x

4 Alasan Valentino Rossi Sebaiknya Segera Pensiun

Senin, 5 Juni 2017 17:04 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
Valentino Rossi.

Valentino Rossi belum sekalipun meraih kemenangan dari enam seri balapan MotoGP yang sudah berlangsung. Ia pun kini kalah pamor dari rekan setim barunya, Maverick Vinales yang kini kokoh di posisi puncak klasemen sementara.

Sudah berusia 38 tahun dan berkecimpung di MotoGP sejak 17 tahun silam, belum ada tanda-tanda The Doctor hendak pensiun. Ia masih berkutat dalam persaingan merebut gelar juara dunianya yang ke-8.

Baca Juga

Valentino Rossi.

Namun dengan koleksi prestasinya yang mampu menarik banyak penggemar fanatik dan membuat balapan MotoGP menarik, INDOSPORT telah merangkum empat alasan yang bisa dipertimbangkan Rossi untuk segera pensiun mengaspal di balapan motor kelas premier ini.

Bukan hanya sekedar melihat performanya, tetapi ada peluang emas lain yang bisa ditekuni Rossi untuk berkontribusi di dunia balapan.


1. Konsistensi yang Menurun

Valentino Rossi dan Maverick Vinales di balapan GP Italia 2017.

Valentino Rossi belum mencicipi satu kali pun podium teratas di musim balap MotoGP ini. Setelah tiga balapan yang dilaluinya dengan berakhir di posisi kedua dan ketiga, Rossi memuncaki klasemen sementara.

Namun di seri balapan keempat, ia terjatuh di lap terakhir dan gagal mendulang poin. Pembalap Italia ini pun langsung turun dari puncak klasemen. Dan kini, ia berada di peringkat tiga klasemen, di bawah Maverick Vinales dan Andrea Dovizioso.

Rossi pun kini dipertanyakan konsistensinya, apakah ia bisa meraih gelar juara dunia kedelapannya lagi dengan 12 balapan tersisa di musim ini.


2. Punya Tim Sendiri

Andrea Migno, pembalap di tim Valentino Rossi.

Selain akademi, The Doctor juga melebarkan usahanya dengan memiliki tim sendiri di arena Moto2 dan Moto3, yakni Sky Racing Team by VR46. Tim Moto3-nya berdiri sejak 2014 dan Moto2 mulai membalap di musim ini.

Rossi membawahi pembalap Nicolo Bulega dan Andrea Migno di Moto3 dengan motor KTM RC 250 GP, sementara Francesco Bagnaia dan Stefano Manzi membalap di Moto2 dengan motor Kalex. Pada balapan di Italia yang berlangsung Minggu (04/06/17), Migno sukses meraih kemenangan di Sirkuit Mugello.

"Ini hari yang luar biasa karena kami sangat bangga dan senang untuk Migno, karena mereka membuat pekerjaan hebat. Saya tak menangis, tetapi emosional. Saya bilang padanya 'selamat, kami sangat bangga'. (Kemenangan ini juga sangat berharga bagi tim)," tutur Rossi.

Melihat suksesnya tim yang diasuhnya, Rossi bisa mulai memikirkan untuk membangun tim MotoGP sendiri. Gagasan ini bukannya tiba-tiba, tetapi datang dari Presiden Dorna sendiri, Carmelo Ezpeleta. Ia memastikan akan memberikan jaminan tempat untuk tim Rossi di MotoGP nantinya.

"Carmelo bilang ke saya bahwa ia sangat senang jika saya punya tim di MotoGP. Saya juga sangat senang, jadi terima kasih untuk Carmelo, tapi saat ini kami belum berencana karena kami belum cukup besar. Juga, gagasan saya adalah untuk membantu pembalap muda Italia, jadi Moto3 dan Moto2 sudah cukup," kata pembalap 38 tahun ini, dikutip dari Motorsports pada Selasa (16/05/17) lalu.


3. Fokus dalam Mencetak Pembalap Muda Berbakat

Valentino Rossi dan anak didiknya, Franco Morbidelli.

Selain menapaki karier emas sebagai pembalap MotoGP, Valentino Rossi juga mengembangkan sayap dengan mendirikan akademi bagi para pembalap muda yang dinamainya VR46 Riders Academy. Tujuannya, ia ingin membagikan ilmunya kepada para pembalap bertalenta untuk mencetak juara-juara dunia berikutnya dari Italia.

Salah satu contoh anak didiknya yang sukses saat ini adalah Franco Morbidelli. Pembalap 22 tahun ini adalah rider tim EG 0,0 Marc VDS. Morbidelli memimpin klasemen Moto2 dengan koleksi 113 poin.

Pembalap Moto2, Franco Morbidelli.

Morbidelli tercatat telah memenangkan empat dari enam balapan Moto2 yang telah berlangsung di musim ini. Karena potensinya tersebut, Bos Marc VDS pun menjanjikan satu tempat di MotoGP musim depan apabila Morbidelli memenangkan kejuaraan dunia tahun ini.

"Buat saya, jelas jika kami menang kejuaraan maka kami harus menawarkan salah satu motor MotoGP padanya. Ini adalah filosofi piramida yang kami buat dengan tim Moto3 dan pembalap muda kami di Spanyol. Ini sama halnya dengan yang kami lakukan pada Tito (Rabat)," tutur Michael Bartholemy.

Melihat kesuksesan ini, bukan tak mungkin Rossi akan mencetak juara-juara dunia baru lainnya jika ia benar-benar fokus dalam mendidik para talenta baru.


4. Menjajal Balapan Lain

Pembalap Yamaha, Valentino Rossi dalam konferensi pers.

Memasuki usia 38 tahun, Valentino Rossi bukan lagi di usia emas seorang atlet pada umumnya. Apalagi kini ia berpasangan dengan pembalap muda, Maverick Vinales, yang tampil bersinar di awal musim balap ini.

Legenda balapan 500 cc, Kevin Schwantz, pun memprediksi Rossi akan pensiun dari MotoGP pada akhir musim jika Vinales mengalahkannya habis-habisan. Sang juara dunia tujuh kali ini juga pernah bilang ingin menjajal kompetisi lain yang belum pernah ia kuasai.

"Rossi berkata dia ingin membalap di Le Mans (balap ketahanan 24 jam), dan melakukan hal lain yang belum pernah ada dalam daftar prestasinya. Ia sudah mempersiapkan diri. Apakah saya berpikir ia akan pensiun akhir musim ini jika dibabat Maverick dari minggu ke minggu? Bisa saja," tutur Schwantz pada Motorsport, Selasa (25/03/17).

Jika benar ingin mencicipi balapan lain, sebaiknya Rossi segera mewujudkannya. Seperti misalnya ia mengaku senang membalap motocross. Namun jika ia menunggu semakin lama untuk beralih ke lintasan lain, tingkat kebugarannya akan semakin menurun dan lebih berisiko cedera.

Valentino RossiMotoGPMovistar YamahaMotoGP 2017

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom