Balapan Dramatis Si Juara Dunia F1 Pertama di GP Italia
Giuseppe Farina merupakan pembalap dari tim Alfa Romero. Dirinya satu tim dengan pebalap handal asal Argentina, yakni Juan Manuel Fangio. Keduanya merupakan rekan setim sekaligus rival pada gelaran Formula 1 pertama kali tahun 1950
Jika saat ini Formula 1 menghadirkan 21 seri, maka jumlah seri Formula 1 saat itu hanya menghadirkan 7 seri balapan saja. Tak jarang para pembalap saling sikut untuk bisa menjadi juara dunia.
Media saat itu sedikit menyangkan Farina dan Fangio berada dalam satu tim di Alfa Romeo. Meski demikian, tak sedikit pula media yang menganggap kedua memang pas berada dalam satu tim, karena kualitas mesin Alfa Romeo saat itu memang terbaik.
Prosesi penyerahan gelar juara dunia Formula 1 kepada Farina
Setelah bertempur pada 6 seri Formula 1 1950, Farina dan Fangio harus bertarung untuk memperebutkan gelar juara dunia di GP Italia. Tapi tidak hanya Farina dan Fangio, satu pebalap lainnya ‘nyelip’ diantara persaingan Farina dan Fangio.
Datang ke sirkuit Monza, Farina mencoba untuk mengambil kesempatan untuk bisa menjadi juara dunia di negaranya sendiri. Sebuah kesempatan untuk mencatatkan namanya dalam lembar sejarah Formula 1.
Bagaimana cerita bersejarah Farina di GP Italia 1950? Redaksi INDOSPORT bercerita ringan tentang seri balapan pamungkasi di tahun 1950 tersebut.
1. Persaingan 3 Pembalap Alfa Romeo
Seri Italia merupakan balapan pamungkas. Persaingan ketat di ajang Formula 1 pertama kali dalam sejarah, dialami oleh tiga pembalap dari satu tim, yakni Alfa Romeo.
Selain Fangio, saingan Farina lainnya adalah Luigi Fagioli. Pembalap asal Italia itu malah lebih difavoritkan menjadi saingan Fangio dalam perebutan gelar juara dunia pertama kali Formula 1. Perolehan poin yang ketat dari ketiganya membuat seri Italia sangat dinanti penggemar balapan era itu.
Giuseppe Farina sesaat sebelum memulai balapan di GP Italia 1950.
Beberapa syarat ketat untuk meraih gelar juara dunia Formula 1 menghantui Farina. Perbedaan empat poin mengharuskan Farina harus menjuarai seri Italia dengan syarat Fangio tidak mendapatkan poin. Saat itu Fangio mengoleksi 26 poin, sedangkan Fagioli 24 poin dan Farina 22 poin.
Nasib Farina tergolong baik, karena dua saingannya tersebut mendapatkan hal yang tak diinginkan dalam sejarah hidup mereka.
2. Memulai Pertarungan Ketat dengan Ascari dari Posisi Ketiga
Tanda-tanda Fangio akan memenangkan balapan sudah terlihat sejak babak kualifikasi. Fangio menempati pole position dengan catatan waktu 1 menit 58,6 detik. Peringkat kedua ditempati oleh pembalap Ferrari, Alberto Ascari.
Farina yang mendapat posisi start ketiga harus berjuang melewati Ascari. Pada saat balapan dimulai Fangio dengan superior memimpin balapan. Pertarungan ketat malah terjadi antara Farina dengan Ascari.
Pembalap Ferrari itu tidak memberikan celah sedikit pun kepada Farina untuk bisa mendahului. Ascari seperti punya dua misi pada balapan itu. Selain mendapat poin di tanah kelahirannya, Derby Italia antara Alfa Romeo dan Ferrari turut memberikan persaingan.
Ascari membawa misi pabrikan, yakni Ferrari harus mampu menyelinap ke persaingan dua Alfa Romero. Sambil berharap Fangio terjungkal, Ascari terus menutup peluang Farina menyelinap mendekati Fangio.
3. Fangio Alami Rusak Mesin, Farina Juara Dunia
Farina tampaknya sudah mempelajari celah dari Ascari. Dalam satu kesempatan, Farina langsung menyodok ke posisi kedua. Misi selanjutnya Farina adalah menjuarai seri Italia, seri balapan di tanah kelahirannya sendiri.
Farina dengan telaten terus mengejar posisi Fangio yang mencatatkan fastest lap pada putaran ke-7. Persaingan keduanya tak terelakkan. Fangio yang ingin menjadi juara dunia, tak mau membuat kesalahan dalam setiap tikungan. Farina terus menempel sembari berharap Fangio melakukan kesalahan.
Mobil Fangio mengalami kerusakan mesin di lap 34.
Doa Farina akhirnya terwujud. Pada lap 34, sebuah kesialan menimpa Fangio. Mobil Alfa Romeo yang digebernya mengalami kerusakan mesin. Mobil Fangio menjadi ngebul dengan asap dari kap mesinnya.
Alhasil, Fangio harus menepi di tikungan sirkuit Monza. Farina pun melaju bebas di sisa lap balapan. Pembalap yang lahir di Turin itu akhirnya mampu melahap 80 lap dengan torehan waktu 2 jam 51 menit 17,4 detik peringkat kedua ada duo Ferrari, yakni Ascari dan Dorino Serafini.
Tambahan 8 poin sudah cukup membawa nama Farina bertengger di puncak klasemen akhir pembalap Formula 1 edisi perdana.
Farina yang saat itu berusia 44 tahun mematahkan prediksi media yang lebih menjagokan Fangio. Dengan kemenangan tersebut, Farina menyabet gelar juara dunia pertama kali di negara kelahirannya. Pertarungan dramatis sepanjang seri balapan tahun 1950, berakhir dengan kisah manis Farina dalam sejarah Formula 1.