saja, banyak yang belum tahu.
Hal itu setidaknya bisa terlihat ketika INDOSPORT coba menemui beberapa warga Jakarta yang ada di wilayah Monas, lokasi yang disebut-sebut akan menjadi lokasi awal mula balapan Formula E Jakarta.
Dari beberapa warga Jakarta dari berbagai usia dan gender yang INDOSPORT temui, tak satupun yang mengetahui tentang rencana tersebut.
Hamonnangan Ricky misalnya, pria 27 tahun itu mengaku tak tahu sama sekali tentang rencana Pemerintah DKI Jakarta menggelar Fomula E. Bahkan dirinya pun tak tahu ada olahraga balap Formula E.
"Formula E itu yang apa ya, baru tahu," ungkap Ricky kepada INDOSPORT.
Setelah dijelaskan lebih jauh mengenai Formula E yang akan digelar di Jakarta, Ricky pun merespons positif, melihat skala event yang bersifat internasional itu.
"Menurut saya bagus, selama yang positif. Selain itu karena event nasional, menjadi kesempatan buat Indonesia, barang kali ada beberapa dari kita (pembalap) yang bisa mewakili tampil," ungkap pria yang gemar bersepeda itu.
Ditemui terpisah, warga Jakarta lainnya, Debby, juga menyambut positif gelaran Formula E yang bersifat internasional. Menurutnya, Formula E bisa menjadi event yang bagus untuk menarik wisatawan asing datang ke Indonesia.
"Kalau orang luar negeri datang ke sini bagus buat (pendapatan) negara," kata wanita berdarah Ambon itu.
Dana Besar untuk Formula E
Namun respons bebeda-berbeda keluar dari warga Jakarta yang ditemui INDOSPORT saat tahu besaran anggaran yang diwacanakan untuk menggelar Formula E di Jakarta. Pendapatnya beragam, ada yang setuju, ada pula yang dengan tegas menolak.
Fahmi salah satunya. Pria yang sehari-hari bekerja di Monas sebagi penjaga penyewaan motor listrik menilai anggaran yang diwacanakan hingga lebih dari Rp1 triliun itu tidak masuk akal. Terlebih jika seluruhnya keluar dari anggaran Pemerintah DKI Jakarta.
"Tidak masuk akal, besar sekali. Kalau menggunakan anggaran DKI Jakarta, sayang sekali. Mending buat masyarakat yang kurang. Karena di DKI masih banyak yang membutuhkan dana sebesar itu," terang pria 24 tahun tersebut.
Namun berbeda dengan pendapat Hamonnangan Ricky yang menilai bahwa angka Rp3,3 triliun menjadi masuk akal dengan besarnya event Fomula E. Dirinya membandingkan dengan MotoGP Lombok yang akan dihelat di Indonesia tahun 2022. Dana yang tak sedikit juga harus dikeluarkan pemerintah untuk menjadi tuan rumah event tersebut.
"Tapi kalau melihat jenis balapannya, menurut saya wajar-wajar saja. Karena memang klasifikasi balap mobil yang seperti ini mahal komponennya."
"Karena bukan hanya yang sekelas Formula 1 atau Formula E ini, yang diadakan di Lombok saja, MotoGP bisa miliaran lebih. Yang penting ada pertanggungjawaban Pemerintah (Provinsi) sebagai penyelenggara," tegasnya.
Pertanggungjawaban Pemerintah yang jelas juga ditekankan Debby. Baginya, asal ada pertimbangan matang, uang boleh keluar banyak asal ada hal positif yang didapat. Meski dirinya juga berharap, tak sepenuhnya anggaran untuk Formula E keluar dari kas Pemerintah.
"Seperti Asian Games juga keluar uang banyak, namun juga ada hal positif buat negara. Harus dipertimbangkan betul-betullah antara Gubernur dan semuanya. Kalau bisa sih cari sponsor jangan pakai dana pemerintah sepenuhnya," tutupnya.